Judul: Garis Waktu
Penulis: Fiersa Besari
Penerbit: Mediakita
Terbit: 2016
Tebal: 212 halaman
Penulis: Fiersa Besari
Penerbit: Mediakita
Terbit: 2016
Tebal: 212 halaman
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu.
Maka, ikhlaskan saja kalau begitu.
Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.
***
Buku yang pertama kali ku beli karena menaksir covernya. Simple, yet catchy. Sebelumnya belum pernah mendengar nama penulisnya, ternyata (setelah sedikit kepo) sepertinya adalah seorang musisi. Alasan kuat lain membeli buku ini karena berisi kumpulan sajak sehingga bisa dibaca kapan pun dan dari bagian mana pun. Awal-awal membaca lembaran buku ini terasa biasa saja, di sepertiga
bagian terakhir baru menemukan *feeling* membaca tulisannya Bung :3
"Jika kita berjodoh, walaupun hari ini dan di tempat ini tidak bertemu, kita pasti akan tetap dipertemukan dengan cara yang lain."Bukan, bukannya tidak tertarik dengan roman jatuh hati, hanya saja lebih tertarik pada bagian menyembuhkan luka. I can't say "Hai! Apa kabar?" lightly to certain someone, membuat seseorang (baca: diri sendiri) gagal move on. Pukpuk diri sendiri. Wkwkk.
"Jangan memikat jika kau tak berniat mengikat."See? Don't get impressed easily. Orang yang baik kepadamu mungkin juga baik kepada semua orang. Jangan delusional.
"Lagi-lagi imajinasi menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu. Sementara realitas? Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari."
"Sadarkah bahwa Tuhan mengujimu karena Dia percaya dirimu lebih kuat dari yang kau duga? Bangkit. Hidup takkan menunggu."
"Lambat laun ku sadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya."
I think I must stop here, before I copy-paste the whole book :p Singkatnya, buku ini bisa membuatmu senyum-senyum sendiri di suatu halaman dan membuatmu membiru di halaman yang lain. Brace your heart. Buku ini menyuguhkan perjalanan, ya, perjalanan menghapus luka.
Salam dari orang yang senang bermain-main dengan luka; mengoreknya tepat kala ia beranjak kering, membiarkannya kembali basah, lalu menikmati sakitnya :')