Penulis: Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, Novie Ocktaviane Mufti
Salah satu hal tersulit yang dihadapi oleh seorang manusia adalah perubahan, baik perubahan di lingkungan, orang lain, maupun diri sendiri. Sebab, perubahan itu seringkali tidak disadari, juga tanpa persiapan. Segalanya seperti tiba-tiba saja terjadi, saat kita semua sibuk menjalani hari demi hari.
Tidak ada yang tetap dan menetap. Waktu bergerak. Benih bertumbuh. Air mengalir. Hidup bergulir layaknya segala sesuatu yang kita kenal. Kebahagiaan, ketenangan, kegelisahan, keresahan, kekhawatiran, dan perasaan-perasaan, semuanya turut bertumbuh.
Hari ini kita akan melatih kepekaan, melihat kembali jejak perjalanan yang telah dilewati, meneliti lagi jalan yang membentang di depan, mendengarkan ulang kata hati dan nasihat-nasihat, meraba perasaan-perasaan kita yang semakin samar.
Ada begitu banyak hal berharga yang kadang terlewati begitu saja, ada kebahagiaan yang kerap kita lupa mengenalinya, dan ada kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu repot-repot kita bawa.
Ada banyak hal yang luput tak tercatat, ada banyak hal yang terlupa karena tidak sempat kita abadikan. Akan kita ingat lagi: apa-apa yang sudah terjadi, apa-apa yang tengah kita lewati, dan apa-apa yang akan kita hadapi-dengan satu harapan, semoga semuanya menjadi rasa syukur.
***
Sudah cukup lama punya buku ini, sempat dibawa dalam beberapa perjalanan pun, baru selesai dibaca dalam
reckless journey bulan lalu. Tidak mudah menyelesaikan buku yang terbilang padat ini dalam waktu singkat, terlebih bagi yang tengah memasuki fase QLC, menghadapi keresahan dalam berbagai bentuk.
Penulis-penulis buku ini aktif di laman biru tua Tumblr pada masanya. Seperti pernah membaca beberapa tulisan sebelumnya, salah satu yang paling diingat
trisula-nya satriamaulana. Sebelumnya juga ternyata pernah dengar podcast subjective-nya iqbalhariadi. Setiap penulis punya warna tulisannya masing-masing.
"Kamu tahu, apa yang paling menarik sekaligus melegakan dari sebuah perjalanan bertumbuh? Kamu tidak sendirian."
Buku ini terbagi dalam lima sub poin ciri-ciri orang bertumbuh, yakni:
- Bangun pagi.
Dia memiliki cita-cita untuk dicapai setiap hari.
- Fokus pada tujuan hidupnya.
Bukan pada "apa" atau "yang mana" jalannya, melainkan bagaimana cara menjalaninya.
- Tidak iri dengan pertumbuhan hidup orang lain.
Alih-alih, dia ikut senang dan bahagia apabila ada orang lain yang meraih keberhasilan—dan justru terinspirasi untuk menjadi versi dirinya yang lebih baik.
- Banyak bersedekah.
Dia semakin menyadari bahwa apa yang dimilikinya—entah harta, waktu, atau energi—bukanlah miliknya sendiri.
- Semakin bertambah keimanan, ketakwaan, dan rasa syukur.
Dia semakin mengenal siapa dirinya, untuk apa dia diciptakan, dan ke mana dia akan pulang.
Semangat bertumbuh kepada kalian sekalian. Lapangkan pendengaran, ruang pemahaman. Lantas bersedia untuk berjuang, bersedia untuk lelah. Jangan menyerah. Semoga kita dimampukan untuk mengelola setiap keadaan.
"Ada jarak yang harus ditempuh oleh orang-orang yang sedang bertumbuh—jarak yang jauh antara hati dan pikirannya sendiri."
"Ada yang lebih penting daripada mengikuti passion, yaitu menjadi bermanfaat. Pastikan bahwa setiap pilihanmu adalah manfaat—dunia akhirat."