01.11.2013
Bukan sesuatu yang mudah ngejar kuliah sesi dadakan, apalagi baru tau H-2 jam dan sedang berada cukup jauh dari kampus. Panik. What a shocking day. Tapi alhamdulillah masih sempat ikut kuliah Pemrograman Berbasis Webnya, sayang kalau bolos sesi kuliah ini, nanti bingung tugasnya mau diapain. Makasih ya Allah. Untung dapet bisnya cepet, aku baru tau ada jarkom ganti sesi itu jam 11.38, sedangkan kuliah mulai jam 13.30. Baru bisa bernapas lega pas udah ada di dalam Lab, beberapa menit sebelum absen dimulai. Ternyata bapaknya salah mindah tanggal kuliah sebelumnya, makanya jadi sesi dadakan gitu. Oke skip.
Tadi pagi ke INDOCOMTECH 2013 di JCC bareng Dwi. Jam 10 pagi baru berangkat. Lumayan lama nunggu bis tj di shelter Bidara Cina. Fyi, kalau mau ke JCC dari Bidcin naik jurusan PGC turun di BNN, transit ke Cawang BNN trus naik jurusan Grogol turun di shelter JCC Senayan. Tinggal jalan sedikit sampai deh ke JCC. Ga terlalu lama, kira-kira 45 menit sampai dengan kondisi jalan normal (ga terlalu macet :D)
Pamerannya masih sampai tanggal 3 November besok. Kalo Jumat-Minggu HTMnya Rp 15.000. Lumayan dapet bonus kartu Brizzi, isi Rp 5000 katanya. Jadi, sekarang bisa tinggal tempel kartu di gerai yang ada logo Brizzinya :v
Karena tragedi sesi dadakan, aku baru sempat masuk di gerai Erafone. Liat-liat gadget, nyoba-nyoba, trus karna Dwi sudah menemukan incarannya dia antri dan aku nemenin. Ke pameran niatnya emang liat-liat aja sih, belum ada yang kepengen dibeli, kecuali ATIV Tab 5 atau 7. Mesti nabung cukup banyak dulu kalau mau beli yang itu. Sekalian nunggu harganya turun *eh. Hahaha.
Ke pameran kayak gini nih kalian harus punya prinsip, jangan mudah tergoda. Gilak. Diskonnya gede-gedean cuy. Bahkan ada gadget yang diskon sampai Rp 2.000.000. Bikin ngiler lah pokoknya. Tapi apa boleh buat hatiku udah terpaut di ATIV Tab 7. Jadi aku cukup kuat iman menahan godaan gadget lain. Hahaha. Kalaupun nanti beli bakal ngincer yang Dual SIM lah kayaknya. Mungkin :v
Orang-orang udah pada pakai gadget semua, tapi aku ngerasa belum terlalu perlu sih. Iya sih komunikasi makin gampang, apa-apa mereka jadi tenggelam dalam buaian aplikasi chatting macam line, kakaotalk, whatsapp dan kawan-kawannya. Tapi ya aku pribadi masih belum pengen ikut tenggelam bareng mereka. Setuju sama kata dosen Prancis (Perancangan dan Analisis Sistem) ku, jadi semacam kontradiksi gitu, selama ini belajar mendalami teknologi tapi membatasi diri dalam memakai teknologi.
Agak-agak ganggu juga sih menurutku punya aplikasi sosmed sebanyak itu. Aku yang punya whatsapp aja sekarang males ku update lagi. Selain ganggu, boros baterai pula. Saban hari ngecas. Hemat energi dong guys. Aku masih suka hape yang ini, bisa 2-3 hari sekali baru ngecas. Kalau emang perlu ya cukup sms atau kalau penting ya telpon. Emang itu kan hakikatnya fungsi handphone? Yang penting bisa sms sama telpon. Menurutku cukup.
Emang sih agak-agak gimana gak punya gadget, jadi kurang gesit dapet informasi, terlebih kalau urusan email. Saat apa-apa serba diberitau lewat email, rasanya pengen punya juga. Aplikasi-aplikasi kecenya juga bikin mupeng. Tapiii, untuk sekarang mesti menahan diri dulu. Hidup kamu itu di dunia nyata, sadar, bukan di dunia maya. Jangan sampai teknologi mengubah orientasi hidup kamu.
Apa-apa update status. Kalo laper, ya cari makan lah. Hello. Update status ga bikin kamu kenyang. Move dong. Atau itu ngode seseorang? Kalo sakit, bukannya update status, ke dokter trus beli obat, case closed. Atau itu mau cari perhatian seseorang? Hello. Wake up. Ini dunia maya. Kamu ga tau yang mana yang pure tanpa rekayasa, yang mana yang modus tingkat dewa. Jangan mudah percaya di dunia yang satu ini. Catet.
Gunakan sosmed seperlunya. Gunakan dengan bijak. Ga perlu show up mode on terus kan. Ga semua orang pengen tau apa yang kamu lakukan. Filter. Jangan bentar-bentar update status. Coba deh liat komik pendek The Social Media Generation. Jangan sampai segitunya juga kali ya.
Miris. Kalau ketemuan di suatu acara kumpul-kumpul bukannya saling ngobrol satu sama lain, tapi masing-masing malah sibuk 'ngobrol' dengan gadgetnya. Miris. Generasi muda itu ibaratnya pilar negara, kalau mau menghancurkan negara bisa kali ya, cukup dengan 'merusak' generasi mudanya. Jadi, gunakan teknologi dengan bijak ya guys. Setiap teknologi dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan pasti punya 'harga' yang harus dibayar sebagai dampaknya. Kita ga tau, mana tau ada konspirasi besar yang sedang bekerja dalam suatu teknologi yang sedang beredar.
Kita harus cerdas memakai teknologi. Jangan sampai kecanduan akut. Pernah baca suatu artikel, katanya bisa mengumpulkan informasi flu melalui tweet.
Emang ga bisa dipungkiri setiap teknologi punya Cost and Benefitnya. Jadi ya sebagai konsumen teknologi mesti pinter-pinter memanfaatkannya. Jadilah konsumen yang cerdas. Setuju?
Gunakan sosmed seperlunya. Gunakan dengan bijak. Ga perlu show up mode on terus kan. Ga semua orang pengen tau apa yang kamu lakukan. Filter. Jangan bentar-bentar update status. Coba deh liat komik pendek The Social Media Generation. Jangan sampai segitunya juga kali ya.
Miris. Kalau ketemuan di suatu acara kumpul-kumpul bukannya saling ngobrol satu sama lain, tapi masing-masing malah sibuk 'ngobrol' dengan gadgetnya. Miris. Generasi muda itu ibaratnya pilar negara, kalau mau menghancurkan negara bisa kali ya, cukup dengan 'merusak' generasi mudanya. Jadi, gunakan teknologi dengan bijak ya guys. Setiap teknologi dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan pasti punya 'harga' yang harus dibayar sebagai dampaknya. Kita ga tau, mana tau ada konspirasi besar yang sedang bekerja dalam suatu teknologi yang sedang beredar.
Kita harus cerdas memakai teknologi. Jangan sampai kecanduan akut. Pernah baca suatu artikel, katanya bisa mengumpulkan informasi flu melalui tweet.
"Real-time information like tweets are becoming a popular source of public health information"Masih dikaji sih algoritmanya. Tapi ya, kebayang ga misalnya informasi yang kita tebar di sosmed jadi sumber informasi orang lain dengan atau tanpa persetujuan kita? Orang bisa dengan mudahnya kan mengumpulkan informasi? Kalau niatnya baik sih gapapa, tapi kalau niatnya buruk? Itulah makanya disini aku sedikit menekankan jangan terlalu show up. Lakukan filtering juga kalau mau menebar informasi. Cuma ngasih saran sih. Hehehe.
Emang ga bisa dipungkiri setiap teknologi punya Cost and Benefitnya. Jadi ya sebagai konsumen teknologi mesti pinter-pinter memanfaatkannya. Jadilah konsumen yang cerdas. Setuju?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar