Judul : Nagareboshi: Music Under the Crescent Moonlight
Penulis : Rei Shiori
Penerbit : DIVA Press
Tahun : 2013
Tebal : 449 halaman
Harga : Rp 15.000,- (Islamic Book Fair 2014)
Sinopsis:
“Musik itu tidak bisa berbohong, kan ?”
***
Ketampanan, kekayaan, serta kepopuleran Lima Bintang tidak mampu membuat Yui Chander menaruh perhatiannya kepada merek, kecuali satu hal: musik. Fakta bahwa lima sepupu yang merupakan cucu dari pendiri Estelle Academy itu bisa bermain musik membuat Yui rela melakukan duel piano tertutup melawan Hoshi, salah satu anggota Lima Bintang.
Bagaimana mungkin Yui yang seorang pemain flute melakoni duel piano?
Namun siapa sangka jika permainan Yui mampu memukau seluruh murid Estelle Academy, hingga mulai membuatnya menuai perhatian dari Lima Bintang.
Perlahan namun pasti, jati diri Yui yang sebenarnya pun terungkap, mulai dari latar belakang keluarganya, kepintarannya, juga masa lalunya. Kenyataan yang membuat Lima Bintang tak mampu menolak pesona gadis cuek itu.
Alunan nada kisah didalamnya menyatu padu dalam senyuman, kekaguman, bahkan kebahagiaan masing-masing tokoh, membuat komedi romantis bersetting Jepang yang penuh dengan adegan kocak ini begitu sayang untuk dilewatkan.
Review:
Tertarik beli awalnya gara-gara sinopsis di atas yang cukup menarik perhatian, berhubung aku suka novel yang berbau-bau musik (re: apalagi ada kata-kata piano) dan jejepangan. Selain itu juga karena dapet harga miring di book fair :D Covernya juga lumayan, suka desain langit malam plus crescent moonnya, mengingatkanku pada sesuatu. Hmm.
Review:
Tertarik beli awalnya gara-gara sinopsis di atas yang cukup menarik perhatian, berhubung aku suka novel yang berbau-bau musik (re: apalagi ada kata-kata piano) dan jejepangan. Selain itu juga karena dapet harga miring di book fair :D Covernya juga lumayan, suka desain langit malam plus crescent moonnya, mengingatkanku pada sesuatu. Hmm.
Seperti yang udah kalian baca di sinopsisnya, novel ini bercerita tentang Yui dengan Lima Bintang. Lima sepupu keluarga Estelle. Hesper, Hoshi, Astley, Parveen, Kahoku. Dinamai Lima Bintang karena nama mereka mengandung arti bintang pada bahasa yang berbeda.
Bahasa novelnya ringan, lumayan menghibur, lucu, koplak. Ada aja tingkah tokohnya yang ajaib. Apalagi diantara lima bintang itu. Rasa-rasanya yang normal cuma Hesper sama Astley, tapi mereka kadang ikutan melakukan hal absurd yang membuat imej mereka minus di mataku :p
Baca novel ini tu berasa baca komik romance. Seorang cewek yang diperbutkan lima orang flower boys dengan karakter berbeda, ya, semacam itulah. Kesannya biasa aja sih, tapi aku tetep bertahan membaca adegan demi adegannya sampai selesai. Kadang ada adegan yang agak membingungkan, entah akunya aja kali ya yang kurang nangkep atau kurang fokus, soalnya mulai bacanya di perjalanan udara Jakarta-Banjarbaru.
Dari awal aku udah bisa nebak sih akhirnya Yui sama siapa. Ah, Yui itu karakter yang paling kusuka dalam novel ini. Dengan segala kelebihan yang dia punya, dia tetep low profile. I like it. Cuek tapi sebenernya peduli. Kayaknya golongan darahnya A deh *eh. Untuk tokoh Hoshi kebalikannya, argh, keliatan begonya, dalam hati membatin, arti kata-kata gitu aja masa ga ngerti? Bikin skeptis plus ilfil. Hahaha.
Bagian paling membingungkan itu di halaman 442. Siapa sih pria yang dimaksud lagi di Wina, Austria? Penasaran. Apa novel ini bakal ada kelanjutannya? Mungkin iya kali ya. Menggantung banget endingnya.
Anyway, menemukan beberapa kesalahan penulisan dalam novel ini, sayangnya ga bisa menyebutkan di halaman berapa, padahal udah ngasih tanda pas baca, tapi tandanya hilang -_- Trus aku yakin ada baca nama Kahoku yang ditulis Kahaku, coba deh tekan Ctrl+F mbak/mas editor. Hehehe. Mungkin bisa diperbaiki dicetakan berikutnya.
Agak terganggu sama kata seruan 'Dong!'nya. Kadang bikin bingung. Mending ga usah deh menurutku. Soalnya pembaca bisa otomatis punya sinyal 'Dong!' sendiri dalam otaknya ketika dia menemukan suatu petunjuk/clue dari apa yang dia baca. Just my opinion.
Satu lagi, di novel ini banyak lirik-lirik lagu bahasa jepang yang ga ku mengerti. Yang aku tau cuma lagu terakhir, Yui-Skyline. Sisanya ngawang. Hahaha. Keliatannya penulisnya suka lagu-lagu jepang. Begitulah. Tapi kalo dipikir-pikir ya, ini kan musiknya doang, maksudnya permainan instrumen aja, kok ada liriknya? Ini sih yang sempat terlintas. Hehehe.
Oke sekian reviewnya, maaf kalau ada yang kurang berkenan. Sekali lagi ini murni hanya opini saya. Sebagai penutup, ada quote yang bagus dari novel ini.
Tak peduli berada di mana, pada akhirnya kita tetap melihat matahari yang sama, kan?
notetomyself: setelah 'crawling' dari halaman ke halaman, mulai dari blog DeeplyHeart ternyata penulisnya orang Kalsel juga. Wah. Trus lebih tua satu tahun aja lagi dan dia udah bisa nerbitin novel sendiri, kamu kapan?
kalo suka buku jepang, bisa baca Rouge ni Naritai tuh... satu penerbit juga hehehe
BalasHapusokee, makasih rekomendasinya, nanti deh kalo sempat nyari :3
BalasHapusLagi pengen nulis review buku ini, ternyata sudah ada yang nulis duluan, hehe. Kalau saya kayaknya ngga bisa objektif deh, coz kenal dengan penulisnya, wkwk. Salam dari banua (^_^)
BalasHapusWah salam kenal mbak :))
BalasHapusHehe kadang saya juga kurang objektif kok mbak, nulisnya lebih sering sesuka hati :v
Adakah versi pdf?
BalasHapusga punya versi pdf-nya
Hapus