Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.
Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.
Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.
Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.
Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.
***
Baru pertama kali ikut PO om Tere Liye. Hari itu (17/10) pukul 00.00 sudah stand by mantengin salah satu toko buku online yang melayani PO. Koneksi internet hari itu kurang yahud, sampai minta tolong saudari di Lamandau sana yang mesenin. Saking khawatirnya kehabisan. Besok paginya liat eh ternyata masih ada. Terlalu bersemangat memang wkwkk. Efek habis ikut PO Ika Natassa masih kebawa-bawa.
Covernya ga terlalu menarik. Mostly, beli karena ini bukunya Tere Liye. Buat yang belum pernah baca karya Tere Liye, sangat disarankan don't judge a book by its cover. Setelah baca ceritanya, bisa dibilang buku ini masuk kategori 'must have'. Still, masih kurang paham kenapa covernya hanya sepasang sepatu. Ceritanya sangat jauh dari hanya sepasang sepatu. Covernya mungkin bisa dibuat lebih menarik lagi om, kayak Matahari. I love its cover, yet, I haven't read that book. Masih berniat pengen baca dari Bumi-Bulan soalnya, cuma belum nemu pinjeman :x
Kembali ke Tentang Kamu. Jika kamu mengira buku ini ber-genre romance, kamu salah. Buku ini menawarkan lebih dari itu. Diceritakan seorang pengacara, Zaman Zulkarnaen, harus menelusuri kehidupan kliennya untuk mencari ahli waris dari harta warisan yang jumlahnya bisa menyaingi kekayaan Ratu Inggris. Kliennya bernama Sri Ningsih. Seorang wanita asal Indonesia, tapi berpaspor Inggris.
Zaman menelusuri kehidupannya, bahkan sejak lahir 70 tahun yang lalu. Dari Pulau Bungin hingga Paris. Beruntung masih ada yang mengingat kisah wanita itu. Seorang wanita yang pantas diingat dan patut diambil pelajaran. Kesabarannya, kerja kerasnya, baik hatinya, kegigihannya. Sedikit lega ini hanya kisah fiksi. Sungguh Sri Ningsih seorang wanita yang tangguh. Walupun fiksi, om Tere Liye mengaitkan dengan berbagai peristiwa penting yang memang terjadi di masa itu, seperti pemberontakan PKI, peristiwa Malari, bahkan euforia pernikahan Lady Diana dan Pangeran Charles.
Sweet moment ketika karakter Hakan Karim mulai muncul. Ah, memang cinta lebih penting diwujudkan dalam tindakan daripada sekedar kata-kata yang melesat di udara. Sri Ningsih, wanita yang merasa hitam, gempal, dan pendek pun bertemu jodohnya setelah merantau jauh, jauh ke belahan bumi lain. But still, mesti tetap aware ketika ingin memiliki keturunan di usia yang sulit. Sungguh menyedihkan di bagian ini. Pikirkan lagi ya, career first or married first.
Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya. - hlm 257
Tidak ada komentar:
Posting Komentar