CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 06 April 2019

Aroma Karsa

Judul: Aroma Karsa
Penulis: Dee Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka
Terbit: 2018
Tebal: 724 halaman

Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.

Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.

Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.

Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.

Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.

***

Sudah lama sekali tidak menyentuh karya Dee. Pun hanya mengecap Madre dan Perahu Kertas sekitar 6-7 tahun yang lalu. Sampai sekarang belum menguatkan diri menyelami seri Supernova-nya, khawatir tenggelam gagal paham :p

Pertama kali disuguhi buku setebal ini menciutkan selera membaca seketika. Membaca bab-bab awal pun terasa membosankan, saraf olfaktori belum tune in dengan dunia aroma. Seiring perkembangan karakter, makin lama makin dibuat candu, menagih, terlebih saat petualangan mencari Puspa Karsa dimulai; dibuat tidak beranjak.

Bagi yang suka fantasi mungkin cocok dengan buku ini, melatih imajinasi dengan kadar yang sulit ditakar, menguji kepekaan indra penciuman. Tidak habis pikir penjabaran aneka aroma yang dijejalkan. Terselip dongeng berlatar sejarah, ditambah sentuhan Bahasa Jawa kuno. Tidak sepakat romansa Jati-Suma tidak terkesan vulgar :p Haha.

Plot twist endingnya patut diacungi jempol. Sempat terkena efek samping; dibuat penasaran dengan Gunung Lawu, apakah benar mistis dan menyimpan sejarah yang tak tertulis dimana pun. Tulisan Dee terkesan apik dan kaya akan riset. Menarik dengan diksi yang tidak lazim.
"Badanmu ringan. Pikiranmu yang berat." - hlm. 624

Tidak ada komentar:

Posting Komentar