CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 31 Januari 2016

Hujan

Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang perpisahan
Tentang melupakan
Tentang hujan

***

Pertama kali mengira novel ini kumpulan prosa. Ternyata keliru, sangat keliru. Haha. Novel ini menceritakan seorang Lail yang ingin melupakan hujan. Dia sangat menyukai hujan. Sebagian besar hal-hal penting dalam hidupnya terjadi saat hujan. Lantas, mengapa dia ingin melupakan hujan?

Ruangan 4 x 4 meter persegi, Elijah sang paramedis, dan kita para pembaca kemudian diajak menyaksikan kisah hidupnya sedikit demi sedikit. Cerita berawal dari seorang anak laki-laki bersepeda merah yang telah menyelamatkan hidupnya pada sebuah bencana besar. Bencana yang merenggut kedua orang tua Lail dan empat saudara Esok, anak laki-laki itu.

Kemudian mengalirlah cerita Lail dan Esok dengan alur maju mundur. Membuat penasaran. Lama-lama (agak) memaksa pembaca untuk segera menamatkannya. Ada kalanya ceritanya menyesakkan, membuat menahan napas, dan terima kasih bang tere liye atas twist ending-nya, melegakan.
"Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya menetap di hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh di dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian."
***

Show, not tell. Tapi, ada saatnya mengatakan, menjelaskan tindakan kita, terlebih untuk orang spesial. Tidak semua orang mengerti atas segala tindakan kita. Maka, jelaskanlah dengan sederhana untuk orang-orang yang kamu anggap perlu mengetahuinya. Itu akan membuat segalanya lebih mudah.
"Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa."
Memori, semenyakitkan apapun, adalah bagian dari diri kita. Peluk erat memori itu. Walaupun ada teknologi yang bisa menghilangkan memori menyakitkan itu, tidak menjamin kita bahagia setelahnya.
"Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar