Setelah sekitar dua bulan lalu tur negeri timah, saya pun menyempatkan berkunjung ke negeri tetangganya. Negeri yang juga disebut 1001 warung kopi ini menjadi objek wisata tujuan cukup banyak orang, setelah salah satu film lokal yang diangkat dari novel berjudul sama mengambil syuting di negeri ini.
ini replika SD-nya, do you remember?
Siang itu (27/10) saya sudah tiba di TJQ. Berhubung seorang yang dituju berada di Belitung Timur, saya mesti naik travel dulu ke sana. Menunggu penuh baru travelnya jalan. Hampir satu jam travel pun berangkat. Sejuknya udara sehabis hujan sukses lift up my mood that day. Sepanjang jalan melihat hijau-hijau, memanjakan mata yang terbiasa terpapar radiasi.
Perjalanan ke Beltim memakan waktu kurang lebih satu sampai satu setengah jam, tergantung kecepatan driver. Hari itu Jumat, teman masih di kantor dan masih ada yang harus dikerjakan. Saya pun mampir ke sana dulu, ngadem. Ketemu partner in crime kuliah dulu, yang sekarang sudah mau lahiran. Ah, times indeed flies sooo fast. Apalagi kalau sudah melihat anak tetangga indekost. You're already grown up *inhale exhale *abaikan.
Sepulang kantor hari sudah sore, kami pun main ke Museum Kata, sayang sudah tutup. Cukup puas mengintip-intip dari jendela. Wkwk. Sesorean berikutnya mampir ke replika SD Laskar Pelangi. Fyi, biaya masuknya tiga ribu rupiah per orang (kalau tidak salah ingat). Melihat SD itu, mengingat kembali mimpi-mimpi yang sempat terlintas. It's almost two years, remember. Mari berjuang meraih mimpi. Matahari hampir terbenam, kami menyeberang ke Rumah Keong Belitung. Tidak ada yang jaga kala itu, kami pun masuk tanpa membayar :p
Museum Kata Andrea Hirata
Rumah Keong Belitung
Magrib kami pulang, sholat di perjalanan. It's still fascinating surprisingly, melihat teman saya meninggalkan motor tanpa mencabut kunci. Bertolak dari ibukota yang sangat tidak aman. Kota ini kecil, selorohnya. Malamnya kami makan malam di RM Ertan I guess, di tepi danau. Chitchat. Mungkin sebelumnya tidak terbayangkan akan bekerja di tempat ini. Ya, tapi, kembali ke poin selama lingkungan kerja nyaman, it's alright. May the best come for you later. Semoga segera mendapat kabar baik.
Besok harinya, sebelum ke Tanjung Pandan, saya diajak membeli oleh-oleh langsung dari industri rumah tangganya, ada ikan teri tepung dan keripik sukun, dengan harga tentu di bawah toko pusat oleh-oleh di kota. Lalu, mampir ke Pantai Serdang. Sepi kali kala itu, padahal weekend dan sudah cukup siang. Mungkin sedang tidak banyak turis luar kota yang mampir. Pantainya biru dan cukup bersih, mirip-mirip di Bangka.
Pantai Serdang
Setelah mensuplai pantai, mampir ke RM Fega. Melihat-lihat saja karena belum buka dan katanya memang biasanya hanya dibuka untuk reservasi acara besar. Rumah makan ini unik, tempat makan tepi danau didesain seperti kapal.
Sesampainya di Tanjung, sebelum mampir ke kantor, siang hari bolong menuju Danau Kaolin yang sudah tidak seperti dulu yang saya lihat di sebuah laman. Aktivitas tambang di sana masih aktif sehingga diberi pagar. Pegunjung hanya bisa melihat dari atas.
Panas menyengat kala itu membuat tidak betah berlama-lama di Danau Kaolin. Teman saya pun memacu kendaraan ke kantor, bertanya alamat rumah yang bersedia menampung kami bermalam. Tidak jauh, kami pun menaruh barang dulu baru lanjut ke destinasi berikutnya. Waktu saya ke Belitung kurang tepat untuk hopping island, air laut naik, sehingga ada pulau dengan pasir timbulnya tak terlihat. Sayang pun kalau dipaksakan hopping, cuma berdua. Biaya besar, waktu sisa setengah hari. I'll be back next time.
Sebelum menjelajah, kami makan di RM Timpo Dulu. Pesan es jeruk kunci dengan hamoi. Jangan heran dengan es jeruk di Bangka maupun Belitung yang bening kayak air putih biasa ya, emang begitu jeruknya. Wkwk. Waktu di Bangka sempat ada yang nyeletuk, baru paham di Belitung aing. Nah, hamoi itu juga khas Belitung, kayak permen asam, bedanya membuat es jeruk berubah wanra menjadi kemerahan. Di Belitung juga ada gangan, mirip lempah kuning di Bangka.
Next, we're going to Tanjung Tinggi beach. Kalau kalian ingat, pantai ini salah satu lokasi syuting film Laskar Pelangi. The sea is calling. Saya yang awalnya tidak ingin basah pun akhirnya menyerah. Halus pasir putihnya benar-benar menggoda untuk dipijak. Batu-batu besarnya juga asik untuk dijadikan spot bermain.
Tanjung tinggi best beach sepanjang perjalanan ini deh pokoknya. Mari menabung untuk hopping island biar bisa lihat patrick star~
Setelah basah-basahan di Tanjung Tinggi melipir ke tempat santai favorit teman perjalanan, namanya Kampung Dedaunan. Cozy tempatnya, bisa bersantai di tepi pantai. Sayang hujan kala itu, batal numpang boci :p. Kami pun permisi sebelum hujan turun makin deras. Kami kembali ke kota menjauhi awan tebal. Mampir tempat oleh-oleh karena katanya di sana Minggu pada tutup. Malamnya Akaula menjadi tempat persinggahan kami. Bisa tidur di sana ditemani alunan live music :p
Hari berikutnya sebelum take off diajak keliling kota sama Mbak Kunthi dan suami. Pasar tradisional pun dijajal demi mencari titipan tapi tak ketemu. Wkk. Lalu, beralih di mana buaya laskar pelangi dimuseumkan. Bentuk bangunan museumnya menarik. Isinya pun beragam. Selanjutnya, kami ke Rumah Adat Belitung, makan kepiting isi Belitung, mampir ke pusat oleh-oleh.
Lumayan wisata budaya sekaligus mengisi waktu luang sebelum take off. Terima kasih banyak untuk semua guide saya. Terima kasih banyak jamuannya :3 Jangan jera dikunjungi ya. Semoga dimudahkan segala urusannya dan dilancarkan rezekinya. Aamiin.
PS. Semua gambar yang tidak ada keterangannya merupakan dokumentasi pribadi. Yuk, liburan!
Next, we're going to Tanjung Tinggi beach. Kalau kalian ingat, pantai ini salah satu lokasi syuting film Laskar Pelangi. The sea is calling. Saya yang awalnya tidak ingin basah pun akhirnya menyerah. Halus pasir putihnya benar-benar menggoda untuk dipijak. Batu-batu besarnya juga asik untuk dijadikan spot bermain.
pic by @clarasrs
Tanjung tinggi best beach sepanjang perjalanan ini deh pokoknya. Mari menabung untuk hopping island biar bisa lihat patrick star~
Setelah basah-basahan di Tanjung Tinggi melipir ke tempat santai favorit teman perjalanan, namanya Kampung Dedaunan. Cozy tempatnya, bisa bersantai di tepi pantai. Sayang hujan kala itu, batal numpang boci :p. Kami pun permisi sebelum hujan turun makin deras. Kami kembali ke kota menjauhi awan tebal. Mampir tempat oleh-oleh karena katanya di sana Minggu pada tutup. Malamnya Akaula menjadi tempat persinggahan kami. Bisa tidur di sana ditemani alunan live music :p
Hari berikutnya sebelum take off diajak keliling kota sama Mbak Kunthi dan suami. Pasar tradisional pun dijajal demi mencari titipan tapi tak ketemu. Wkk. Lalu, beralih di mana buaya laskar pelangi dimuseumkan. Bentuk bangunan museumnya menarik. Isinya pun beragam. Selanjutnya, kami ke Rumah Adat Belitung, makan kepiting isi Belitung, mampir ke pusat oleh-oleh.
Lumayan wisata budaya sekaligus mengisi waktu luang sebelum take off. Terima kasih banyak untuk semua guide saya. Terima kasih banyak jamuannya :3 Jangan jera dikunjungi ya. Semoga dimudahkan segala urusannya dan dilancarkan rezekinya. Aamiin.
PS. Semua gambar yang tidak ada keterangannya merupakan dokumentasi pribadi. Yuk, liburan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar