The Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Museum pertama di Indonesia yang memiliki koleksi seni modern dan kontemporer. I just knew CEO-nya sangat muda, setelah membaca artikel dalam majalah salah satu maskapai penerbangan edisi Maret.
Let's going back to how I came to the museum. There was a childhood friend of mine who was trained in Jakarta. She wanna go to the museum and yeah tentu saja saya tidak menolak. Janjian berangkat pagi-pagi di weekend jarang berhasil memang. Ditambah drama ketinggalan bus transjakarta. Wkwkk. Fyi, museum ini bisa ditempuh dari Bidara Cina dengan mengambil rute ke Harmoni, lalu transit dan mengambil rute Lebak Bulus, turun di halte Kebon Jeruk BPK 6. Waktu tempuh total sekitar 1,5 jam.
Kami tiba di Gedung AKR ketika matahari sudah lewat di atas kepala. Kami pun langsung naik menuju level MM dan mengantri untuk membeli tiket museum. Antrian cukup panjang. Jika kalian minat berkunjung ke museum ini, baiknya beli tiket online dulu dan pilih jam paling pagi. Sistem masuk museum per dua jam, kami kebagian tiket jam 14.00-16.00.
Beginilah antrian mengular masuk museum
So, mulai mengantrilah misal setengah jam sebelum jam yang tertera di tiket, apalagi weekend. Makin pagi makin baik, agar tidak tenggelam dalam lautan antrian.
Museum ini menyuguhkan 90 dari 800 karya seni koleksi founder selama 25 tahun. Salah satu karya seni yang menjadi daya tarik pengunjung adalah "Infinity Mirrored Room". Kami memutuskan berkeliling dahulu sebelum mengantri (lagi) menuju karya seni favorit yang satu itu.
Sudut kontemplasi favorit
"There are so many naive people sacrificing for you, but you are still unhappy."
Jujur, saya sangat menikmati tur museum ini. Rela berjam-jam mengitari satu per satu karya seni, walau tidak sepenuhnya mengerti makna karya seni tersebut. Terdapat penjelasan pada beberapa karya seni yang cukup mengedukasi. Ruang pameran dibagi menjadi beberapa bagian, seperti "Kemerdekaan dan Setelahnya", "Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi", dan "Racikan Global".
Penikmat seni~
Next, I will tell you about the highlight: Infinity Mirrored Room. Perjuangan menuju ruang yang terkenal itu sungguh menguji kesabaran. We stood up two hours for mere 30 seconds inside the room. Unfortunately, there is no single photo came out good. Pfft. Tips: perlu bawa kamera canggih dan jangan skip makan karena dapat berdampak limbung waktu berdiri dalam ruangan tersebut. Based on true story ini, our first ten seconds were wasted. Wkwk.
Kesimpulan: kalau datang ke museum ini di akhir pekan mending datang pagi atau malam sekalian, agar antriannya lebih tidak menguras emosi jiwa dan raga. I'd like to go to this museum again, maybe the next two months, to see exhibition of Yayoi Kusama's works.
Kesimpulan: kalau datang ke museum ini di akhir pekan mending datang pagi atau malam sekalian, agar antriannya lebih tidak menguras emosi jiwa dan raga. I'd like to go to this museum again, maybe the next two months, to see exhibition of Yayoi Kusama's works.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar