CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 16 April 2018

Supermentor22: Resep Sukses, Life Skills dan Etos Kerja untuk Generasi Abad 21


Edisi hadir terdadakan di #supermentor22. Baru mendaftar H-3 jam acara. Semula tidak berencana mendaftar karena tempat acara terbilang jauh di kota hujan. Lalu ada penggemar Kang Emil yang tiba-tiba mengajak. Setelah mengecek link pendaftaran, ternyata tiket masih available, saya pun akhirnya memutuskan beranjak.

Perjalanan kereta stasiun Tebet-Bogor memakan waktu lebih dari satu jam. Lalu dari stasiun Bogor ke tempat acara ditempuh sekitar setengah jam, pengaruh macet dan tentu saja hujan. Sangat ramai yang hadir. Saya tidak mengira bahwa venue yang digunakan tidak seluas biasanya. Well, dapat dipastikan bagi yang baru menuju tempat acara hampir jam 7 malam—setelah sholat dan window shopping—tidak dapat kursi.

baru kali ini berdiri...

Berdiri untuk dua jam kedepan tentu tidak nyaman. Alhasil nekat lesehan di lorong bersama rombongan yang lain. Antusiasme peserta yang datang kali ini dua kali lipat kapasitas venue. Barangkali panitia perlu memberi batasan jumlah peserta yang mendaftar agar tidak ada peserta yang sudah jauh-jauh datang tidak bisa masuk.
"Semua orang punya sesuatu yang istimewa dalam dirinya." - @dinopattidjalal
Generasi muda tidak boleh dogmatic (kaku dalam berpikir). Be open minded! Dalam dunia yang penuh kompetisi, learn to love to compete. Jangan kejar harta, jabatan, kekuasaan, tapi kejarlah kepercayaan, prestasi, dan reputasi. Kompetensi lebih penting dari ijazah. Skill adalah aset yang terpenting, beberapa contoh skill: bahasa, networking, leadership, dan presentation.
sukses = persistence + grit (tidak pernah menyerah)
Bedakan hobi, job, karir, dan impact. Usahakan dalam berkarir, mempunyai impact terhadap lingkungan atau masyarakat sekitar kita. Bedakan cerdik, cerdas, dan bijak. Cerdas berarti tahu A, B, C; cerdik adalah aplikasi cerdas; sedangkan bijak tahu prioritas dan bisa melihat hingga sepuluh step kedepan. Dream? Bedakan aspirasi, ambisi dan visi. Aspirasi merupakan tujuan hidup. Ambition is the next step of aspiration. Ambition is good, bukan sesuatu yang negatif, become your best. Lalu, vision is the next step of ambition.
"Achievement is one thing, but fulfillment is what makes you happy and blessed." -
@dinopattidjalal

Sumber: twitter

Sesi berikutnya diisi CEO Bukalapak, @achmadzaky. Beliau bercerita bagaimana merintis Bukalapak yang semula hanya berkantor di kamar kosan hingga dapat investor dan dapat memutar profit untuk menggaji ribuan karyawan sekarang. Buatlah karya yang bermanfaat bagi banyak orang. Buat karya yang sustainable (langgeng, abadi, dan dikenang banyak orang).
"Negara kita butuh pencipta value added, seperti inovator, creator dan entrepreneur." - @achmadzaky
Bisnis itu penuh kegagalan. Kalau mau jadi businessman jangan berharap hanya hidup enak. Belajarlah dari kegagalan. Semakin sering gagal, makan semakin sering kita belajar. Jangan merasa paling pintar, belajarlah dari manapun, termasuk dari kegagalan.

Find your purpose. Uang bukanlah tujuan. Jangan pernah mikirin uang, cari tujuan lain, misal teknologi bisa meningkatkan derajat usaha mikro. Cari partner yang tepat. Next, jangan lupa kerja keras dan jangan pernah menyerah.


I just knew pengisi sesi berikutnya, walikota Bogor, @BimaAryaS. Video perkenalannya membekas diingatan, terutama kutipan dari ayah beliau, cmiiw.
"Tidak ada jalan pintas menuju puncak kesuksesan. Hidup hanya sekali, harus punya arti."
Tema yang dibawakan: millenial challenge. Millenial: generasi dengan jutaan kesempatan dan kegagalan. Oleh karena itu, ada 3F yang perlu diperhatikan.

  1. Focus. Generasi terancam gagal fokus dijejali berbagai isu. Jangan jadi generasi merugi, pergi subuh pulang malam hanya menjalani rutinitas. Find your passion dan baca tanda-tanda zaman (re: opportunity).
  2. Fight. No short cut. It's a character. Never forget what you're fighting for the bigger future. Karakter itu penting. Kata-kata akan menjadi action, lalu kebiasaan, lalu habit/character, lalu menjadi destiny. Orang-orang besar adalah orang yang berkarakter (30% skill 70% character).
  3. Friendship. Friends will always be friends. Hidup bukan melulu tentang apa yang kita tau, hidup tentang siapa yang kita tau.
"Do the best, God will do the rest."

For the last speaker, the famous @ridwankamil, walikota Bandung. I'm not a follower of him on sosial medias, berhubung sebagian lingkaran pertemanan saya ada yang mengikuti jadi kadang kecipratan, tahu sedikit-sedikit tentang beliau. Sangat disayangkan kemarin saat presentasi sedikit terselip konten kampanye terselubung, despite of that, I will share what I got from his presentation.

Dunia makin kompetitif, tampah soft skill, cari peluang.
Dunia makin ekstrim, teknologi jangan menjauhkan dengan kemanusiaan.
Dunia makin berbahaya, perang informasi, harus pandai memilah informasi.
Dunia makin terkoneksi, kebutuhan sosial media untuk kedekatan dengan masyarakat.

Penting menguasai bahasa internasional sebagai modal kedepan.
Jadi agen perubahan, cari ladang amal. Sebaik-baiknya manusia adalah yang selalu bermanfaat untuk masyarakat. Jadilah pengambil resiko. Allah selalu bersama mereka pemberani dan berikhitar.

Visioner: bisa membaca masa depan. Lima tahun kedepan mau jadi apa, sepuluh tahun kedepan mau jadi apa. Perubahan itu harus dijemput, bukan ditunggu.
Inovatif: level tertinggi dari kreativitas. Inovasilah yang membedakan mana pemenang, mana pecundang.
Determinasi: kalau sudah fokus ke sana, jangan goyah. Jangan minta dimudahkan urusanmu, tapi minta dikuatkan dalam menjalankan urusanmu.
"Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri. Dirimu yang malas, dirimu yang minder, dirimu yang suka menunda-nunda."
So, mari mulai menerapkan resep sukses, life skill dan etos kerja yang didapat wahai pemuda-pemudi untuk Indonesia yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar