CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 08 Desember 2018

Cinta yang Marah

Judul: Cinta yang Marah
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2017
Tebal: 96 halaman

Suatu hari kelak, sebelum salah satu di antara aku dan kau tersangkut maut, pada hari ulang tahun kau, ketika tidak ada pekerjaan kantor yang melarang kau cuti, aku akan mengajak kau menjadi tua renta, kemudian mengajak kau kembali menjadi anak-anak.
***

Buku ini (katanya) sebelumnya pernah diterbitkan pada 2009. Buku ini saya baca setelah TANYHI dan Melihat Api Bekerja. Menilik potongan-potongan koran pada buku ini sarat politis, berisi fragmen-fragmen sejarah orde baru. Namun, membaca dua puluh satu sajak ini justru meninggalkan jejak romantis bagi saya. Wkwk. I'm not good with political things anyway, topik yang saya hindari.
"Koran atau televisi punya kekuatan mencopot kepala dan dada pembaca atau penonton. Agar tidak merasa kehilangan saat kepala dipenggal, dada kita disesaki bermacam-macam perasaan. Sebaliknya, agar tidak merasa kehilangan saat dada dicopot, kepala kita dipenuhi beraneka ragam pikiran. Media massa akhirnya hanya mampu menciptakan dua kelompok besar pengikut: 1) orang-orang berkepala besar, tapi berdada melompong dan 2) orang-orang berdada lapang, tapi berkepala kosong. Mereka yang masih lengkap kepala dan dadanya adalah kelompok minoritas di negara berpenduduk banyak ini."
Menarik sekali catatan akhir buku ini. Bagi yang berminat membaca mungkin bisa mampir ke medium @hurufkecil. Mudah-mudahan termasuk kelompok minoritas yang masih lengkap kepala dan dadanya. Serangkaian sajak aku-tanpa-nama kepada kau-yang-sudah-mati seolah membawa reformasi pada sudut pandang yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar