CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 31 Oktober 2019

Perjalanan Samtama

It's been a long time. Semburat jingga masih malu-malu dibalik jendela, suatu sabtu pagi di depan Jalan Sudirman terlihat salah satu petugas oranye tengah beraksi. Ada yang lebih pagi sudah mulai bekerja, ada yang mengambil peran agar jalanan terlihat lebih bersih. Kemudian tergerak dengan ikhlas membuka laptop pagi itu. Tidak ada salahnya (sesekali) menambah jam kerja sukarela di weekend, sebelum memulai serangkaian agenda yang lain.


Minggu berikutnya mendapati postingan di atas, tagline-nya menarik, sampah tanggung jawab bersama, indeed. Pada kalimat penutupnya ditawarkan perjalanan menuju TPST Bantargebang, untuk merasakan kondisi nyatanya, sekaligus belajar bagaimana cara memilah sampah yang benar, mengolahnya, membuat kompos sendiri, mendaur ulang, dan disadarkan apa jadinya kalau sampah tidak diolah dengan benar.

Kemudian saya memutuskan mendaftar, meskipun tak berhasil mengajak satu teman pun, hingga menjelang batas akhir pendaftaran. Salah satu pertanyaan yang menggelitik adalah motivasi bergabung dalam perjalanan Samtama. Selain yang tertulis, there are another reasons that I keep. Haha. Salah satunya yaitu penasaran dengan setting Aroma Karsa, ingin mencoba sekelebat merasakan menjadi Jati. Masih tidak habis pikir, warung di sana pun benar-benar ada.

perhatikan bagian tengah di zona 3 ini

zoom in potret warung
sumber gambar: @ninhidrin

Alasan lainnya, penasaran makin bertambah setelah menonton salah satu episode Good Neighbors with JJ NCT Dream, part 1 menceritakan seorang anak bernama Pudori yang tinggal dan menjadi pemulung di Bantargebang. They gave the best day for him. Sungguh, perumahan pemulung di sana nyata. Total ada 5.000 pemulung Bantargebang. Setiap hari mereka berjuang di antara lautan sampah, mencari botol ataupun plastik yang bernilai harga, bergelut di antara alat berat pengeruk sampah. Karung-karung ganbar di atas adalah contoh botol/plastik yang sudah dikepul.

Pernah terlintas berapa banyak sampah ibukota per hari? Berdasarkan data DLH DKI Jakarta tahun 2018 hampir 7.500 ton. Ada sekitar 1.300 truk sampah yang masuk TPST Bantargebang dalam sehari. Satu orang penduduk Jakarta dapat menghasilkan 0,7 kilogram sampah per hari. Bahkan diperkirakan dua tahun lagi TPST Bantargebang akan penuh dan tidak dapat menampung sampah ibukota lagi.

Lalu, para laskar diajak berkomitmen mulai H-1 minggu sebelum perjalanan Samtama untuk mengurangi sampah dari hal-hal kecil, seperti membawa tempat minum/kotak bekal, membawa tas belanja, dan memilah sampah. Sampai postingan ini ditulis pun, saya masih berusaha mengurangi menghasilkan sampah plastik. Walaupun tidak selalu, kadang cheating dan kerap meninggalkan rasa bersalah.

sebagian dari #aksihidupbaik

Dari gunung sampah setinggi 35-40 meter di Bantargebang, hanya sebagian sampah yang dapat diolah setiap harinya, tidak sebanding dengan volume sampah yang masuk. Terdapat pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) untuk mengelola kapasitas sekitar 1.000 ton sampah. PLTSa tersebut dapat menghasilkan 400-700 kWh untuk keperluan operasional. Kemudian, terdapat dua instalasi pengolahan air sampah (ipas) secara kimiawi dan biologis. Selanjutnya, ada pengolahan pupuk dari  4 ton sampah organik pasar induk. Pupuk hasil olahan tidak dijual, kalau mau minta pupuk tersebut dapat bersurat dan akan diberikan secara gratis. Selain itu, ada power house dari gas metan termal (sampah plastik) dengan kapasitas 100 ton. Coba ditotal, masih besar bukan selisih antara volume sampah yang diolah dibanding sampah yang masuk? Duhai warga ibukota yang cukup peduli, mari bersama mengurangi menghasilkan sampah per harinya ya.

berdiri di atas puncak sampah yang telah dilapisi geomembran
sumber gambar: @ninhidrin

Tak perlu khawatir tidak ada teman yang dikenal sebelumnya dalam perjalanan, orang-orang baik akan bersinergi dengan sendirinya *tsah. I even got a new friend there, a special tour guide for me haha. Dirinya lulusan teknik lingkungan dan pernah melakukan perjalanan serupa di TPA yang lebih mendingan, jadi sangat membantu ketika ketinggalan penjelasan official guide :v

Sebagai penutup, terima kasih kepada segenap panitia yang menyelenggarakan acara, terlebih souvenirnya, penyelamat di saat terjebak kemacetan dua jam lebih untuk keluar Bantargebang. Sungguh respek kepada sejumlah pengemudi truk sampah yang menjalankan tugasnya sehari-hari. Kita semua memang memiliki perjuangan yang berbeda. Keep strong. Jika lelah melanda, ambil rehat sejenak. Put yourself first, uyeah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar