Judul Buku : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis : Tere-Liye
Penerbit : Republika
Tebal : 426 Halaman
Tahun Terbit : 2011
Penulis : Tere-Liye
Penerbit : Republika
Tebal : 426 Halaman
Tahun Terbit : 2011
Novel ini bener-bener memberi pemahaman, memberi pengajaran tentang hidup. Bagamaima siklus sebab-akibat yang ditimbulkan dari kehidupann seseorang bisa mempengaruhi kehidupan di sekitarnya. Well, kalian harus baca sendiri agar mendapat pemahaman itu. Recomended !
"Bayangkanlah sebuah kolam luas,
Kolam itu tenang, saking tenangnya terlihat bak kaca.
Kolam itu tenang, saking tenangnya terlihat bak kaca.
Tiba-tiba hujan deras turun..
Bayangkan, ada berjuta bulir air hujan yang jatuh di atas air kolam, membuat riak..
Jutaan rintik air yang terus-menerus berdatangan, membentuk riak, kecil-kecil memenuhi seluruh permukaan kolam…
Begitulah kehidupan ini, bagai sebuah kolam raksasa.
Dan manusia bagai air hujan yang berdatangan terus-menerus, membuat riak..
Riak itu adalah gambaran kehidupannya.
Bayangkan, ada berjuta bulir air hujan yang jatuh di atas air kolam, membuat riak..
Jutaan rintik air yang terus-menerus berdatangan, membentuk riak, kecil-kecil memenuhi seluruh permukaan kolam…
Begitulah kehidupan ini, bagai sebuah kolam raksasa.
Dan manusia bagai air hujan yang berdatangan terus-menerus, membuat riak..
Riak itu adalah gambaran kehidupannya.
Siapa yang peduli dengan sebuah bulir air
hujan yang jatuh ke kolam, menit sekian, detik sekian? Ada jutaan bulir
air hujan lain, bahkan dalam sekejap riak yang ditimbulkan tetes hujan
barusan sudah hilang, terlupakan, tak tercatat dalam sejarah…
Siapa yang peduli dengan anak manusia yang
lahir tahun sekian, bulan sekian, tanggal sekian, jam sekian, menit
sekian, detik sekian? Ada miliaran manusia, dan bahkan dalam sekejap,
nama, wajah, dan apalah darinya segera lenyap dari muka bumi! Ada seribu
kelahiran dalam setiap detik, siapa yang peduli?
Itu jika engkau memandang kehidupan dari sisi yang amat negatif..
Itu jika engkau memandang kehidupan dari sisi yang amat negatif..
Kalau engkau memahaminya dari sisi positif,
maka kau akan mengerti ada yang peduli atas bermiliar-miliar bulir air yang membuat riak tersebut,
Peduli atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam, sekecil atau sekejap apapun riak itu..
maka kau akan mengerti ada yang peduli atas bermiliar-miliar bulir air yang membuat riak tersebut,
Peduli atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam, sekecil atau sekejap apapun riak itu..
Dan saat kau menyadari ada yang peduli,
maka kau akan selalu memikirkan dengan baik semua keputusan yang akan kau ambil..
Sekecil apapun itu, setiap perbuatan kita memiliki sebab-akibat..
maka kau akan selalu memikirkan dengan baik semua keputusan yang akan kau ambil..
Sekecil apapun itu, setiap perbuatan kita memiliki sebab-akibat..
Siklus sebab-akibat itu sudah ditentukan..
Tak ada yang bisa mengubahnya, kecuali satu!
Yaitu Kebaikan..
Kebaikan bisa mengubah takdir..
Nanti engkau akan mengerti, betapa banyak kebaikan yang kau lakukan tanpa sengaja telah merubah siklus sebab-akibat milikmu..
Apalagi kebaikan-kebaikan yang memang dilakukan dengan sengaja..
Tak ada yang bisa mengubahnya, kecuali satu!
Yaitu Kebaikan..
Kebaikan bisa mengubah takdir..
Nanti engkau akan mengerti, betapa banyak kebaikan yang kau lakukan tanpa sengaja telah merubah siklus sebab-akibat milikmu..
Apalagi kebaikan-kebaikan yang memang dilakukan dengan sengaja..
Seseorang yang memahami siklus sebab-akibat itu,
Seseorang yang tahu bahwa kebaikan bisa mengubah siklusnya,
Maka dia akan selalu mengisi kehidupannya dengan perbuatan baik..
Mungkin semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia,
Mungkin apa yang dilakukannya terlihat tidak ada harganya bagi orang lain,
Tapi dia tetap mengisi sebaik mungkin…"
Seseorang yang tahu bahwa kebaikan bisa mengubah siklusnya,
Maka dia akan selalu mengisi kehidupannya dengan perbuatan baik..
Mungkin semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia,
Mungkin apa yang dilakukannya terlihat tidak ada harganya bagi orang lain,
Tapi dia tetap mengisi sebaik mungkin…"
***
"Banyak mereka yang tidak menyadari kalau penjelasan itu sudah datang. Mungkin karena mereka terlalu dibutakan oleh kehidupan itu sendiri, mungkin karena mereka tidak pernah memiliki kemampuan untuk menggapai penjelasannya. Mungkin juga karena mereka terlalu berharap penjelasan itu datang dengan amat fantastis. Dalam banyak hal, banyak kasus, justru penjelasan itu datang dengan sederhana."
"Bagi manusia, hidup ini juga sebab akibat. Bedanya bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus ke berapa kembali lagi ke garis kehidupanmu."
"Tak ada niat baik yang boleh dicapai dengan cara yang buruk. Tak ada pula niat buruk yang berubah menjadi baik meski dilakukan dengan cara-cara baik."
"Itulah mengapa tidak semua orang mengerti apa sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak tahu, maka mereka yang menyadari kalau tak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik."
"Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara tebaik untuk memahaminya adalah dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan."
"Orang-orang yang memiliki tujuan hidup, baginya semua kesedihan yang dialaminya adalah tempaan, harga tujuan tersebut."
"Apapun bentuk kejadian, semua pasti terlampaui, diberingas oleh waktu, dimakan oleh detik-detik kehidupan, menyisakan kenangan. Hanya itu."
"Begitulah kehidupan. Ada yang kita tahu, adapula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidaktahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan melindungi kita dari tahu itu sendiri."
"Ketahuilah, Ray, ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar