Judul Buku : Sunset Bersama Rosie
Penulis : Tere-Liye
Halaman : 429
Penerbit : Mahaka Publishing
Akhirnya, novel yang udah kubeli berbulan-bulan lalu berhasil tertuntaskan. Hahaha. Berasa lama banget nuntasinnya. Pertama kali beli karna tertarik sama covernya plus sinopsis di belakang bukunya. Niat mau menuntaskan langsung, eh baru di bab awal-awal langsung surut. Entah kenapa aku ngerasa kurang aja gitu awalnya. Bikin ga semangat bacanya.
Ada sederet novel sebenernya yang pengen ku baca, tapi aku menargetkan novel yang ku punya sendiri harus dibaca dulu. Biar ga mubazir. Huehehe. Pas ngelanjutin baca novel ini lagi, wah, ternyata ga seburuk stereotipku awalnya. Satu kata buat hubungan cinta yang mereka miliki : rumit. Menguras emosi bacanya. Berasa diombang-ambingkan dalam sekejap. Yah, khas Tere Liye, menunjukkan sisi 'berbeda' dari kisah yang biasa.
Settingnya Bali - Gili Trawangan - Jakarta. Awalnya emang bingung sama jalan ceritanya, tapi lama kelamaan dibaca pemahaman itu pun datang. Ya. Selalu tersimpan pesan-pesan khusus di novel Tere Liye, termasuk dalam novel ini. Ada menyinggung-nyinggung merepet tentang cerita pengeboman di Jimbaran Bali. Kalo di novelnya yang delisa itu Tsunami Aceh kan. Nah di novel ini ada sangkut pautnya sama pengeboman Bali. Bagian yang paling berkesan menurutku itu pas sidang vonis hukuman buat tersangka pengeboman, ya, spesifiknya lagi apa yang dilakukan Jasmine setelah itu. Harus baca sendiri. Baguuus. Recomended.
Kita harus belajar berdamai dengan masa lalu, bukan berarti melupakan. Kita harus mengerti, memahami, bahwa begitulah garis takdirnya. Begitupun dalam urusan cinta. Meskipun berlika-liku, harus memutar dan bermanuver berkali-kali, kalau memang ditakdirkan bersama akan ada titik terang. Seperti dalam kisah ini. Endingnya. Huaaa. Unexpected. Kasihan sama karakter Sarah, tapi ya namanya juga cerita. Dan di setiap cerita pasti ada yang terluka. Tapi percayalah jodoh takkan tertukar :')
Quotes
“Aku
harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu
muncul. Ya Tuhan, berat sekali melakukannya…. Sungguh berat, karena itu
berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”
“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri.”
“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri.”
“Tak peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus terus
berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati
mengobati segalanya.”
"Percaya atau tidak, membayangkan
seperti apa hebatnya perasaan itu akan jauh lebih hebat dibandingkan
kalau aku benar-benar tiba di sana. Semua itu akan membuat kenangan,
bayangan dan pengharapan itu tetap istimewa. Tetap hebat seperti yang
kubayangkan. Apakah dunia memang begitu? Kita tidak akan pernah
mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan
pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya."
"Biarlah kata kesempatan bagiku menjadi milik guratan nasib. Aku merasa cukup dengan semua perjalanan cintaku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar