Penulis : Winna Efendi
Penerbit : Gagas Media
Terbit : 2013
Tebal : 328 halaman
Heem. Novel ke empat kak Winna Effendi yang pernah ku baca. Tertarik baca selain karena penulisnya juga gara-gara liat judul babnya berupa track list dan salah satunya ada lagu favoritku :3
Setiap tempat punya cerita. Right? Terkadang ada tempat-tempat tertentu yang mengingatkan kita pada sesuatu, entah itu momen atau seseorang. Terkadang juga ada lagu yang tepat untuk suatu peristiwa maupun kenangan. Seperti yang kulakukan sambil nulis resensi ini, dengerin lagu-lagu yang pernah berkesan *curcol *eh. Hahaha.
Novel ini bercerita tentang Laura dan Max. Cerita dari dua sudut pandang, Max dan Laura. Dua orang yang dulu pernah saling jatuh cinta, kemudian bertemu lagi setelah beberapa tahun. Saling bercerita seperti layaknya teman. Saling melemparkan pertanyaan dan kemudian menjawabnya dengan jujur tanpa harus takut dengan apa yang dikatakan akan 'merusak' atau 'menyakiti' hubungan mereka. Tapi seperti kata orang-orang, laki-laki dan wanita dewasa tidak bisa hanya menjadi 'teman'.
Cerita-cerita masa lalu bergulir. Max dengan obsesinya akan lampu dan Laura dengan selera musiknya yang unik. Ceritanya dibagi ke dalam part: rewind, pause, play, and fast forward. Diiringi lagu-lagu kenangan Max dan Laura. Tracklistnya:
Back to You (John Mayer)
Gotten (Slash feat Adam Levine)
Never Saw Blue Like That (Shawn Colvin)
Life After You (Daughtry)
Passenger Seat (Death Cab for Cutie/Stephen Speaks)
Collide (Howie Day)
You and Me (Lifehouse)
Deep (Binocular)
Love is No Big Truth (Kings of Convenience)
One and Only (Teitur)
I'll Be (Edwin McCain)
Someday We'll Know (New Radicals)
Fix You (Coldplay)
All I Know (Five for Fighting)
Kiss Me Slowly (Parachute)
Love Song (The Cure)
Cuma beberapa lagu yang ku tau. Selera musiknya beda kali ya. Hahaha. Tapi yang unik dari karakter Laura itu dia punya playlist dengan judul nama orang-orang terdekatnya. Menarik :3 Bukannya takut jatuh cinta, tapi takut tersakiti lagi. Sama banget *eh. Hahaha. Menemukan orang yang sehobi sama kita dan nyambung obrolannya itu sesuatu yang menyenangkan bukan. Dan begitulah kilasan ceritanya. Endingnya gitu aja ya? Agak berharap lebih sih sama novelnya. Hehehe. Emang sih kadang dengan berada disekitar orang itu tanpa berkata-kata cukup mewakili apa yang dirasakan :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar