Teknologi yang semakin maju tentu perlu dimanfaatkan, salah satunya dalam proses pengumpulan data. Ketika proses pengumpulan data masih menggunakan kuesioner kertas, petugas yang berbeda harus mengentry kuesioner tersebut agar bisa diolah. Ada celah yang dapat menimbulkan human error, misalnya salah entry. Hal ini cukup fatal mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan.
Salah satu cara meningkatkan kualitas data dapat dilakukan dengan menggunakan computer-assisted personal interviewing (CAPI). Ketika mencacah, petugas dibekali gadget, lalu hasil wawancara langsung dientry di tempat dan dikirim ke server. Menurut hemat saya, hal ini cukup efektif.
Bulan lalu saya terlibat suatu survei uji coba yang telah menggunakan CAPI. Survei penilaian integritas. Survei ini bersifat self assessment, sehingga responden mengisi kuesioner sendiri pada gadget yang telah disediakan. Proses pengumpulan data menjadi jauh lebih mudah. Namun, masih ada hal yang membuat data kurang akurat, yakni pemahaman responden terhadap pertanyaan kuesioner. Kadang ada beberapa responden yang inisiatif bertanya, tapi lebih banyak responden yang mandiri menjawab pertanyaan. Rasa-rasanya ingin mengoreksi ketika responden keliru memahami pertanyaan negatif atau ketika responden keliru memahami pertanyaan yang belum tuntas dibaca. Namun, petugas lapangan tidak berkenan mengoreksi jawaban yang telah diisi responden. Begitulah kelemahan self assessment. Jadi menurut saya, ada baiknya CAPI tetap dilengkapi dengan wawancara pencacah.
Bulan lalu saya terlibat suatu survei uji coba yang telah menggunakan CAPI. Survei penilaian integritas. Survei ini bersifat self assessment, sehingga responden mengisi kuesioner sendiri pada gadget yang telah disediakan. Proses pengumpulan data menjadi jauh lebih mudah. Namun, masih ada hal yang membuat data kurang akurat, yakni pemahaman responden terhadap pertanyaan kuesioner. Kadang ada beberapa responden yang inisiatif bertanya, tapi lebih banyak responden yang mandiri menjawab pertanyaan. Rasa-rasanya ingin mengoreksi ketika responden keliru memahami pertanyaan negatif atau ketika responden keliru memahami pertanyaan yang belum tuntas dibaca. Namun, petugas lapangan tidak berkenan mengoreksi jawaban yang telah diisi responden. Begitulah kelemahan self assessment. Jadi menurut saya, ada baiknya CAPI tetap dilengkapi dengan wawancara pencacah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar