CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 28 Desember 2016

Menentukan Arah (2)

Judul: Menentukan Arah
Penulis: Kurniawan Gunadi & Aji Nur Afifatul Hasna
Penerbit: -
Terbit: September 2016
Tebal: 102 halaman

Pertemuan dua orang manusia dengan jalannya masing-masing. Keduanya kemudian bersepakat untuk menempuh jalan yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Jalan yang dulu dicitakannya sendiri.

Kini keduanya akan menempuh jalan yang baru, bukan jalan milik salah satu dan memaksa yang lain mengikutinya. Benar-benar jalan yang baru hingga keduanya mulai berbicara tentang hati dan apa yang dikatakannya.

Maka arah itu telah diambil, tujuan yang sama telah disepakati, jalan telah dipilih dan cara untuk menjalaninya telah diikrarkan. Bersaksikan Tuhan dan alam semesta.

***

It take me so long to write this review. Before that, lemme tell ya about the first time I met masgun. Pfft. Sangat tidak disarankan ikut acara kampus sebagai alumni. It's kinda weird not wearing the uniform huh. Untung ada certain someone yang bersedia dihasut ikut acara yang sama (re: Liliefors). Acara di kampus 64C itu berupa klinik kepenulisan, fotografi, dan desain grafis. Demi banget lah sampai rela dateng siang bolong buat liat sesi kepenulisan. Dan ya, seperti yang kalian duga, kami cuma berdua saudara-saudara yang tidak pakai PDA *berasa tua. Wkwkk. Okeskip.
"Jatuh cintalah dengan seseorang yang aman, Seseorang yang akan menjaga cintamu dengan iman." - hlm. 20
Buku ini terbilang berat. Bacalah ketika sudah memiliki demam, demam akibat sering kondangan, demam akibat sering ditanya 'kapan nikah?', atau demam sejenisnya, you decide it. Buku ini ditulis dengan dua sudut pandang penulisnya. Cukup banyak memberi pemahaman kembali mengenai apa arti pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu dari tiga perjanjian terkuat yang disebutkan dalam Al Quran. Pernikahan itu sesuatu yang sakral.
"Tidak hanya perkara niat pernikahan tapi juga ketika niat dalam menentukan pasangan. Apakah menentukan berdasar baik tidaknya pendidikan atau almamaternya, bagaimana keturunannya, cantik atau tampan, dan hal-hal yang sifatnya duniawi. Coba teliti kembali semua niat itu sebab itulah yang menjadi bekal dan pondasi awal dari semua proses yang akan dijalani.

Niat menikah tidak pernah sebercanda itu, tidak ada sedikitpun celah untuk bermain-main. Niatkan dengan niat yang terbaik, kemudian ikhtiarkan dengan ikhtiar terbaik."
Thanks for let me think again about it. Semoga Allah selalu menjadi yang pertama. Semoga setiap keputusan yang kita ambil senantiasa melibatkan Allah SWT di dalamnya. Tidak banyak orang baik sekarang. Semoga, ya, semoga aku tidak melewatkannya, di kala menghabiskan egoku, di kala menyelesaikan diriku sendiri. I'm not brave enough, I'm not confident enough, to take the risk now.
"Bahwa aku ingin diminta dengan cara baik-baik, dengan proses baik-baik, dan bersama orang baik-baik." - hlm. 33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar