Judul: Pergi
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Terbit: Maret 2018
Tebal: 460 halaman
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Terbit: Maret 2018
Tebal: 460 halaman
Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, ke mana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup-mati, untuk memutuskan ke mana langkah kaki akan dibawa.
Sangat yakin sudah membaca sekuel pertama novel ini, yakni Pulang yang masih dengan cover lama. Entah kenapa tak menemukan reviewnya di blog ini, sepertinya terlewat. Novel ini bercerita perjuangan Bujang dalam shadow economy berskala internasional. Tak perlu khawatir yang belum baca Pulang, saya sendiri pun tetap dapat menikmati Pergi walau sudah agak lupa cerita Pulang. Haha. Novel ini dibuka dengan hadirnya tokoh baru yang misterius, membuat penasaran, siapakah gerangan yang mengetahui nama asli Bujang dan bahkan memanggilnya "Hermanito" yang berarti saudara laki-laki dalam bahasa Mexico.
Novel ini sebagian sudah pernah dipublikasikan dalam akun fb Tere Liye, mungkin yang minat membaca bisa berselancar ke sana terlebih dahulu. Sebagai tim yang masih kecanduan esensi membalik lembaran fisik buku, saya pun lebih memilih membeli novel ini pada promo harbolnas bulan lalu.
Pesan yang patut direnungi berkali-kali: mau pergi kemana? Tentukan tujuanmu, lalu siapkan langkah-langkah untuk menapaki tujuanmu.
Sudah lama saya tidak membaca novel, ternyata masih seadiktif ini. Setahun lalu selera kebanyakan bergeser ke dunia persajakan. Mungkin perlu diselingi fiksi sesekali, tuk mengasah imajinasi :p
***
Sangat yakin sudah membaca sekuel pertama novel ini, yakni Pulang yang masih dengan cover lama. Entah kenapa tak menemukan reviewnya di blog ini, sepertinya terlewat. Novel ini bercerita perjuangan Bujang dalam shadow economy berskala internasional. Tak perlu khawatir yang belum baca Pulang, saya sendiri pun tetap dapat menikmati Pergi walau sudah agak lupa cerita Pulang. Haha. Novel ini dibuka dengan hadirnya tokoh baru yang misterius, membuat penasaran, siapakah gerangan yang mengetahui nama asli Bujang dan bahkan memanggilnya "Hermanito" yang berarti saudara laki-laki dalam bahasa Mexico.
"Pergi. Sejatinya, ke mana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa ‘kendaraannya’? Dan kemana tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup kita? Kamu akan pergi ke mana?"- hlm. 86Novel bergenre action ini sedikit banyak akan membuatmu ingin segera membalik halaman demi halaman dengan alurnya yang cepat. Walaupun surat-surat pemuda misterius yang menuliskan kembali atau mengonfirmasi kisah kepada ayahnya itu agak janggal, ya, namanya juga fiksi. Scene stealer goes to Rambang. Scene-nya sedikit, tapi paling berkesan buat saya dibanding kemunculan mengejutkan Thomas dari Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk.
Novel ini sebagian sudah pernah dipublikasikan dalam akun fb Tere Liye, mungkin yang minat membaca bisa berselancar ke sana terlebih dahulu. Sebagai tim yang masih kecanduan esensi membalik lembaran fisik buku, saya pun lebih memilih membeli novel ini pada promo harbolnas bulan lalu.
"Jangan pernah berputus harapan. Kamu akan selalu menemukan harapan baru. Jalan baru yang lebih baik. Saat itu tiba, kamu akan tahu harus pergi ke mana." - hlm 389Agak tercenung dengan pilihan Bujang untuk Pergi meninggalkan Keluarga Tong dan menyerahkan kepemimpinannya pada Basyir yang pernah berkhianat dalam cerita Pulang. Ah, sepertinya akan ada sekuel lanjutan novel ini.
Pesan yang patut direnungi berkali-kali: mau pergi kemana? Tentukan tujuanmu, lalu siapkan langkah-langkah untuk menapaki tujuanmu.
Sudah lama saya tidak membaca novel, ternyata masih seadiktif ini. Setahun lalu selera kebanyakan bergeser ke dunia persajakan. Mungkin perlu diselingi fiksi sesekali, tuk mengasah imajinasi :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar