CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 30 Desember 2013

#1 Mengejar Kereta Matarmaja Tambahan

24.12.2013

Pagi-pagi sudah berkeliaran mencari Puskesmas untuk membuat Surat Sehat yang katanya sebagai syarat hiking di sana. Walaupun belum tentu jadi hikingnya, tetap kami buat suratnya buat jaga-jaga. Kami berdua sama-sama tidak tahu di mana persisnya letak Puskesmas Kelurahan Cipinang-Cempedak itu. Ternyata dekat Taman Simanjuntak atau yang terkenal dengan sebutan Tajun.

Cara membuat Surat Sehat di sana cukup mudah. Tinggal registrasi di loket pendaftaran, dikenakan biaya Rp 2.000,- Lalu menaruh kartu di Poli Umum dan menunggu diperiksa dokternya. Isiannya hanya tinggi badan, berat badan dan tekanan darah. Dokternya menanyakan riwayat penyakit asma. Kalau tidak ada, kita sudah bisa mengantongi surat tersebut dan membayar biaya periksa sebesar Rp 5.000,-

Sekembalinya di kosan, aku kembali menenggelamkan diri dalam lautan kata pada Bab 7 Buku Morgan, Economic Survey Methods, untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Survei Contoh yang kemungkinan dikumpulkan setelah liburan. Niatnya supaya ga ada beban tugas waktu liburan nanti, tapi sampai saat aku menulis ini pun tugas tersebut belum sepenuhnya selesai. Berhubung jadwal kuliah ditunda, boleh dong tugasnya juga ditunda *eh :D

Akhirnya aku menyudahi tugas yang satu itu dan ba'da zuhur hari-H baru mulai packing. Jadwal keberangkatan kereta tertera jam 17.12 dan diharapkan datang 1 jam sebelumnya untuk mencetak tiket di loket KA-Online. Dengan sangat yakin aku bilang berangkat dari kos ba'da ashar aja, kupikir jam tiga lewat sedikit sudah adzan, tapi ternyata hampir setengah empat baru adzan.

Jam setengah empat berangkat dari kosan. Nunggu taksi di depan jalan Otista III ga ada yang kosong, selebihnya sudah reserved. Setengah frustasi menunggu selama 10 menit taksi tak kunjung didapat, kami naik angkot dulu menuju jalan utama Otista. Aku ingat jam tanganku menunjukkan pukul empat kurang lima menit. Oh men, padahal sebaiknya minimal jam 16.12 sudah di stasiun, tapi kami masih duduk manis dalam taksi.

Normalnya sekitar 30 menit sampai ke stasiun Pasar Senen, 45-60 menit kalau macet. Oh my, dalam taksi hanya bisa pasrah. Ga lucu banget batal liburan gara-gara ketinggalan kereta -_- Yang namanya macet ga bisa dihindari. Macet parah di jalan depan stasiun. Kami terpaksa turun dan berjalan kaki. Dan jam sudah menunjukkan setengah lima lewat.

Argh, mau ga mau lari-lari nyari loket penukaran tiket. Udah kayak di sinetron-sinetron, cuman settingnya aja di stasiun, bukan bandara -_- Udah lama ga ke stasiun ini dan ternyata letak loketnya sudah berubah. Lumayan jauh dari depan dan sampai di loket antriannya mengular. Gilak. Kayaknya ga keburu nih. Matilah. Tiket hangus.

Kemudian ada satpam yang menghampiri barisan antrian dan menyarankan pindah ke counter cetak tiket online mandiri. Bingung, terang aja, tapi yaudahlah ngikut saran bapak satpam. Kelihatannya sistem mencetak tiket online mandiri ini baru aja diterapkan. Kelihatan masih banyak pengguna yang kebingungan mengisi isian kode booking, nomor identitas, dan stasiun asal sehingga memakan waktu cukup lama. Untungnya ada petugas dari KAI yang membantu orang yang sedang mengisi isiian divdepanku. Kemudian aku menyimak bagaimana sistemnya bekerja. Lumayan bagus.

Giliran kami pun tiba. Cukup mudah. Hanya saja tanganku tidak berhenti bergetar saat menuliskan serangkaian huruf maupun angka yang tertera pada struk pembayaran online. Ckck. Baru tiket berangkat aja yang kami cetak, tiket pulang belum, mengingat masih banyak yang antri dan jam sudah menunjukkan hampir jam 5.

Lagi-lagi setengah berlari menuju loket boarding. Antriannya juga tidak kalah panjang dengan antrian loket tiket. Ngos-ngosan. Ketemu rombongan sekeluarga yang juga baru datang dan napasnya naik-turun tidak teratur juga, sama-sama takut ketinggalan kereta. Tapi alhamdulillah masih sempat terkejar.

Gerbong 7 kursi 15D-15E. Lega jam 5 lewat sudah berada di kursi yang seharusnya. Kemudian mengatur barang dan mengatur nafas. Ga lagi deh berangkatnya mepet. Pelajaran. Lain kali prepare lebih baik ya. Okesip. Perjalanan masih panjang, sangat-sangat panjang dan ini baru awal dari petualangan kami menuju Malang :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar