CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 14 Desember 2013

Bergeming dan Mengacuhkan

Pernah salah menafsirkan sebuah kata ketika membaca sesuatu? Bahkan sempat menerjemahkan sebuah kata dengan arti yang berbeda 180 derajat dengan makna yang sebenarnya? Sering membaca, tapi baru kali ini aku tergelitik memahami benar-benar arti sebuah kata yang ku baca.

Berawal dari membaca novel STPC London. Sebelumnya tulisan ini ku masukkan dalam postingan review, tapi setelah dipikir-pikir mungkin ada baiknya jika ditulis secara terpisah. Kata yang akan ku coba ulas adalah kata "bergeming" dan "mengacuhkan".

Bergeming
Sebuah kata yang ku ributkan ketika mebaca novel London, bahkan aku sempat menanyakan artinya kepada teman-temanku. Jarang banget padahal aku seribut itu ketika membaca novel. Wkk. Demi memenuhi rasa ingin tahu, akhirnya aku bertanya pada mbah Google. Kutipan hasilnya adalah sebagai berikut:
ge·ming Jkber·ge·ming v tidak bergerak sedikit juga; diam saja;
ter·ge·ming v terdiam
Ternyata arti sebenarnya "bergeming" adalah tidak bergerak sedikit juga. Nah, aku yakin pernah membaca, entah di mana, yang kemudian membuatku menafsirkan "tidak bergeming" dengan tidak bergerak. Ah, ternyata memang ada sebagian yang sering salah menggunakan Bahasa Indonesia sehingga menimbulkan arti yang konteksnya berbeda 180 derajat.

Mengacuhkan
Begitu juga dengan kata "mengacuhkan". Umumnya orang memahami artinya adalah tidak memedulikan kan? Padahal arti mengacuhkan yang sebenarnya adalah memedulikan. 
acuh v peduli; mengindahkan: ia tidak — akan larangan orang tuanya; tak – tidak menaruh perhatian; tidak mau tahu;
meng·a·cuh·kan v memedulikan; mengindahkan: tidak seorang pun yg ~ nasib anak gelandangan itu;acuh·an n hal yg diindahkan; hal yg menarik minat
See? Mengacuhkan bukan berarti tidak memedulikan, tapi mengacuhkan justru berarti memedulikan. Berbeda 180 derajat bukan?

Sepertinya harus segera membenahi konsep definisi yang aku tangkap selama ini. Ck. Hal-hal semacam ini harusnya segera kita luruskan, agar tidak terjadi kesalahan terus menerus dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik. Jangan sampai kita membiarkan diri kita menjadi satu rantai yang meneruskan kesalahartian ini. Sepakat?

Ada beberapa kata lagi yang diulas disini. Semakin banyak membaca semakin kita sadar bahwa apa yang kita ketahui ternyata begitu sedikit. Maka sering-seringlah mencari tahu. Jangan hanya berkubang dalam ketidaktahuan. Belajarlah. Ya, sepertinya aku harus mulai belajar menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar