Hidup di kota metropolitan tentu akrab dengan yang namanya macet. Meningkatnya jumlah kendaraan pribadi mengakibatkan macet di mana-mana, terlebih lagi jika mobil murah mulai merajai pasaran nanti. Padahal telah terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi. Bagaimana jika kita mulai mempertimbangkan untuk naik angkutan umum saja dibanding kendaraan pribadi?
Sebelumnya izinkan saya berbagi pengalaman naik kereta commuter line hari ini tadi dengan tujuan Jakarta-Bogor dan sebaliknya. Sistem tiketnya menggunakan COMMET (Commuter Electronic Ticketing). Kartu COMMET adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang digunakan untuk transaksi perjalanan KA Commuter sebagai tiket perjalanan KA, yang disediakan dalam bentuk kartu sekali pakai (Single-Trip) dan prabayar (Multi-Trip).
Kartu COMMET yang digunakan tadi
Penumpang diwajibkan untuk melakukan tap-in di gerbang masuk dan memasukkan kartu single-trip ke dalam gerbang keluar atau cukup tap-out bagi pengguna kartu prabayar di gerbang keluar. Bersamaan dengan pemberlakuan COMMET, sistem 'Tarif Progresif' diberlakukan. Sistem ini menggunakan hitungan jumlah stasiun yang dilewati sebagai dasar perhitungan tarif tiap penumpang. 3 Stasiun pertama yang dilewati penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp 3000 dan tiap 5 stasiun berikutnya dikenakan biaya Rp 1000. Untuk periode Juli hingga November 2013, karena adanya subsidi sementara dana PSO Kementerian Perhubungan bagi KA Commuter, maka tarif masing-masing turun menjadi Rp 2000 dan Rp 500.
Menurut hemat saya, kereta yang digunakan cukup nyaman karena dilengkapi AC dan tempat duduk yang nyaman. Keadaan kereta juga bersih karena ada CS yang senantiasa membersihkan gerbongnya dengan menyapu dan mengepel. Hal yang kurang menyenangkan paling jikalau kita harus berdiri di sepanjang perjalanan karena tidak mendapatkan tempat duduk. Poin paling pentingnya tentu naik kereta bebas dari macetnya ibukota.
Selain dapat mengurangi kemacetan, naik angkutan umum ternyata memiliki banyak manfaat lain. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa kita rasakan:
1. Memaksimalkan subsidi bahan bakar yang telah diberikan pemerintah
Bahan bakar angkutan umum masuk ke dalam anggaran subsidi bahan bakar negara. Penggunaan kendaraan pribadi membuat kita menyalahgunakan subsidi yang diberikan pemerintah yang semestinya digunakan untuk kepentingan publik.
2. Mengurangi pengeluaran
Tarif angkutan umum tergolong murah, dengan Rp 2.000 - Rp 5.000 kita sudah bisa menempuh jarak yang cukup jauh. Bisa naik TransJakarta, kereta api, atau angkot. Ini tentu akan menghemat pengeluaran dibanding jika naik kendaraan pribadi.
3. Mendukung langkah Go-Green
Dengan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi tentu jumlah kendaraan juga akan berkurang. Asap dan polusi gas yang dihasilkan kendaraan bermotor juga akan berkurang. Berarti juga mencegah bertambahnya Gas Rumah Kaca di Bumi. Kita pun jadi ikut mencegah global warming.
Nah, bagaimana jika mulai beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum? Jika melihat respon positif dari sebagian besar masyarakat tentu pemerintah tidak akan ragu meningkatkan jumlah, fasilitas dan kenyamanan angkutan umum yang ada.
Sumber:
http://intisari-online.com/read/5-manfaat-naik-angkutan-umum
http://id.wikipedia.org/wiki/KA_Commuter_Jabodetabek
NB: Tulisan ini dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika. Info selenkapnya klik http://jungjawa.blogspot.com/2013/09/ProjectMenulis30DaysSaveEarth.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar