Festival yang diadakan tanggal 5 - 6 Oktober lalu di Ecovention Hall, Ancol. Acara #KerjaBakti pertama yang saya ikuti di luar kegiatan kampus dan berskala nasional. Sudah beberapa hari yang lalu namun jejaknya masih segar dalam ingatan.
Saya ikut berpartisipasi menjadi relawan sehari saja pada 5 Oktober. Sebenernya esok harinya pengen banget ikut lagi, tapi ada hal mendesak lain yang harus diurus terkait event kampus. Jadilah cuma ikut sehari aja dan itu merupakan salah satu hari paling berkesan dalam hidup saya. Capek tapi seru dan insya Allah bermanfaat.
Bermula dari iseng-iseng nyari event yang bisa didatangi sambil mengisi kekosongan karena belum mulai kuliah. Trus liat link yang dishare temen di sosmed trus baca-baca webnya bikin makin tertarik dan kemudian ngajakin temen satu kosan buat ikutan Festival GIM ini. Respon mereka positif, jadi total berempat yang berangkat: Tetri, Dwi, Kiki dan saya sendiri.
Sesampainya di Ancol ketemu rombongan lain: Mimi, Sonche, Nia, Adnan, Aziz. Awalnya pengen berangkat bareng, tapi takut mereka kelamaan nunggu kami jadi bilang duluan aja. Eh ternyata ketemu di depan Ancol trus bareng nyari dimana letak Ecovention Hall. Lumayan jauh juga jalan kaki dari pintu depan Ancol.
Di depan Ecovention Hall absensi trus dikasih ID plus peta wahana yang ada disana, totalnya ada 10. Tapi sebelum masuk ke wahana kerja, kami diberi kelas orientasi, pengenalan singkat tentang Festival GIM. Untuk mengatur lalu lintas sejumlah relawan, wahana pertama ditentukan oleh panitia, wahana selanjutnya bebas memilih.
Wahana pertama yang kami dapatkan adalah menulis Surat Semangat untuk Kepala Sekolah dan Guru. Saya menuliskan surat untuk SDN Sawang Akar, Halmahera Selatan. Bingung mau nulis apa, tapi intinya memberikan semangat kepada pahlawan tanpa tanda jasa di sana :3
Selanjutnya menyusuri wahana yang ada di lantai bawah dan tertarik masuk wahana Kemas-Kemas Sains. Kami disambut oleh kakak panitia yang mengenakan jas lab. Di wahana ini minimal 10 orang, jadi kami menunggu relawan lain yang ingin bergabung. Setelah terkumpul 10 relawan, kemudian kami diberi briefing singkat apa yang harus dilakukan. Kami kebagian membuat Papan Armansyah dan Mobil Bertenaga Angin.
Sebelum mengemas, belanja peralatan dulu di dalam Warung Sains, tapi karena di dalam rame banget, dibagi lah cuma beberapa orang yang belanja ke dalam. Kami berempat memilih menunggu di luar dekat Aula Indonesia. Di sana tertancap big screen dan saat itu video call secara live dari pelosok-pelosok wilayah Indonesia di mana relawan pengajar ditempatkan bersama anak didiknya. Buat yang mau tanya-tanya dipersilahkan merapat ke sana. Bener-bener terharu dengernya, apalagi ternyata ada anak yang 2 jam naik perahu demi masuk sekolah. Salut, patut dipuji semangatnya :')
Kemudian yang berbelanja datang, karena agak bingung apa-apa aja yang mesti diambil makanya agak lama belanjanya. Lalu ada kakak panitia yang menjelaskan prosedur membuatnya. Maka mulailah kami berbagi tugas membuat 6 Papan Armansyah, permainan sejenis monopoli, namun dadunya berupa angka, tanda matematika (tambah, kurang, kali, bagi) dan angka 1 sampai 6. Jadi, membuat permainan hitungan bilangan pecahan gitu. Berhubung peralatan untuk membuat mobil bertenaga angin kurang lengkap, jadi di kemas-kemas sains ini kami hanya mengemas Papan Armansyah.
Hari makin siang dan relawan-relawan mulai ramai berdatangan. Ternyata lebih 1.000 relawan yang ikut andil dalam festival ini. Woow. Ternyata masih banyak orang baik yang peduli dan berbuat lebih bagi bangsa ini :)
Selepas sholat zuhur kami mulai bertualang lagi mencari wahana sambil membaca-baca artikel singkat prestasi-prestasi anak-anak daerah dan juga guru-gurunnya. Di bagian ini, kami boleh menempelkan stiker like, smile, love atau menuliskan comment di stiker yang telah disediakan.
Lalu kami mendarat di wahana Keping Pedia. Wahana tercepat dan tersederhana menurutku. Hanya beberapa menit kami disini. Tugasnya sederhana, menuliskan kata-kata semangat dan motivasi di lembaran kertas puzzle yang sudah disediakan, kemudian memotongnya sesuai pola yang sudah ada. Dengan iming-iming yang tercepat mendapatkan hadiah spesial dari panitia, jadilah cepat-cepat menggunting puzzle demi puzzle. Menyenangkan, walaupun gagal menjadi yang tercepat, di wahana ini kami juga dapat kenalan baru :D
Selanjutnya kami mendaftar di wahana Melodi Ceria. Di sana dapat menyanyikan lagu anak dan daerah untuk memperkaya khazanah tentang budaya Nusantara. Karena lagi-lagi kekurangan orang, kami bergabung dengan mbak-mbak yang juga daftar. Mbak-mbaknya asik-asik, jadi ga terlalu canggung. Kami memutuskan menyanyi lagu Potong Bebek Angsa disertai gerakan-gerakan ceria arahan mbak-mbaknya. Asik, seru lah di sini. Setelah latihan, sekali take langsung beres. Asik lah gabung sama mereka :D
Wahana yang serius udah, yang santai juga udah. Lanjut liat-liat wahana lain yang ga terlalu rame. Tapi akhirnya kami merapat ke Aula Indonesia. Diberitahu panitia bahwa setelah bincang-bincang bersama pengajar akan ada acara Pandai Sigap, sejenis Rangking 1. Sistemnya kami diberi sebuah bendera, kemudian nanti akan ada pertanyaan benar sala. Kalau benar angkat benderanya dan kalau salah diamkan aja.
Seru ! Tapi entah karena kurang fokus atau efek belum makan aku udah tereleminasi di pertanyaan kedua : Putik adalah alat kelamin betina pada bunga. Harusnya jawabannya benar, tapi ga tau kenapa aku diam aja waktu itu, telat mikir kayaknya -_- Yaudah sih, aku keluar arena dan bergabung di wahana Kartu Pedia yang baru buka lapak di samping Aula Indonesia. Sambil kerja tetep merhatiin yang lagi main Pandai Sigap. Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya bisa ku jawab, jleb banget udah tereliminasi duluan. Hahaha. Konyol. Temenku Kiki sampai masuk babak Ujian Tengah Semester :D
Di bagian Kartu Pedia, reguku mendapat kategori Pahlawan, jadi menuliskan apa-apa aja mengenai gambar pahlawan yang tertera di kartu. Boleh googling, karena ensiklopedia yang disediakan panitia jumlahnya terbatas dan ditumpukan itu aku ga menemukan ada ensiklopedi tentang pahlawan. Jadilah googling daaaan hp ku berulah pake acara ga bisa konek. Mau pake wifi nya juga ga bisa. Cacad. Trus bilang ke panitianya, dipinjemin hp bentar, trus baru nulis beberapa kalimat udah diminta lagi hp nya. Nasib. Ujung-ujungnya pinjem hp Kiki. Aah, hpku mesti diupgrade nih kayaknya -_- Sukses jadi orang paling akhir di tim yang menuliskan kartu belajarnya. Kakak panitianya baik banget nungguin. Maaf ya kakak lama, ada masalah teknis sih -_-
Lalu aku bergabung bersama ketiga temenku yang masih asik main Olimpiade Permainan Anak di Aula Indonesia. Nunggu mereka selesai main, sholat ashar trus foto-foto di Photo Booth :D Lumayan memperbaiki mood ini.
"Ternyata hal kecil bagi kita, bisa berarti besar bagi orang lain"
Dwi, aku, Tetri, Kiki
Sesi foto ditutup karena sebentar lagi diadakan upacara penurunan bendera di Aula. Awalnya kami pengen melipir, tapi ditahan sama panitia, disuruh ikut upacaranya dulu. Kapan ya terakhir upacara? Upacara kali ini memorable banget. Terharu, beda dari biasa. Terutama dibagian menyanyikan lagu wajib "Tanah Airku" ditemani paduan suara anak nusantara dari aceh sampai papua dimana pengajar Indonesia disebar. Bergetar di bagian ini, menyentuh banget, yang mungkin tertarik liat videonya bisa klik http://www.youtube.com/watch?v=-3iN8I8g_fY :')
Memorable memories. Ga nyesel udah ikut serangkaian acaranya. Pengen lagiii. Sepertinya aku udah terinfeksi 'virus'nya. Makasih buat semua yang berhasil menginfeksiku. Buat seluruh panitianya dan juga buat seluruh relawan lainnya.
Tahukah kamu?Anak-anak Indonesia di manapun berada, punya potensi luar biasa bila punya teman belajar dan alat belajar kreatif. Mari bergandengan tangan untuk Indonesia yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar