Judul : Paris: Aline
Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 224 Halaman
Tahun Terbit : 2013
Novel STPC kedua yang ku baca. Novel yang kemaren beli di Jak Book Fair. Tertarik beli selain karena penulisnya, karena judulnya juga sih. Hehehe. Penulisnya sama kayak yang nulis Eclair. Kemaren galau-galu gitu beli atau ga, tapi setelah liat postcardnya yang cantik langsung ngebet beli, pengen punya sendiri :3
Tahun Terbit : 2013
Novel STPC kedua yang ku baca. Novel yang kemaren beli di Jak Book Fair. Tertarik beli selain karena penulisnya, karena judulnya juga sih. Hehehe. Penulisnya sama kayak yang nulis Eclair. Kemaren galau-galu gitu beli atau ga, tapi setelah liat postcardnya yang cantik langsung ngebet beli, pengen punya sendiri :3
Ini nih postcardnya.
Sumber gambar : http://dhynhanarun.blogspot.com/2013/03/paris-aline.html
Novel yang berhasil ku tamatkan dalam sekali duduk, cuma 3 jam-an selesai. Terlepas dari efek mager dan novelnya tipis, novel ini emang seru dibaca kok. Serius bikin penasaran. Dari resensi di back covernya aja udah bikin penasaran. Banyak pertanyaan mengapa yang muncul. Kenapa? Mengapa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian sedikit demi sedikit terjawab di lembar-lembar selanjutnya. Seperti mengumpulkan puzzle-puzzle cerita. Aaah. Kadang emang ada sesuatu yang lebih baik kita tidak tau. Pada saat yang tepat, pada saat orangnya siap memberi tahu kita akan tau sendiri juga kok :)
Novel ini dikemas seperti buku diary, yang diberikan Aline kepada sahabatnya, Sevigne. Layaknya diary, ada potongan monolog-monolog penulisnya, disertai percakapan dan ilustrasi gambar tempat-tempat di Paris, sama kayak di novel Melbourne. Dari gambar-gambar itu, ternyata aku udah pernah liat satu di tumblr, baru tau kalo itu ilustrasi dari novel ini :3
Novel ini bercerita tentang seorang Aline, orang Indonesia yang kuliah Sejarah di Paris demi memenuhi permintaan almarhum Papanya. Dia patah hati dengan si ubur-ubur, rekan kerjanya di Bistro Lombok yang menjual makanan-makanan Indonesia. Karena tidak tahan melihat ubur-ubur yang bermesraan di depan matanya dia memutuskan untuk mengambil cuti seminggu. Nah, saat di jalan pulang itulah ia menemukan pecahan-pecahan porselen yang kemudian menghubungkannya dengan Sena.
Aeolus Sena. Sosok misterius yang memintanya bertemu di tempat paling berhantu di Paris, Place de la Bastille, pukul 12 malam pula. Di janji pertemuan yang ketiga barulah mereka bertemu. Mengapa? Ah, nanti kalian akan tau sendiri saat membaca novelnya :D Saat ke Bastille itu, 2 kali Aline ditemani Kak Ezra. Hemhem ketebak sih Kak Ezranya suka. Hahaha. Seriously, film pendek yang dibuat Sena dengan tokoh utama Kak Ezra itu so sweeeeet. Aaaa, entah kenapa air mataku mengalir begitu aja pas baca bagian itu. Mupeng? Entahlah. Jarang banget biasanya nangis, kecuali di bagian-bangian paling menyentuh sering. Mehehe.
Pecahan-pecahan porselen itu sesuatu yang berarti bagi Sena, tak ternilai katanya. Dia bahkan berjanji dengan darah akan memenuhi 3 permintaan Aline. Eksentrik banget si Sena, aneh, misterius, kontradiktif. Kadang di luar ekspektasi aja apa yang dilakukannya, emosinya susah ditebak, tapi dia jago menganalisis emosi orang lain. Menarik, pengen deh punya keahlian itu juga *eh XD
Ketiga permintaan itu membuat keduanya mau ga mau terus berhubungan selanjutnya. Permintaan pertama, Aline ingin pulang ke Jakarta, bertemu Mamanya, tapi finansialnya sedang tidak bagus dan jadwal kuliahnya ga memungkinkan. Sena kemudian menyarankan Mamanya aja yang ke Paris, dia bilang akan membayar semua keperluannya, dari tiket, paspor, visa dan lainnya. Keliatan kaya kan Senanya? Dia mengaku bekerja di Reparasi Mesin Tik, yang membuat Aline agak sangsi, zaman sekarang emang masih ada yang menggunakan Mesin Tik? Percaya? Ga percaya? You will know later.
Permintaan kedua Aline, dia minta agar si ubur-ubur putus dengan pacarnya. Pada akhirnya berhasil, tapi bukan karena Sena. Daaan permintaan ketiganya di akhir cerita cuma satu kata dan itu berhasil membuat Sena bungkam. Mau tau apa? Baca sendiri novelnya yak :D
What a nice ending. Suka deh bagian endingnya. Ada ga sih yang perasaannya ga berubah walau udah nunggu 2 tahun? Heeem, jadi inget cerita Bu Dosen yang so sweet itu. Ada kok ada di kenyataan. Percayalah, Allah selalu punya skenario terbaik buat kita semua :3
"I love you not because of who you are, but because of who I am when I am with you"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar