CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 26 Oktober 2013

#LILIEFORS Ronde 1

"Klinik Penulisan, Desain Grafis, Fotografi STIS"

Ini sebenernya plan B, karena proposal ke Krakatau ga disetujui ortu. Buat temen-temen 2KS3, maaf yaa lagi-lagi gabisa ikut jalan-jalan kelas, have a nice trip guys :) *skip*

Daripada diem galau ga ada kerjaan, jadilah menenggelamkan diri dalam #LILIEFORS. Gegara liat salah satu pembicaranya Bang Tere Liye, makin terhasut buat ikutan acara ini dan well setelah mengikuti acara tadi bener-bener ga nyesel deh udah dateng. Makasih buat seluruh kerja kerasnya wahai para panitia *bow* :D

Lewat tulisan ini cuma pengen berbagi sedikit banyak yang saya dapat dari acara kece hari ini tadi. Sayang aja cuma tertuang dalam note pribadi. Kali aja yang tadi ga ikutan penasaran pengen tau banget, mungkin hasrat keponya bisa terpenuhi sedikit melalui tulisan ini :D

Acara tadi dibagi ke dalam 3 sesi dengan waktu masing-masing kurang lebih 2 jam.

Klinik pertama: FOTOGRAFI - Mosista Pambudi

Pada klinik ini mengangkat tema "The Art of Seeing". Tentang bagaimana mata kita menangkap suatu gambar, ga mesti pakai kamera mahal, tapi bagaimana membuat foto yang bercerita atau bagaimana mengomunikasikan sebuah foto.

The art of seeing mengajarkan bagaimana agar kita bisa lebih kreatif dalam melihat sesuatu. Dalam konteks fotografi, melihat lebih jauh berarti melibatkan emosi atau perasaan kita.
"Memberi rasa dalam setiap karya"

Ada 4 poin penting yang dibahas.
1. Barriers to seeing (Rintangan dalam melihat)
- Perhatian atau konsentrasi yang berlebihan terhadap sesuatu atau kekhawatiran akan kegagalan
- Input tanpa seleksi
- Penanaman atau labelling terhadap benda yang akan kita foto
Pepper #30
"To see we must forget the name of the thing we are looking at." - Claude Monet
Ga masalah punya cara pandang yang berbeda *catet*
- Terlalu hormat atau memuja sesuatu
Kita perlu memperluas wawasan, jangan terlalu terkotak-kotak.
- Memaksakan untuk ikut suatu aturan
Komposisi memiliki aturan-aturan baku, tapi kita tidak harus tunduk pada aturan tersebut. Tergantung point of interest.
- Kekuatan menjadi yang paling dominan, aktif, berkuasa
- Kamera juga dikatakan yang menghalangi penglihatan
Seperti yang dibahas di awal tadi, untuk menangkap gambar yang bercerita ga mesti pakai kamera yang mahal, bahkan dengan kamera hp biasa pun bisa. Contohnya gambar karya Pak Mosista Pambudi yang dimuat di majalah yang ditunjukkan di awal tadi (Sori lupa redaksi dan edisi majalah apa :x)

2. Learning to Observe (Belajar mengamati)
- Thinking sideways
Dengan berpikir dari sisi yang lain, kita bisa menemukan lebh banyak ide dan kreatifitas.
*belajar memotret objek statis dulu, dari berbagai sudut
- Lingkungan sekitar
Kita perlu mengamati lingkungan sekitar agar lebih peka dan belajar melihat lebih baik

Kita perlu mengosongkan pikiran atau relax sehingga kita bisa menggunakan perasaan lebih efektif.

3. Learning to Imagine (Belajar berimajinasi)

4. Learning to Express (Belajar mengekspresikan)

"Objek menarik tak selalu objek yang unik. Objek sederhana bisa jadi luar biasa jika kita melihatnya berbeda."
Nah. Kalau diringkas, intinya kalau mau mencoba terjun ke dunia fotografi, hadapi rintangan dalam melihat, lalu belajar mengamati, belajar berimajinasi, kemudian belajar mengekspresikan. Siapapun bisa, ga mesti nunggu punya kamera bagus dulu baru bisa menghasilkan gambar yang bagus. Tertarik mendalami ini? Aku sih iya :D

Wah, baru 1 sesi aja ringkasannya udah sepanjang itu ternyata. Cukup memuaskanlah sesi 1 nya. Materinya dapet, lumayan bisa bikin melek. Pfft. Langsung cuss ke sesi kedua aja kali ya.

Klinik kedua: DESAIN GRAFIS - Yasser Rizky

Kesan liat narasumbernya wow, somehow mungkin orang seni rupa tulen emang beda kali ya. Jauh dari ekspektasi, jauh dari gambar yang di poster. Pfft. Mari fokus.
"People have very few knowledge, with too many confidence."
Tema yang diangkat tentang "Typography". Apa itu typhography? Secara sederhananya yang saya tahu seni merangkai huruf. Namun ternyata tadi sedikit diperbaiki pemahaman saya. Typography bukan sekedar seni merangkai huruf, tapi juga harus bisa menyampaikan pesan.
"To touch someone's heart with graphic design."
Be desireless, be obsessive !

Ga banyak catatan yang saya peroleh di sesi 2 ini. Efek terhipnotis karya-karya yang disuguhkan kali ya. Serius keren-keren. Unik pula. Dari karya tokoh-tokoh yang narasumber kagumi sampai karya dia sendiri. Karya Kak Yasser yang paling cetar: Bali in Yasser.

Itu huruf-hurufnya buatan sendiri eh dari berbagai jeroan asli macam usus, trus ada lidah sama mata (sapi) juga kalo ga salah denger

Ga kebayang gimana buatnya, terlebih menangani baunya *eh. Jangan coba-coba di rumah tanpa latihan khusus ya. Hehehe. Anyway, desain ruangan versus-nya keren. Pengen banget punya kalender pop-upnya tadi :3

Bagaimana memperoleh IDE?
Riset - Define Masalah - Aplikasi - Evaluasi

Typography kayaknya keren. Nanti deh kapan-kapan mencoba berkreasi. Sekian dulu laporan #LILIEFORS dari saya. Sesi Bang Tere Liye nanti insya Allah dilanjutin di postingan khusus :D

Selamat tengah malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar