CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 24 April 2013

Jalan-Jalan IMSAK 2013

13-14 April 2013

Ini acara minggu lalu tepatnya. Berhubung banyak kegiatan dan lain sebagainya alhasil baru sempat menuliskan postingan hari ini. Acara jalan-jalan yang tertunda untuk ke sekian-sekian kalinya, akhirnya terlaksana juga minggu kemaren. Setelah rapat yang ke sekian, terpilihlah jalan-jalan nginap ke puncak. Walaupun tahun lalu juga jalan-jalan ke puncak, karena berbagai pertimbangan banyak hal dan juga biaya jadilah memilih alternatif ini.

Agak-agak miris juga pas hari-H ternyata yang ikut bisa dibilang 'sedikit' dari jumlah yang sebenarnya, ga nyampe setengah, apalagi tingkat 2 nya. Parah ih, padahal yang kepanitian sekarang kan tingkat 2. Kalian pada kemana? Ckckck. Karena bertabrakan dengan jadwal acara 'rahasia' itu mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Trus tabrakan sama jadwal gathering tingkat 1 juga. BPHnya bahkan satupun ga ada keliatan batang hidungnya. Kami dilepas begitu saja di tangan tetua (re: Om Nopi)

Selain aku, tingkat 2nya cuma Vya, Risna, Pumo, Kiki, Hasti, Puja, Aya, Kak Idrus, Robby, Om Nopi, Rengga. Total yang ikut kurang lebih 34 orang aja. Berasa jalan-jalan eksklusif gitu. Hahaha B) Sebelum berangkat ngeksis dulu ah~

Ayuna, Musifah, Me, Linda(kasian ketutupan mukanya, maaf ya hehe), Vya, Risna, Robby (yang nyempil di belakang), Kiki, Pumo

Perjalanan alhamdulillah aman terkendali. Yang kocak mungkin lagu pengamen yang waktu itu. Yang liriknya bawa-bawa jilbab ungu dan nikita willy plus bawa-bawa baju ungu dan tukul arwana. Wkwkwk. Cuma yang ikut jalan-jalan yang akan paham dengan kalimat ini XD

Penasaran dengan villanya? Ini dia penampakannya. Letaknya deket sama villa tahun sebelumnya. Tapi villa yang ini ada yang lebih, ada kolam renangnya euy. Walaupun aku tetep ga bisa nyebur karena masih dalam pengobatan *curcol.



Minggu, 21 April 2013

Digiscrap~

Ulalala...
Hari minggu ini benar-benar melenceng dari rundown. Hahaha. Gapapa ya nakal sekali-sekali *eh. Afwan ya Lele aku ga dateng ke acara PELUANG tadi.

Setelah disibukkan dengan tugas mpc yang ga bisa diselesaikan (re: buku Murthynya ga ada), jadinya malah scrapbooking. Hari ini salah satu sahabat baikku ulang tahun, namanya Gina. Dia yang kemaren buatin video ultah Dian. Pengen aja gitu ngasih sesuatu. Berhubung waktunya mepet, ga mungkin aku buat video, ga cukup waktu buat belajar otodidaknya. Jadilah terpikir nyari yang praktis, digital scrapbooking.

Dulu aku paling suka kegiatan semacam scrapbooking, gunting-gunting kertas warna-warni trus ditempel buat hiasan atau bikin-bikin huruf gitu. Ternyata membuat digital scrap susah-susah gampang. Makan waktu di download pernak-perniknya sih sebenernya. Thanks buat Shabby Princess yang udah sponsorin aku. Huehehe.

Sebenernya agak belibet juga masalah penataan trus memutuskan pake design apa. Dan inilah hasil karya perdanaku. Maaf ya gin, agak cacat, masih pemula. Hehehe. Udah jarang nyentuh Photoshop jadi sedikit banyak perlu adaptasi lagi XD

Sekali lagi selamat ulang tahun yaa XD


Rabu, 17 April 2013

Repost : Menjadi Hafidz Qur’an, Mungkinkah?

Asyraf Seferagic.Lc 
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Di sini ada sebuah kisah perjuangan beberapa mahasiswa dalam menghafal qur’an di sela-sela waktu kuliahnya. Selamat membaca, semoga terinspirasi…

= = = = =
Di sebuah kota besar di Indonesia, yang kehidupan metropolitan masih dapat dirasakan, di satu sisi kadangkala ditemukan hal hal yang sangat bersifat religius.

Di sana Penulis sempat menemukan sekelompok pemuda yang sangat akrab dengan Al Qur’an, seakan-akan Al-Quran adalah bagian dari dirinya. Di saku baju atau di tas mereka akan selalu ditemui sebuah Al-Quran kecil. Mereka juga adalah pemuda yang sangat akrab dengan Masjid. Pada saat shubuh mereka hadir di masjid dan di waktu petang mereka telah ada kembali di masjid, di samping kehidupan mereka sebagai mahasiswa.

Yang sangat berkesan bagi penulis adalah bagaimana mereka mencuri waktu untuk dapat menghafal Al Quran atau membaca Al Quran. Ada di antaranya yang mencuri waktu di sela sela waktu stop lampu merah (ampel/traffick light sedang merah ) membuka Al Quran di sakunya untuk sekedar melihat beberapa ayat Al Quran, ketika sedang mengendarai motor.

Ada juga yang mengambil waktu luang ketika mereka sedang berada di kendaraan umum untuk menghafal Al Quran. Agar tidak diketahui ia sedang membaca Al Quran oleh orang sekitarnya, Al Quran tersebut dibungkus dengan sampul buku biasa. Seakan akan orang mengira ia sedang membaca buku. Mereka lakukan untuk menjaga keikhlasannya.

Ada juga yang membawa kaset murrotal Al Quran mendengarkan di waktu luang/free, orang lain mengira ia sedang mendengarkan musik biasa. (Mungkin disaat sekarang dapat digunakan usb MP3 yang lebih praktis)

Dan yang lebih menarik ada yang memfotokopi Al Quran pada halaman tertentu, kemudian dibawa dan agar lebih praktis dengan mudah dihafal seperti note. Subhanallah…..

Adalah sesuatu yang sulit dibayangkan jika pada masa sekarang, di mana kehidupan semakin keras dirasakan, masih ada orang yang melakukan hal demikian, menghidupkan Al Quran. Setidaknya hal tersebut memberikan inspirasi bagi kita untuk lebih akrab dengan Al Quran.

Mimpi orang orang demikian untuk menjadi seorang hafidz Quran bukanlah omong kosong. Jika mereka adalah pemuda yang berumur 20 tahun, maka perlahan tapi istiqomah, ketika ia menjadi seorang ayah berumur 40 tahun, sangat mungkin baginya menjadi seorang penghafal Al Quran. Ia akan mendidik anaknya menjadi seorang hafidz Quran juga. Andaikan mereka adalah seorang yang berumur 40 tahun maka perlahan tapi tetap istiqomah, di waktu ia menjadi seorang tua  berumur 60 tahun ,dirinya sudah siap menghadap Allah sebagai seorang hafidz Qur’an.Ia akan siap mendidik cucunya menjadi seorang Hafidz Quran.

Rasulullah bersabda bahwa pada hari akhir kelak, orang tua para penghafal Al Quran tersebut akan memperoleh penghargaan besar, yaitu akan mendapatkan sebuah mahkota cahaya.
”Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan mengamalkannya maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota yang sinarnya lebih terang daripada sinar matahari di dunia pada hari kiamat nanti, kalaulah sekiranya ada bersama kalian, maka apa perkiraan kalian tentang orang yang mengamalkannya (al-Qur’an)?”
(HR. Ahmad, Abu Daud, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)
Tentu kita juga tergiur untuk memberikan hadiah bagi orang tua kita, sebuah hadiah berupa penghargaan dari Alloh SWT. Terlebih jika orang tua kita telah pergi, untuk mengobati kerinduan kita kepadanya kelak di hari Akhir akan kita berikan berita bahagia bagi mereka bahwa anaknya adalah seorang hafidz Quran. Memang benar pendapat bahwa menghafal Al-Qur’an tidak mudah, tapi setidaknya ada yang bisa kita persembahkan kelak, sesuatu yang berat dan diperlukan kesabaran, sesuatu yang indah sebelum Menghadap kepada Nya dan mempersiapkan mahkota cahaya untuk Bapak dan Ibu kita,….Menjadi Penghafal Al Quran (Hafidz Qur’an).

“Ya Allah, tuntun diri kami ke jalan yang lurus sebagaimana jalan orang orang yang Engkau beri petunjuk “
Aamiin..
= = = =



Masya Allah, pas banget artikelnya. Emang lagi butuh motivasi. Ternyata diluar sana ada banyak juga yang berjuang di tengah kesibukannya. Ga boleh kalah ya tha. Semangaaat. Insya Allah ada jalan. Walaupun banyak kegiatan, jadwal kuliah padat merayap, tugas bertaburan dimana-mana, bahkan jadwal uts sudah berjejer rapi, luangkanlah waktunya barang sebentar untuk lebih akrab dengan Al Qur'an :)

Senin, 15 April 2013

Setoran Perdana

Bismillahirrahmanirrahiim...
Setoran perdana, alhamdulillah... Setelah menyerahkan tiket masuk (lewat Uni) jumat kemaren, pagi-pagi dapet sms dari ustadzah yang bilang bahwa hari ini mulai setoran. Walaupun tadi belum sempat mencapai batas minimal, semoga bisa dikejar selanjutnya. Semoga trend nya selalu menaik ke depannya. Aamiin. Insya Allah.

Bukankah Allah telah menjamin kemudahan dalam menghafal Al Quran? HAMASAH !!

Semoga bisa istiqomah. Aamiin.

Jumat, 12 April 2013

Tim Akademik

Udah lama ga nulis, lagi pengen nulis nih, jadi nyari tempat sampah yang cocok buat menampung segala aspirasi, huehehe, kebetulan lagi ga bisa lepas dari keyboard habis ngoding tugas OOP *plak.

Well, yeah, akhirnya jobdesk ku di bagian ini selesai. Alhamdulillah. Berhari-hari berkutat sebagai editor ternyata juga lumayan cape, padahal baru editor kelas. Nulis codingan orang juga ternyata lumayan menguras tenaga. Tapi alhamdulillah udah beres. Walaupun sempat lewat dari deadline. Untungnya koordinatornya baik ngasih kesempatan nyusul.

Ohiya, tim akademik ini semacam tim untuk membuat modul gitu. Modul yang isinya soal-soal plus jawaban soal-soal ujian tahun lalu. Kali ini kelas ku dapet jatah ngerjain soal OOP. Berhubung 2 minggu lagi UTS, jadilah gencar-gencarnya digencet ngerjain ini. Hahaha. Berasa diteror tiap hari dapet sms dari koor, yang frekuensinya makin banyak menjelang deadline. Huah.

Maaf, buat tim 2KS3 yang juga terciprat teror dari aku. Hahaha. Sori, cuma ngeforward teroran sebelumnya *eh. Semoga nanti kerja sama tim kita makin oke ya. Biar bisa selesai tepat waktu. Kalau misal butuh bantuan ngerjain atau apapun saling share aja. Biar ga kelabakan kaya tadi. Maaf buat pengguna jikalau kurang maksimal yang kami kerjakan.

Makasih banyak, buat tim 2KS3 yang telah bekerja keras beberapa hari terakhir ini. Spesial buat Tiyar, Aji, Aan. Thank you so much. Semoga kerja keras yang kita lakukan bermanfaat ke depannya. Aamiin. Jangan jera yaa ngerjain tugas akademik. Hehehe.

Kemaren(11/04/2013), di hari yang sama aku juga punya deadline lain. Alhamdulillah terselesaikan juga di menit-menit terakhir. Alhamdulillah ya Allah. Ternyata bisa dalam 10 hari. Semoga masih diberi kemudahan menjalankan kegiatan RQ selanjutnya. Aamiin :)

Dua minggu lagi UTS dengan mata kuliah dewa-dewa dan dengan jadwal maraton dari tanggal 29 April sampai 8 Mei. Semoga bisa ya Allah. Aamiin. Diantara kelas dan jurusan lain, Komputasi Statistik dapet paling banyak jatah SKS di semester 4 ini. 23 SKS euy. Mantab. Semester lalu full 24 SKS. Bener-bener kuliah di tingkat 2 ini.

Ini jadwal ku, mana jadwal mu? *eh

Ohiya, lagi pada udah UTS ya? atau sedang UTS? Semangaaat \m/ Semoga dimudahkan semuanyaa.

Rabu, 03 April 2013

"Ga usah takut ngegembel di luar negeri"


Great quote today. Hahaha. Seru banget tadi senpainya sharing tentang pengalamannya di Jepang. Ga nyesel udah dateng. Event kayak gini jarang-jarang diadain nihon go bu, jadinya menyempatkan main tadi. Biasanya pas ada kelas kebanyakan malesnya sih *ups hehe.

Tadi yang ngisi kelas senpai Monic, bukan senpai Alfian yang biasanya ngasih materi. Senpai Monic ini dia dapet beasiswa kuliah di Hokuho Womens College di daerah Nara, kota tua di Jepang gitu katanya. Denger ceritanya, ia emang udah lama berkutat di Jejepangan. Pas sekolah di MAN 4 udah ngambil jurusan Bahasa Jepang, trus pas kuliah di Unsada ngambil sastra Jepang.

Diliat-liat basicnya udah dapet banget kan tuh. Tapi ternyata belum bisa langsung kuliah disana, soalnya level Bahasa Jepangnya minimal N1. Jadilah setahun lalu ia kursus dulu di sana dan baru mau mulai kuliahnya tahun ini. Besok katanya take off ke Jepang. Waaah. Keren keren. Salut masih menyempatkan diri ngisi agenda Nihon hari ini. Arigatou senpaiii :3

Banyak ceritanya, seru-seru. Lumayan banyak share tentang budaya-budaya disana. Trus juga cerita pengalaman senpai berpetualang ke Tokyo, ke AKB48 Cafe, Shibuya, dll. Senpainya seru kalo cerita, ekspresif banget. Suka dengernya. Hahaha. Setiap pertanyaan dari kami-kami dijawab dengan semangat. Kapan ya giliran aku juga punya pengalaman gitu. Huehehe.

Ini nih petuah yang penting *tsah. Kalo masalah duit, kalo kita di luar jangan pikirkan kalo dikonversikan ke Rupiahnya berapa. Lama-lama malah ga makan kata senpainya. Bener juga. Hahaha. Kalo mengkonversi mata uang asing ke Rupiah boleh banget. Keliatan lebih gede nominalnya :D Kalo kekurangan duit juga ga usah khawatir, disana banyak baito-baito, kerja part time gitu. Kerjanya diupah sesuai berapa lama jam kerja kita.

Trus pesan senpai tadi belajar, belajar, belajar. Ga mesti belajar ngadep buku terus. Dengan denger pengalaman orang pun bisa dikatakan proses belajar juga. Belajar bisa dimanapun dan kapanpun bahkan sampai tetes darah terakhir pun kita tetep harus belajar. Misal dalam belajar kosakata bahasa susah, mungkin bisa belajar ngomong muter-muter dulu, atau bahkan bisa pakai body language juga dari cerita senpai. Yang penting kita berani nyapa duluan, sok kenal gitu katanya, soalnya orang Jepang rata-rata kaku, jadi mesti kita yang aktif ngajak ngobrol duluan.

Okee, time up. Makasih banget buat senpai yang udah cerita tadi. Semoga sukses kuliahnya disana, doain nyusul yaa. Tapi ga mesti ke Jepang juga sih. Muehehe. Mimpi harus tinggi kan ya. Semangaat. Belajar, belajar, belajar. Besok full sesi euy. Siapkan amunisi. Sekian dan terima kasih.

Selasa, 02 April 2013

Quote

Kita tidak bisa dengan mudah, seketika men-delete, meng-undo, bahkan restart atau shut down perasaan yang terlanjur tumbuh.

Karena itu, hati-hatilah jika hendak meng-install perasaan di hati. Jangan begitu mudah, semua aplikasi perasaan dari mana-mana di-install. Boleh jadi ada yang bervirus mematikan.

-- Tere Liye

Senin, 01 April 2013

Ayahku (Bukan) Pembohong

Judul Buku               : Ayahku (Bukan) Pembohong
Pengarang                : Tere Liye
Penerbit                    : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman      : 304 Halaman
Terbit                       : April 2011


Suka novel ini. Endingnya WOW! Novel yang bagus untuk dibaca, penuh unsur pendidikan yang dikemas dalam untaian dongeng-dongeng. Alur cerita yang digunakan maju-mundur, campuran. Dibuka dengan kisah seorang kakek yang bercerita ke cucu-cucunya, Zas dan Qon.

Dam dari dulu dididik mengenai kesederhanaan dan kearifan hidup melalui dongeng-dongeng ayahnya. Mulai dari Toki si Kelinci, cerita sang Kapten, cerita apel emas di Lembah Bukhara dan cerita suku Penguasa Angin. Sejak umur 8 tahun Dam sangat menyukai cerita ayahnya itu. Ia juga sering mengaplikasikan di kehidupannya. Hingga ia sekolah di Akademi Gajah.

Saat sekolah di Akademi Gajah itu ia pernah mendapat hukuman membersihkan perpustakaan selama satu bulan di tahun keduanya. Saat itulah ia menemukan buku cerita dongeng yang kisahnya mirip dengan cerita ayahnya, mengenai apel emas Lembah Bukhara dan suku penguasa angin. Ia semakin penasaran, ia mulai ragu dengan cerita-cerita ayahnya. Apakah itu sungguhan atau sekedar dongeng saja. Ia memutuskan mencari penjelasan langsung lewat ayahnya saat liburan tapi hal itu tidak berjalan dengan baik. Ayahnya kelewat sensitif ketika Dam menanyakan hal itu.

Semakin mencari tahu, Dam semakin dekat dengan kesimpulan bahwa ayahnya adalah seorang pembohong. Padahal ayahnya terkenal sebagai pegawai sederhana yang jujur di seluruh kota. Dam berprasangka bahwa ayahnya berbohong tentang kisah-kisah itu hanya kepada dirinya. Kemarahan Dam memuncak pada ayahnya saat detik-detik terakhir ibunya dan saat itu ayahnya masih sempat-sempatnya mendongeng.

Bertahun-tahun Dam menjaga jarak dengan ayahnya. Hanya pulang kerumah sesekali. Dam melanjutkan kuliah di jurusan arsitektur. Karya-karyanya mulai terkenal karena sering mengikuti lomba. Dan saat kuliah itu ia bertemu kembali dengan Tania, yang kemudian menjadi salah satu orang penting di kehidupannya.

Dam dan Tania menikah, kemudian dikarunia 2 orang anak, yakni Zas dan Qon. Anak-anak yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu. Mereka berpikir lebih kritis mengenai dongeng-dongeng kakeknya. Berbekal kemajuan teknologi internet mereka memasukkan kata kunci tapi tidak menemukan hasil memaskan hingga mereka bolos sekolah untuk ke perpustakaan kota mencari kebenaran cerita-cerita kakeknya. Dam untungnya masih bisa membentenginya marahnya. Ia kemudian melarang ayahnya bercerita lagi.

Namun, suatu ketika ia baru tiba dari luar kota dan menemukan anaknya mencari di internet dengan kata kunci 'Akademi Gajah'. Seketika amarahnya meluap. Ia benar-benar marah pada ayahnya dan secara tidak langsung 'mengusir' ayahnya. Besok harinya ayahnya ditemukan tidak sadarkan diri di pusara ibunya. Sayang sekali ia baru mengetahui yang sebenarnya saat ayahnya tiada. Apakah cerita itu bohong atau sungguhan? Kamu akan mengetahuinya ketika membaca buku ini sampai tuntas.

Pesannya, hormati orang tua kita, hargai mereka, sayangi mereka. Kapan terakhir kali kita memeluk ayah ibu kita? Sempatkanlah setidaknya menelpon mereka saat kita jauh dari mereka. Tanyakan kabar mereka. Kita sibuk bertambah dewasa, tapi sadarkah bahwa orang tua kita semakin lama semakin tua?  Kita tidak pernah tau bisa hidup sampai kapan. Apakah kita masih memiliki cukup waktu? Tidak ada yang tau. Hanya Allah Yang Maha Tahu. Maka dari itu pergunakanlah waktumu sebaik-naiknya. Bahagiakan orang tuamu selagi masih ada sisa umur :')

“Apa kata pepatah, hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yang menjadi obat. Kau akan menemukan petualangan hebat berikutnya di luar sana.”

 "Itulah hakikat sejati kebahagiaan hidup, Dam. Hakikat itu berasal dari hati kau sendiri. Bagaimana kau membersihkan dan melapangkan hati, bertahun-tahun berlatih, bertahun-tahun belajar membuat hati lebih lapang, lebih dalam, dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak, kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang, pangkat, jabatan, semua itu tidak hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan.
 ...Itulah hakikat sejati kebahagiaan, Dam. Ketika kau bisa membuat hati bagai danau dalam  dengan sumber mata air sebening air mata. Memperolehnya tidak mudah,... kau harus bekerja keras, sungguh-sungguh, dan atas pilihan sendiri memaksa hati kau berlatih."

Seandainya...

Judul Buku   : Seandainya
Penulis          : Windhy Puspitadewi
Penerbit        : GagasMedia
Tebal             : 226 Halaman
Tahun Terbit : 2012

Lagi-lagi postingan tentang buku. Semoga yang liat masih sabar membacanya. Hahaha. Berhubung lagi ga ada kemana-mana jadilah ini hiburanku di weekend akhir-akhir ini. Ga ikut jalan-jalan kelas 2KS3 maupun 1L. Kantong jebol habis berobat *miris. Oke fine, sori curcol. Muehehe.

Tertarik baca jujur karena covernya. Unik. Lucu. Kreatif nih yang design covernya. FYI baru kali ini aku baca novelnya mb Windhy Puspitadewi. Cukup tau judul novelnya yang sebelumnya 'Let Go' sama 'Morning Light'. Pengen sebenernya baca yang Morning Light tapi sayang belum kesampaian. Katanya bagus. Okeskip. Back to topic.
 
Novel ini ringan banget. Bahasanya sederhana. Dimulai dari cerita persahabatan 4 orang anak yang baru masuk SMA dan sukses dikerjai dengan adanya upacara penyambutan di hari Minggu. Tokohnya Rizki, kakak beradik Juno dan Arma dan anak calon gubernur bernama Christine. Ceritanya ga terlalu kompleks. Lama-lama difokuskan ke tokoh satu per satu, cerita Rizki, cerita Juno dan Arma. Lalu cerita Christine.

Kurang dapet sih feelnya. Habisnya cerita Juno dan Rizki gitu-gitu aja, ga terlalu dikedepankan gitu. Tapi ujung-ujungnya. Aih, membuat yang baca pengen bilang 'Kok jadinya gitu sih...' *pukpuk Juno. Mending Rizki ga usah bilang kan kalau endingnya gitu. Nyesek. Kasian Junonya. Penasaran ceritanya? Baca selengkapnya di novel Seandainya...
  
Pesan yang jelas tersurat dalam novel ini adalah bahwa perasaan itu harus diucapkan agar orang lain dapat mengetahuinya. Terkadang dengan melalui perbuatan saja itu tidak cukup membuat orang itu mengerti. Perlu diucapkan secara eksplisit sehingga tidak perlu berakhir dengan kata seandainya, seandainya dan seandainya. Jadi beranilah mengungkapkannya. Kenapa engga? :D

"Bahwa hidup ini penuh misteri dan tidak sesederhana yang kamu bayangkan... Perbuatan terkadang tidak selalu cukup untuk mewakili perasaan, dalam beberapa hal kamu harus mengatakannya."

"Buku apa pun akan saya baca karena bagi saya tidak ada buku yang jelek, yang sedikit pun tidak dapat diambil pelajarannya."

"Mati itu gampang Chris! Tarik pelatuk dan tembak, maka kamu akan mati! Tapi hidup itu sulit oleh sebab itu kamu harus terus hidup dan mengatasi semua tantangannya. Tunjukkan bahwa kamu juga layak hidup!"