CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 30 Mei 2013

Batu Loncatan

Hem. Baru kali ini persentase kerajinanku di sipadu kurang dari 100% *plak. Hahaha. Okefine, abaikan. Kali ini setting aku menulis juga di tempat berbeda *tsah. Tempatnya lebih legaan dan di sekitaran orang-orang yang berbeda dari biasa.

Well, aku sekarang lagi dalam masa bolos. Lebih tepatnya karena absensinya belum diurus sih. Mehehe. Aku lagi merantau, mengasah kemampuan statistik di kampus orang. Sebut saja UGM. Ini pertarungan perdana aku dalam acara semacam ini, Olimpiade Nasional Statistik (ONS). Denger-denger ini baru ONS yang kedua, acaranya diadakan dua tahun sekali.

Suatu kebetulan yang luar biasa terpilih dari sekian-sekian orang yang seleksi level kampus STIS. Sejujurnya, lolos seleksi yang tingkat dua sih. Soalnya yang benar-benar lolos seleksi kampus tingkat 3 dan 4 doang, trus katanya biar ada pengalaman jadilah yang tingkat 2 kena seleksi lagi.

Bener-bener ga nyangka bakal lolos seleksi, dengan bekal seadanya, kurang lebih sepuluh hari yang lalu, mencoba menjawab soal essay seleksi sebisanya. Cuma 2 soal yang aku yakin ku kerjakan dengan benar dan utuh, sisanya abstrak dan abu-abu. Tapi alhamdulillah besoknya diberi kabar lolos seleksi dan seterusnya ngurus administrasi lalalala dan disuruh ikut pelatihan-pelatihan gitu. Jadi, maaf banget seminggu terakhir aku sibuk sendiri. Maaf buat tugas kelompok yang terpaksa ku abaikan. Maaf juga bolos setoran. Maaf ga bisa ikutan POR Senam, padahal pengen, sayang bentrok jadwalnya. Semangaaat ya buat kelas aku yang Senam besok. Semangat juga LFAnya. Menang yaa, biar aku bisa nonton finalnya :3

Kembali ke cerita. Hari ini Hari-H nya. Babak penyisihan dan babak semifinal sekaligus. Hasilnya nyaris. Sedikit lagi. Alhamdulillah sudah diberi kesempatan menjajal kemampuan di ajang ini. Walaupun berujung di ranking 11 dari 43 tim. Aku satu tim sama Iffa. Kami ranking 11 dan yang lanjut ke semifinal 10 tim. Bener-bener nyaris :')

Aku akui emang belum pantes kayaknya masuk semifinal. Masih kurang banget. Persiapannya juga cuma satu minggu. Udah ga semangat duluan sih belajar materi tingkat 3 yang seabrek dan lumayan nyusahin. Jadi, ya begitulah. Padahal ternyata soal yang keluar dari materi tingkat 3 itu kebanyakan teorinya aja. Sayang banget. Okee, di kesempatan yang lain harus lebih baik. Semangaaat. Pantaskan dirimu \m/

Ini baru batu loncatan. Semangaaat. Setidaknya punya pengalaman berharga pernah menjadi bagian di ajang ini. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Never give up.
You never know how close you are, so never give up on your dreams.
Bener kata Mb Firna, mental yang harus disiapkan kalo ikut ginian itu, mental kalau kalah. Gagal itu hal yang biasa. Sukses atau gagal peluangnya sama-sama setengah, tergantung bagaimana usaha kita. Gagal itu hanya kesuksesan yang tertunda. Tetap semangat, insya Allah masih ada kesempatan ikut lagi. Semangaaat. Tidak ada yang sia-sia. Semua usaha kita pasti ada buahnya kelak.

Untuk referensi perjalanan mungkin mau share aja. Dari Jakarta ke Jogja naik kereta, trus turun di stasiun Tugu. Kemaren naik Ekonomi-AC, kali ini dapet kereta yang bener sih ACnya, tapi tetep aja aku lebih recomended yang bisnis, biar kursinya ga hadep-hadepan gitu, tapi karna udah dibeliin mau gimana lagi *pasrah. Untuk penginapan paling deket ke Auditorium F.MIPA Utara, kami nginap di Wisma Talenta 2, tinggal jalan kaki nyampe. Makasih baget buat kakak ku yang udah bersedia direpotin ngurus penginapan. Makasih juga udah nyulik aku tiap malam buat makan di luar. Huehehe.

Kemaren malam makan di zupparella, bareng Kak Alif sama Mas Pras, sama Mas Jay juga. Disana semacam tempat makan Korea gitu. Makan krim sup. Zuppa jagung-sosisnya lumayan, sweet chocolatenya juga :3 Trus tadi diculik ke Bakso Lombok Uleg. Pesannya kalo makan di tenda-tenda gitu hati-hati, kebersihannya kurang terjamin. So, buat para perantau, jangan jajan sembarangan di tenda-tenda, kecuali yang emang udah kemasan. Trus juga jangan keseringan minum es. Mana kita tau es yang dibuat dari air mateng atau mentah, kebanyakan sih kayaknya air mentah. Jadi, hati-hati hepatitis. Sayang hati *eh.

Okee, sekian tips and triknya. Maaf postingannya ngalor-ngidul. Terimakasih sudah membaca dan semoga tidak menyesal sudah membaca XD

Sabtu, 18 Mei 2013

PS : GWS Pak :')

16 Mei 2013

Kamis kemaren bareng anak-anak 2KS3 rame-rame nengokin Pak Sugi, dosen Statmat kami. Salah satu dosen senior favorit aku. Hmm dosen yang mengajarkan mata kuliah ribet dengan cara yang mudah dimengerti dan dipahami. TOP BGT deh dosen ku yang satu ini.

Baru-baru ini aku baru tau bahwa bapaknya ternyata kelahiran tahun 1942. Wah, berarti umur beliau sekarang 70an dong ya. Bapaknya masih terlihat bugar karena rutin renang, tapi ternyata dapet kabar bapaknya udah 2 minggu lebih di rumah sakit karena penyakit stroke yang menyerang tubuh bagian kiri beliau. Sedih liatnyaa :') Buat yang mau jengukin bapaknya bisa ke RS Fatmawati Ruang Anggrek - Cattelya 2 dengan catatan kalo ga berubah. Semoga bapak cepet sembuh ya pak, biar bisa ngajar kami seperti biasa :')

Kalo jengukin orang sakit itu entah kenapa berasa awkward, ditambah ga ada sang pemecah es, jadi kesannya hening. Bentar doang kemaren jenguk bapaknya, salah kloter kayaknya *eh. Tapi aku merasa udah cukup, ya, udah cukup tau lewat cerita-cerita mereka. Rasanya ga sanggup pasti bertahan lama-lama di dalam denger cerita beliau secara langsung, pasti sedih. Aku yang ga denger langsung aja udah sedih.

Bapaknya bener-bener perhatian sama mahasiswanya. Tentang dosen pengganti bapaknya, tentang koreksi jawaban UTS kami, tentang anak KS yang juga tetep harus belajar Statistik, biar ga sekedar fokus di komputasinya, trus tentang TID kami yang ga keluar-keluar. Wah, pikiran bapaknya tentang kami aja udah banyak, apalagi tentang yang lain :') Jangan banyak pikiran lagi yaa pak, biar cepet sembuh :')

Kesempatan sembuh insya Allah ada kan ya jikalau Allah menghendaki. Semoga bapak diberi kesembuhan itu. Ga kebayang nanti diajar dosen Statmat yang berbeda. Huah. Tapi apapun yang terjadi harus dihadapi dan dijalani dengan ikhlas. Allah tidak akan memberikan cobaan melampaui kemampuan hamba-Nya :')

Senin, 13 Mei 2013

Comic Cafe


Yup, itu nama cafe yang aku datengin tadi siang bareng Anis dan Vya dalam rangka misi rahasia. Hahaha. Tapi sayangnya misinya gagal total.Ckckk *abaikan. Cafe ini berada di Jalan Tebet Raya No. 53D, Jakarta Selatan. Buat anak sekitaran Otista yang mau main ke sana bisa naik angkot 44 jurusan Tebet, trus turun di depan SMP 115 (deket Dunkin Donuts), trus jalan kaki, nyampe deh. Kalo ga mau jalan kaki bisa naik 612 trus nanti turun persis di depan cafenya.

 
Penaampakan cafe dari depan~
 
 Penampakan cafe dari dalam~

Well, foto emang kadang menipu. Kelihatannya luas kan, tapi ternyata... Cafenya ada di lantai dasar. Bagian indornya menurutku kesannya 'sempit', tapi bisa dilihat sendiri desain interiornya, dari dinding, atap, meja, kursi bahkan lantai ada unsur-unsur komiknya. Lumayan lah buat menafkahi mata *eh.
 
Buku menunya unik, dibikin kayak komik gitu. Katanya sih nama-nama makanannya juga berbau komik tapi aku ga terlalu fokus ke sana, lebih ke gambarnya. Hehehe. Untuk list menunya mungkin bisa diliat di webnya http://www.comiccafe.co.id. Harga yang tercantum kayaknya sudah ditambah pajak. Buat yang mikir buzet kesana bisa menghabiskan berapa mungkin webnya bisa jadi sumber referensi.

Sekian.

Minggu, 12 Mei 2013

A Little White Lie


Judul Buku   : A Little White Lie
Penulis         : Titis A.K.
Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama.
Tahun Terbit : 2007 
Tebal             : 272 halaman

Ocha benci Adit! Meskipun cowok itu idola cewek satu sekolah, bagi Ocha, Adit nggak lebih dari sekadar perusak image dan pembawa isal. Sejak kenal Adit, Ocha berevolusi jadi cewek cengeng, malu-maluin, suka bohong, dan doyan melet. Pokoknya Ocha benci Adit. Titik.

Tuhan seperti memberikan jalan untuk membalas dendam ketika tanpa sengaja Ocha menemukan apa yang bakal dianggap harta karun oleh cewek-cewek di sekolahnya: nomor handphone Adit, yang katanya susaaaah banget dicari tahu itu.

Awalnya Ocha berencana menjual informasi nomor handphone Adit ke teman-temannya. Tapi karena nggak tega, akhirnya Ocha cuma ngisengin Adit lewat SMS dengan nama samaran Ayu.

Tapi bukannya sukses balas dendam, Ocha malah tambah pusing. Soalnya kebohongan kecil yang dia ciptakan itu menimbulkan masalah baru. Adit ternyata naksir Ayu!

***

Seriously, novel ini bener-bener romantis. Endingnyaaa :3 Huaaa, kebohongan yang 'terlihat' menyenangkan. Entah kenapa bacaan-bacaanku di liburan kali ini temanya buku-buku lama semua, trus kebetulan nonton yang tentang bohong-bohong juga (re: Lie to Me).

Hmm, liburan berakhir. Brace yourself, kuli(ah) is coming. Selamat tinggal liburan yang penuh males-malesan. Selamat datang kuliah dan seabrek tubes tubes. Semangaaat ! 

I Wanna Be Your Wife


Judul             : I Wanna Be Your Wife
Penulis          : Nita Novianti
Penerbit        : Puspa Swara
Tebal             : 144 halaman
Tahun Terbit : 2006


Ini teenlit Islami yang pertama kali ku baca. Novelnya udah lama juga, udah terbit 7 tahun yang lalu. Seperti biasa pinjem punya tetangga. Hehehe. Novelnya bagus, pastinya banyak disisipkan sisi Islaminya. Tapi jangan khawatir, agak-agak kocak juga kok cerita. Hahaha.

Ceritanya tentang seorang Taza yang berjilbab suka sama cowok bule, mahasiswa bimbingan ayahnya, Bryan. Sampai-sampai Taza rela ikutan kursus bahasa Inggris biar jago.

Nilai-nilai yang bisa dipetik salah satunya tentang baca doa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, simplenya pada saat makan. Trus juga tentang meluruskan niat menuntut ilmu, trus tentang menjaga pandangan, jaga mata, jaga hati, dan ga pacaran, tapi nikah. Yap, itu dari sudut pandang aku ya sebagai pembaca. Dari segi penulisannya terkesan dijelasin sangat detail, jadi agak-agak ketebak gitu alur ceritanya. Tapi aku cukup menikmati membacanya, hanya dalam beberapa jam novel tipis ini bisa kuselesaikan. Boleh dibilang part yang paling kusuka bagian endingnya :3

"..., do you wanna be my girlfriend?"
"I... I don't wanna be your girlfriend... But... but..., I wanna be your wife."

Well, itu kayaknya poin utama cerita novelnya. Secara tersirat mengajak SAY NO TO PACARAN dan kalo misalnya udah mampu dan demi menghindari yang engga-engga mending nikah aja.

Mau sedikit curcol boleh lah ya. Hahaha. Suatu hari salah satu sahabat baik aku pernah nanya, redaksinya kurang lebih gini, "Kenapa kamu ga pacaran selama ini? Gara-gara itu ya?"

Eh? Aku juga sampai sekarang gatau persis poin mana yang dia maksud dengan 'itu', katanya dia habis iseng ngepoin fb ku, trus mungkin baca-baca artikel yang kadang ku share, maklum lah, mukaku jarang muncul di permukaan fb buat update status, entah kapan terakhir kali aku update status -_- Rasa-rasanya punya fb tuh cuma buat formalitas, ya kalo mau main frontal lebih ke twit atau nyampah blog ini *curcol.

Oke, kembali ke tujuan awal. Dengan ilmuku yang masih sedikit, jadinya aku jawab pertanyaannya sepengetahuanku aja. Kenapa ga pacaran? Dulu-dulu waktu masih SMP atau SMA mungkin jawabanku yang logis alasannya sederhana, karena ga dibolehin ortu. Aku udah cerita belum kalo orang tuaku cenderung tegas dalam mendidik kami? Kalo ketahuan pacaran, siap-siap nanti bakal dinikahin. Ebuset. Aku yang polos waktu itu tentu saja masih waras untuk tidak pacaran, yang bener aja, aku masih suka sekolah *eh. Hahaha.

Dewasa ini, sedikit demi sedikit aku mulai memahami kenapa sebenernya ga dibolehin pacaran. Prinsipnya sederhana, karena pacaran itu ga ada dalam Islam, yang ada itu ta'aruf. Jadi, jangan disalahartikan bahwa ta'aruf itu pacaran. Beda jauh. Pacaran itu tanda dewasa atau beradegan dewasa?

Tahukah kalian yang seringkali dirugikan dalam proses pacaran itu cenderung sang cewek? Pernah kepikiran ga? Maaf, berapa kali udah jadi 'bekas' pemenuhan nafsu seorang cowok? Hmm, jadi teingat ucapan seseorang, makin banyak punya 'mantan' menandakan orang itu semakin ga pandai menjalin hubungan. Benarkah? Ah, aku tidak berpengalaman dalam hal ini.

Jatuh cinta itu normal. Seseorang yang ga pernah jatuh cinta itu yang malah perlu dipertanyakan. Jatuh cinta itu suatu hal yang wajar. Tapi, nasibnya tergantung bagaimana kita bisa memanifestasikannya dengan baik. Sudahkah cinta itu didasari karena Allah? Bila itu cinta, tidak perlu diumbar kemana-mana, bisa jadi cinta itu nanti semakin hambar. Biarlah Allah Yang Maha Mengatur yang mengatur cinta itu. Serahkanlah pada Allah, kalo emang jodoh, insya Allah ga tertukar kan ya?

Pernah dengar istilah ini? Perempuan itu ibarat pelabuhan yang sedang menunggu kapal. So, agar momen menunggu itu bukan sesuatu yang sia-sia, isilah ia dengan hal-hal yang bermanfaat, hal-hal yang menambah ilmu kita baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Buat yang sering galau, sering-sering mengingat Allah :)

Allah S.W.T berfirman, “Perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.” (QS. An-Nur':26)

Kamis, 09 Mei 2013

I to the MAX

Kayaknya udah jadi semacam 'ritual' jalan-jalan sehabis ujian. Minggu lalu, tentunya sama Beningers yang hobi jalan, kami berangkat karaoke. Perlu sedikit usaha ekstra bujukin Uni ikut. Hahaha. Jadilah yang berangkat Kiki, Anis, Vya, Dwi, Uni, dan aku. 2 jam buang stress akibat seminggu ujian.

Setelah ujian benar-benar selesai, aku sama Anis janjian nonton Iron Man 3. Aku berhasil membujuk Anis dengan embel-embel IMAX. Hahaha. Awalnya katanya bukan genre dia, tapi lama-lama dia ternyata pengen juga nyoba nonton di IMAX. Vya sama Pumo udah nonton duluan Jumat kemaren, karena mereka berangkat bareng sebagian temen sekelasnya, jadi agak-agak ga enak ikutan nyempil jadi outlier.

Theater IMAX di Jakarta cuma ada 2, di Gandaria sama Mal Kelapa Gading. Setelah nyari-nyari info kami memutuskan ke Kelapa Gading aja. Dari sumber yang berpengalaman, katanya kalo ke Gandaria itu dari sini (Otista) muka masih oke, sampai ke sana tu udah lusuh. Iyasih, soalnya di daerah Jakarta Selatan, yang rame itu, yang macet itu -_-

Oke, fokus, kalo mau ke Kelapa Gading naik transjakarta dari shulter Bidara Cina, trus transit di Cawang UKI, selanjutnya naik yang jurusan Tanjung Priok, dan berhenti di shulter Sunter K Gading. Keluar dari shulter mesti naik angkot lagi, bisa naik angkot 13, 37, 30A. Nanti bilang aja berhenti di Mal Kelapa Gading. Sampe deh.

Kemaren niatnya ngambil yang jam 13.00, kami berangkat jam 11.30, sekitaran sejam padahal bisa sampe dengan keadaan jalan lancar, tapi berhubung kemaren dapet tj nya lama, trus jalanan agak-agak macet, trus kayaknya salah naik angkot, jadinya kami dibawa muter-muter dan baru sampe di tujuan jam 13.30. Jam nonton selanjutnya jam 13.40, jadilah kami muter-muter dulu untuk membunuh waktu. Trus berkelana nyari XXI nya, dan sepertinya kami masuk melalui gedung mall yang salah, soalnya Mal Kelapa Gading emang ada beberapa bangunan gitu. Terkadang mal besar emang agak ribet -_-

Sampe di XXI, pesen tiket trus agak-agak kaget denger harganya Rp 75.000/tiket. Lah, kemaren kan hari biasa, aku baca di webnya sih Rp 60.000/tiket, kecuali hari Jumat. Entah itu webnya belum diupdate atau berhubung hari ini tanggal merah jadi hari kemaren kena imbasnya. Tapi masa sih 21cineplex.com ga update? Entahlah. Berhubung tujuan kami emang pengen nonton, jadilah kami bersedia membayar dengan harga segitu. Ga asik banget udah susah payah nyampe sana, tapi tetep nonton yang biasa.

Sehabis beli tiket, kami jalan lagi, dan ketemu anak STIS (re: Oca dan Fauzul). Wuih, udah jauh-jauh nyari mal ternyata teteeep aja ketemu anak STIS. Yeah, anak STIS everywhere. Beruntung banget mereka dapet tj nya cepet, kosong lagi, beda banget waktu aku sama anis, udah dapetnya lama, sesak, udah kayak ikan sarden kami di dalam sana. Not in a good shape and not in a good situation. Buat Anis : #youknowhatimean XD Perjuangan yang panjang dan melelahkan, mungkin ini hanya masalah keberuntungan.

Well, akhirnya jam 13.40, aku sama anis ketinggalan film beberapa menit, kami berhasil menjadi yang 'the last' hehe. For your information, IMAX itu 3D juga kok, ga 4D, kelebihannya layarnya full sedinding di depan kita, jadi seluruh yang mata kita liat isinya film itu, trus soundnya super, disetting biar berasa beneran lagi ada di film gitu. Keren sih, tapi untuk ukuran kantong mahasiswa kayaknya yang 3D biasa udah cukup kok, cukup untuk memenuhi kepuasan. Ini karna lagi iseng-iseng nyoba IMAX doang, sekali-sekali hedon *astagfirullah. Karna udah tau, yaudah, sekali aja cukup kayaknya. Mehehe.

Setelah film selesai dan lampu dinyalakan, nemu sesuatu yang menarik lagi. Aku liat Ka Teuku nonton juga, bareng sebagian anak-anak Aceh. Wah, emang ya, kesimpulannya anak STIS everywhere. Hahaha.

 Baru kali ini habis nonton foto di depan posternya :D

Evaluasi UTS Semester 4

Uyeah! Hari-hari suram sudah berlalu. Hahaha. Hasilnya serahkan pada Yang Maha Pengatur :) Catatan: mesti siap-siap nutup mata liat hasilnya nanti apalagi Sistem Database I, PPDS, Statistik Produksi, OOP Teori maupun Prakteknya. Hiks.

Karena dosen-dosen tahun ini berbeda nyata dengan dosen-dosen tahun sebelumnya jadinya soal-soalnya banyak yang diluar ekspektasi. Pedih. Menohok banget soal Databasenya. Apa-apaan itu, teori semua. Katanya studi kasus, ngarepnya sih soalnya kayak kuis waktu itu. Aah, lagi-lagi diluar ekspektasi. Beda dosen beda karakter bikin soalnya. Okefine, bisa diterima, semoga bisa 'selamat' dari mata kuliah inti tunggal di semester ini.

Oh meeen PPDS itu udah open book, tapi tetep aja (aku) ragu-ragu. Seriusan, mending di lab deh pak ujiannya. PPDS itu Program Pengolahan Data Statistik, kemaren belajar CSPro, selanjutnya bakal belajar SPSS, harus lebih prepare. Okesip. Move on ya, masih ada kesempatan memperbaiki kok di UAS nanti, insya Allah, semangaaat. Jangan pantang menyerah !

Statistik Produksi? What must I say? Mata kuliah ini diajarin oleh dosen-dosen BPS yang berbeda di tiap pertemuannya. Ternyata setiap dosen benar-benar 'menyumbang' bikin soal. Bahkan ga tanggung-tanggung, tiap dosen nyumbang 2 soal. Slide yang totalnya ratusaaaan itu bener-bener harus dibaca. Luar biasa. Kalau soalnya ditanya pendapat masih oke bisa ngarang bebas, tapi kalo udah metodologi survei mana bisa ngarang atau daftar-daftar kuesioner yang digunakan. Kemaren berasa buntu banget mau ngarang apa tentang Subdir Statistik Perikanan. Huhuhu. Pelajaran, lain kali tiap selesai kuliah mesti buat ringkasan ulang tentang materinya. Semangat perubahan. Sip.

Untuk OOP Teori, entahlah, rasanya masih kurang aja gitu. Perlu memperdalam belajar matkul ini, karna konsep-konsepnya bakal terus dipakai dalam merancang program. Kemaren kurang bisa ngatur waktu, kelamaan mikirnya dan akhirnya ada satu poin soal yang ga sempat dikerjakan dengan maksimal. Soal-soal lainnya dikerjakan sih dikerjakan, tapi gatau nyangkut atau ga sama konsep. Maaf bapak, saya akan berusaha lebih baik kedepannya.

Ngoding di atas kertas itu bener-bener ga ngenakin. Plis, jangan lagi dong. Ga kebayang nanti harus nulis kodingan yang pakai GUI di atas kertas. Pengen langsung praktek. Kemaren katanya ga bisa ujian di lab karna beberapa komputernya dipakai buat PMB, berhubung kelas KS tahun ini ada 3 kelas, jadi komputernya ga cukup. Okelah, semoga nanti pas UAS bisa di lab. Aamiin.

Untuk matkul lainnya, MPC teori dan praktek, Statmat II, sama Statistik Sosial dan Kependudukan, alhamdulillah, rasa-rasanya bisa mengerjakan dengan baik. Pertahankan. Catatan untuk MPC harus rajin-rajin baca soal tahun-tahun sebelumnya, soal kemaren itu 3 soal ada yang mirip-mirip sama soal tahun sebelumnya, cuman ada dimodifikasi sedikit. Tapi 1 soal sisanya, haha, sukses ngawang. Apa itu Cluster sampling unequal pakai cara Horvits-Thompshon? Di slide ga ada, ga sanggup mesti khatam baca buku mbah Sampling, Cochran. Untuk prakteknya, mesti banyak-banyak latihan soal. Practice makes perfect. Right? Untuk Statmat, pelajari kisi-kisi, sisanya pelajari soal-soal yang udah diajarin Pak Sugi di kelas dengan seksama. Ada soal yang sama tapi disuruh ngerjakan dengan cara berbeda. Untuk Stat Sosduk, banyak-banyak baca biar bisa dapet ide harus mengarang apa di lembar jawaban.

Okee, rasa-rasanya sudah cukup panjang evaluasi ini. Semoga benar-benar bisa menerapkannya menuju perbaikan. Satu hal yang mesti diingat dan dipegang kuat-kuat bahwa tujuan kuliah hakikatnya adalah mencari ilmu, bukan mencari nilai. Luruskan niat, luruskan hati, semoga Allah berkenan menambah ilmu yang bermanfaat untuk diri kita, baik untuk kehidupan dunia, maupun akhirat. Aamiin.

Jumat, 03 Mei 2013

Negeri Di Ujung Tanduk

Judul              : Negeri di Ujung Tanduk
Penulis           : Tere Liye
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
Tebal              : 360 Halaman
Tahun Terbit  : 2013

Ini novel sekuel Negeri Para Bedebah, baru rilis bulan Mei kemaren. Kepengen banget bacanya gara-gara sekuel pertamanya. Mehehe. Dari awal-awal Tere Liye bagi-bagi quotes novel ini di pagenya (sebelum novelnya rilis) udah ketebak sih ceritanya tentang politik. Hmm aku emang rada-rada ga suka sih sama politik. Kalo kalian ngajak diskusi politik, maaf banget, kalian salah orang XD Tapi berhubung ini cuma cerita gapapalah dibaca, sekalian nambah pengetahuan.

Tokoh utamanya masih sama, seorang Thomas, dia melebarkan sayap kantor konsultannya di bidang politik. Kali ini dia membantu klien politiknya -JD- dalam rangka pemilihan presiden. Thomas sangat mendukung kliennya ini karena impiannya untuk menegakkan hukum-yang adalah kunci dari semua masalah negara. Akan tetapi saat kemenangan sudah sangat dekat di depan mata, mereka mendapat serangan balik, sebuah manuver raksasa, dimana tujuan utamanya adalah Thomas.
"Apakah ada di dunia ini seorang politikus dengan hati mulia dan niat lurus? Apakah masih ada seorang Gandhi? Seorang Nelson Mandela? Yang berteriak tentang moralitas di depan banyak orang, lantas semua orang berdiri rapat di belakangnya, rela mati mendukung semua prinsip itu terwujud? Apakah masih ada? Maka jawabannya: selalu ada.
Para saingan politik JD sepakat memburu otak strategi politiknya dulu, baru memburu JD. Kala itu Thomas sedang di Hongkong dan ia ditangkap diatas kapal pesiar barunya yang dibawa Opa dan Kadek dengan tuduhan menyeludupkan heroin dan senjata api yang ditemukan dalam kapalnya. Thomas kemudian menyadari bahwa ia sedang berurusan dengan orang yang berkuasa, tapi seorang petarung sejati tentu saja tidak mudah menyerah. Tetap berpikir tenang di bawah tekanan.

Setelah berhasil meloloskan diri, ia langsung terbang ke Jakarta karena telepon dari kliennya. Di dalam pesawat pribadi itu, ia mulai menyusun rencana, menghubungi sekretarisnya untuk mengadakan konferensi mengundang reporter-reporter ternama dan sejumlah pengamat politik berpengaruh. Pertemuan itu berlangsung di ruang tunggu tepat setelah Thomas mendarat di bandara, sedikit banyak menyiratkan betapa pentingnya berita yang akan disampaikan.
"Ketiga, sekaligus fakta paling penting, kita semua tahu, bahwa prinsip mendasar seluruh kampanye politik klien kami adalah penegakan hukum. Dia berjanji akan menegakkan hukum di negeri ini. Dia bersumpah akan memberantas hingga ke akar-akarnya parasit hukum di negeri ini, orang-orang yang mempermainkan bahkan mengolok-olok hukum itu sendiri. Itu ide besar yang disukai banyak orang, sekaligus dibenci banyak pihak.
Dari ketiga fakta itu, siapa yang melakukan serangan politik ini? Membunuh karakter klien kami? Jawabannya adalah kejadian ini jelas melibatkan konspirasi besar dari banyak pihak, orang-orang yang terganggu jika klien kami menjadi presiden. Aku akan menyebutnya dengan istilah mafia hukum."
Disela-sela pertemuan itu Thomas dikejutkan dengan berita ditangkapnya rekan politiknya atas tuduhan korupsi besar-besaran. Kejadian itu membuat status JD sebagai calon presiden dipertanyakan. Thomas dengan segala cara berusaha mempersatukan suara para anggota partai. Disamping itu ia juga terus dibayang-bayangi para mafia hukum yang terselubung.
"Saat semua ini sudah dekat sekali, tidak peduli dengan intrik politik yang mereka lakukan, fitnah kejam atas calon presiden kita, tidak peduli itu semua, kita akan terus maju. Tidak ada yang boleh mendiskualifikasi calon presiden kita. Tidak ada yang boleh membatalkannya. Penangkapan itu dusta, intrik politik untuk membunuh karakter. Kita semua pemilik partai ini, kitalah pemilik suaranya, maka kita sendiri yang akan menentukan nasib partai ini, bukan mereka."
Dengan bantuan beberapa orang yang mempercayai dan mendukung Thomas, ia perlahan-lahan mengorek semua bukti untuk mengungkap orang-orang di balik mafia hukum. Saat yang terselubung mulai terlihat, Thomas baru menyadari bahwa orang yang ia cari adalah bedebah yang tidak pernah lagi ia sebut namanya. Akan tetapi meskipun bahaya berada di depan matanya, Thomas tidak akan menyerah hingga ia berhasil atau bahkan mati saat berusaha. Ia akan melakukan apapun yang perlu dilakukan, untuk menyelamatkan negeri yang berada di ujung tanduk.
"Dengan apa kau melawannya, Tommi?"
"Dengan cara-cara mereka,... Dengan kelicikan, keculasan, pengkhianatan, dan semua cara yang biasa mereka lakukan. Aku mempelajari cara mereka bertahun-tahun."
Petualangannya keren, ga kalah dari kisah Negeri Para Bedebah, meskipun aku lebih suka konflik yang di Negeri Para Bedebah. Pada akhirnya kalian harus baca sendiri novelnya biar merasakan feel konfliknya. Politik itu sesuatu yang pelik. Ada benarnya juga mungkin akar seluruh masalah bisa diselesaikan dengan penegakan hukum. Tapi membuatnya menjadi nyata tentu bukan hal yang mudah. Harus ada yang mulai bergerak menegakkan, salah satu pilarnya mungkin harus dipegang oleh pimpinan.
"Kita harus menyadari hal ini. Kita sebenarnya sedang berperang melawan kezaliman yang dilakukan kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita yang mengambil keuntungan karena memiliki pengetahuan, kekuasaan, atau sumber daya. Kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan. Ini negeri di ujung tanduk, Thomas."
Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi.

Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.

Tapi di Negeri di Ujung Tanduk setidaknya, kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan.
Dari sini aku mulai berpikir menjadi konsultan sepertinya pekerjaan yang keren. Hahaha. Konsultan statistik sepertinya menarik *eh. Tunggu aku dapat gelar master dulu yaa XD
"Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal: suhu dan tekanan tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya. Jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya. Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasanya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, kita akan tumbuh menjadi seseorang yang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
Ohiya, review ini lumayan banyak terinspirasi dari review yang ditulis oleh Stefanie Sugia di Bookie-Looker. Buat yang lagi iseng-iseng nyari resensi buku bagus mungkin disana salah satu tempatnya. Sekian :)

Kamis, 02 Mei 2013

Repost : Penyesalan Seorang Perempuan Setelah Menikah Mengingat Waktu Pacarannya Dulu

“Betapa hinanya kurasakan saat aku menikah, aku ingat bahwa beberapa orang laki-laki sebagai pacarku dulu pernah “menyentuhku.” Hina menyadari diri bahwa saat menikah yang merupakan mahligai dambaan jutaan perempuan, diriku sudah tidak bersih dan suci lagi. Kebayang betapa malu dan hancurnya perasaanku dan aku merasa tidak berharga lagi. Saat itu kurasakan sebagai cintaku kepada pacarku, tapi ternyata bukan. Itu hanyalah kemurahanku yang telah membuat diriku kotor dan hina.

Kebodohanku adalah dulu pacaranku seperti akan jadi, pacarku kubayangkan seperti akan jadi suamiku. Ternyata tidak. Setelah puas, rata-rata laki-laki melihat perempuan yang telah dinikmatinya sebagai perempuan murahan. Sebagai perempuan murahan tidak mungkin akan menjadi istri yang baik. Jadilah perempuan seperti aku ini menjadi barang sisa alias barang bekas. Pacaran telah mengotori diriku. Aku sadar, betapa bodoh dan murahnya aku. Suamiku yang kini menikahiku, memilikiku bukan sebagai perempuan yang terhormat tetapi perempuan yang pernah disentuh dan terkotori oleh noda dan dosa karena jebakan syahwat dalam diriku.

Perasaan ini terus terbawa hingga aku menikah. Setelah punya anak perempuan, aku sadar betapa susahnya untuk mencegah putriku berpacaran dengan laki-laki pacarnya karena kekotoran diriku. Bila aku dulu bersih dan bisa menjaga diri, aku pasti memiliki kekuatan untuk mendidik putriku juga agar bisa mempertahankan prinsip dan pendiriannya, agar tak memurah-murahkan cinta dan tubuhnya pada pacarnya. Tapi, segalanya sudah terjadi. Kebanggaanku bahwa aku perempuan yang terhormat tidak ada dan tidak bisa kutunjukkan pada suamiku, juga kepada anak perempuanku.

Aku yakin, ini terjadi pada banyak perempuan yang menjalani pacaran. Aku sadar, bahwa keadaan anak perempuanku sekarang merupakan rangkaian tak terpisahkan dari akhlak dan sejarahku. Dan yang pedih lagi, ternyata suamiku pun bukan laki-laki yang baik. Dia pun dulu banyak pacaran dan sudah merasakan beberapa kali menikmati cintanya dengan perempuan. Aaakh … akhirnya yang kotor berjodoh dengan yang kotor. Ini memang sudah hukum Allah, yang shaleh dengan yang shaleh lagi, yang bersih dengan yg bersih lagi, yang kotor dengan yang kotor lagi. Aku yakin, ketentuan Allah ini berlaku pada setiap orang. Penyesalan tak pernah di awal.

Wahai … perempuan. Demi kehormatanmu dan kebahagiaanmu kelak, silahkan mencintai tapi hindarilah pacaran. Pacaran adalah langkah awal menuju zina dan kehancuran diri. Apalagi memurah-murahkan dirimu pada pacarmu, jadilah perempuan terhormat, sebelum engkau menyesal kelak. Bagi perempuan murah jangankan di akhirat, di dunia pun akan merasakan penyesalan yang amat besar seperti yang kini kualami.”

Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=145914998924072&set=a.122758614573044.20061.112429082272664&type=1 


Maka lakukanlah manuver besar-besaran. Selagi masih bisa memperbaiki, perbaikilah. Jika sudah terlanjur terjadi, jangan sampai turun-temurun dipertahankan. Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak mau mengubahnya?
Wallahu'alam :)