CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 31 Desember 2016

Top 5 Most Memorable K-Dramas 2016

Sudah lama tidak membuat review drama korea ̶ hiburan di sela-sela kesibukan. It's almost year-end, so I think I will make a wrap post. Berikut drama yang menurutku lumayan berkesan sepanjang 2016 ini sejauh yang ku tonton ya. Jangan tanya dari berapa banyak drama yang ku tonton haha. Check this out.

5. Goblin
Drama ini masih on going. Sudah tayang delapan episode dan I'm already attached to it. Drama ini bergenre fantasi. Jadi buat yang tidak terlalu suka berimajinasi silakan cari tontonan drama lain saja ya.
Suka karakter dalam drama ini, bahkan si Ajussi yang sebelumnya karakternya ku benci di Train to Busan. Go-Eun looks really different at Cheese in the Trap, hairstyle does make people. Silly grim reaper, gorgeous In-Na, and careless Sung-Jae. Their tragic history tangled dan itulah yang diangkat dalam drama ini.

4. Descendants of Sun
Bisa dibilang drama tenar tahun ini, drama yang menyebabkan maraknya penonton musiman. Very first drama after Joong-Ki finished his military service. Kebayanglah ya segimana yang nungguin. But for me, the story itself is worth to watch. The story seems fresh rather than another drama that aired in the same week.
Joong-Ki is the captain of the special force. He meets Mo-Yeon in the emergency room and fall in love at the first sight. Shi-Jin and Mo-Yeon begin to date, but due to their jobs their dates don't go well. They meet again in Uruk on a peacekeeping mission. Then, the story began to climax after the earthquake. I still remember watched this drama even when I'm in Wonosobo doing some work and influence my supervisor to watch this drama together wkwkk.

3. Jealousy Incarnate
Drama ini bercerita tentang seorang manly reporter menuju anchor yang menderita breast cancer. His career won't last long if they found out his cancer. So, in hospital full of women patients, he disguises as grandmother. Kocak. Full of twists. Karakter Hwa-Sin-nya dapet banget. Pesan moral drama ini, don't do wrongful encounter, mengenalkan orang yang bakal kamu suka dengan sahabat baikmu. It's hard kan to choose between friend or girlfriend. Harus cukup brengsek untuk mempertahankan orang yang kamu suka dan Hwa-Sin is simply adorable to do it. Wkwk.

2. Another Miss Oh
This drama tells us how ill-fated when you have the same name with someone else. It's heartbreaking when you know the whole truth. Tapi, anehnya kita bisa merasa sedikit lebih baik ketika mendengar ada orang asing yang mengalami hal serupa. Begitulah, pertemuan dua orang asing patah hati, yang berusaha menghindar satu sama lain, tapi tetap dipertemukan.
Drama ini membuatku melihat a sound director seems pretty good, beside Eric has that character haha. Oh Hae Young terlihat kuat, tapi sebenarnya rapuh. Pernikahannya dibatalkan tunangannya sehari sebelum acara. Namun, dia menceritakan ke orang tuanya bahwa dialah yang membatalkannya. Undangan sudah disebar, tentu banyak yang berkomentar miring. Di sinilah aku suka karakter orang tuanya. They really love their daughter. They still support her, meskipun dia sudah pindah. Kemudian, di tempat sewaan dia kembali bertemu orang asing itu (re: Eric), orang yang ternyata berperan fatal dalam membatalkan pernikahannya.

1. Reply 1988
This drama is so adorable. Drama bergenre keluarga yang akan membuatmu kembali mengingat masa kecil. Ketika hidup masih sederhana. Ketika bahagia sangat sederhana, sekedar menghabiskan waktu (nonton tv, baca komik) di rumah sahabatmu. Banyak value yang bisa diambil dalam drama keluarga ini, misal sesederhana membawakan tas penumpang bis yang berdiri, memberikan plakat penghargaan untuk ayah. Ketika memberikan kado sepatu untuk orang tua, pastikan ukurannya pas, walaupun ukurannya tidak pas mereka tetap akan bahagia mengenakannya.
Drama ini bergenre keluarga, bukan berarti tidak ada romance di dalamnya. Persahabatan di antara laki-laki dan perempuan sejak kecil, seiring waktu bisa tumbuh dan berubah rasa. Cinta Duk-Sun yang bertepuk sebelah tangan, cinta Sun-Woo yang berani, cinta polos Jung-Hwan yang tak tersampaikan. Poor Jung-Hwan, tapi berhubung aku team Taek, jadi tidak begitu kecewa. Haha. So sorry, I like Bo-Gum's acting since Hello Monster.

Yak, sekian wrap post kali ini. Sekali lagi ini masalah selera, belum tentu seleramu cocok. So, don't try too hard :p

Rabu, 28 Desember 2016

Menentukan Arah (2)

Judul: Menentukan Arah
Penulis: Kurniawan Gunadi & Aji Nur Afifatul Hasna
Penerbit: -
Terbit: September 2016
Tebal: 102 halaman

Pertemuan dua orang manusia dengan jalannya masing-masing. Keduanya kemudian bersepakat untuk menempuh jalan yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Jalan yang dulu dicitakannya sendiri.

Kini keduanya akan menempuh jalan yang baru, bukan jalan milik salah satu dan memaksa yang lain mengikutinya. Benar-benar jalan yang baru hingga keduanya mulai berbicara tentang hati dan apa yang dikatakannya.

Maka arah itu telah diambil, tujuan yang sama telah disepakati, jalan telah dipilih dan cara untuk menjalaninya telah diikrarkan. Bersaksikan Tuhan dan alam semesta.

***

It take me so long to write this review. Before that, lemme tell ya about the first time I met masgun. Pfft. Sangat tidak disarankan ikut acara kampus sebagai alumni. It's kinda weird not wearing the uniform huh. Untung ada certain someone yang bersedia dihasut ikut acara yang sama (re: Liliefors). Acara di kampus 64C itu berupa klinik kepenulisan, fotografi, dan desain grafis. Demi banget lah sampai rela dateng siang bolong buat liat sesi kepenulisan. Dan ya, seperti yang kalian duga, kami cuma berdua saudara-saudara yang tidak pakai PDA *berasa tua. Wkwkk. Okeskip.
"Jatuh cintalah dengan seseorang yang aman, Seseorang yang akan menjaga cintamu dengan iman." - hlm. 20
Buku ini terbilang berat. Bacalah ketika sudah memiliki demam, demam akibat sering kondangan, demam akibat sering ditanya 'kapan nikah?', atau demam sejenisnya, you decide it. Buku ini ditulis dengan dua sudut pandang penulisnya. Cukup banyak memberi pemahaman kembali mengenai apa arti pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu dari tiga perjanjian terkuat yang disebutkan dalam Al Quran. Pernikahan itu sesuatu yang sakral.
"Tidak hanya perkara niat pernikahan tapi juga ketika niat dalam menentukan pasangan. Apakah menentukan berdasar baik tidaknya pendidikan atau almamaternya, bagaimana keturunannya, cantik atau tampan, dan hal-hal yang sifatnya duniawi. Coba teliti kembali semua niat itu sebab itulah yang menjadi bekal dan pondasi awal dari semua proses yang akan dijalani.

Niat menikah tidak pernah sebercanda itu, tidak ada sedikitpun celah untuk bermain-main. Niatkan dengan niat yang terbaik, kemudian ikhtiarkan dengan ikhtiar terbaik."
Thanks for let me think again about it. Semoga Allah selalu menjadi yang pertama. Semoga setiap keputusan yang kita ambil senantiasa melibatkan Allah SWT di dalamnya. Tidak banyak orang baik sekarang. Semoga, ya, semoga aku tidak melewatkannya, di kala menghabiskan egoku, di kala menyelesaikan diriku sendiri. I'm not brave enough, I'm not confident enough, to take the risk now.
"Bahwa aku ingin diminta dengan cara baik-baik, dengan proses baik-baik, dan bersama orang baik-baik." - hlm. 33

Senin, 19 Desember 2016

Accuracy

Teknologi yang semakin maju tentu perlu dimanfaatkan, salah satunya dalam proses pengumpulan data. Ketika proses pengumpulan data masih menggunakan kuesioner kertas, petugas yang berbeda harus mengentry kuesioner tersebut agar bisa diolah. Ada celah yang dapat menimbulkan human error, misalnya salah entry. Hal ini cukup fatal mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan.

Salah satu cara meningkatkan kualitas data dapat dilakukan dengan menggunakan computer-assisted personal interviewing (CAPI). Ketika mencacah, petugas dibekali gadget, lalu hasil wawancara langsung dientry di tempat dan dikirim ke server. Menurut hemat saya, hal ini cukup efektif.

Bulan lalu saya terlibat suatu survei uji coba yang telah menggunakan CAPI. Survei penilaian integritas. Survei ini bersifat self assessment, sehingga responden mengisi kuesioner sendiri pada gadget yang telah disediakan. Proses pengumpulan data menjadi jauh lebih mudah. Namun, masih ada hal yang membuat data kurang akurat, yakni pemahaman responden terhadap pertanyaan kuesioner. Kadang ada beberapa responden yang inisiatif bertanya, tapi lebih banyak responden yang mandiri menjawab pertanyaan. Rasa-rasanya ingin mengoreksi ketika responden keliru memahami pertanyaan negatif atau ketika responden keliru memahami pertanyaan yang belum tuntas dibaca. Namun, petugas lapangan tidak berkenan mengoreksi jawaban yang telah diisi responden. Begitulah kelemahan self assessment. Jadi menurut saya, ada baiknya CAPI tetap dilengkapi dengan wawancara pencacah.

Jumat, 02 Desember 2016

212

Source: twitter.com

Masya Allah. Bohong kalau hati ini tidak bergetar. Merinding. Terharu. Walaupun tidak ikut turun ke jalan. Melihat peserta aksi damai ini berjalan kaki sepanjang jalan menuju kantor saja sudah amazed, apalagi mendengar ada peserta aksi damai yang berjalan dari Ciamis.

I really want to say something, since 411. As a Muslim, I'm sad and offended. Tidakkah kamu tersinggung ketika ada orang asing menuduhmu dibohongi satu ayat dalam pedoman hidupmu? Apakah kamu merasa biasa-biasa saja? Silahkan dicek kadar imannya masing-masing wahai saudara-saudari.

Sedih kadang melihat teman (terutama muslim) yang malah nyinyir. I really want to unfriend or unfollow him/her immediately. Tapi ya, atas dasar pertemanan, tetap kupertahankan. Mungkin mereka hanya belum paham. Mungkin mereka hanya belum mengerti. Kalaupun tidak ikut turun ke jalan, setidaknya bantu doa lah. Semoga para mujahid senantiasa dilindungi Allah SWT. Remember, doa adalah senjata terkuat orang mukmin.

Di luar banyak kontroversi media masa, ketahuilah, aksi damai bela Al Quran 212 ini bertujuan mengetuk pintu langit, bukan mengetuk pintu istana negara. Jutaan orang memadati Masjid Istiqlal, Silang Monas, Bundaran HI dan sekitarnya. Luar biasa. Tak ada uang sebanyak apapun yang bisa menyatukan mereka kalau bukan karena iman di dalam dada.
"dan yang mempersatukan hati-hati mereka (orang-orang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak akan dapat mempersatukan hati-hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati-hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Anfal: 63)
Allahu akbar! Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Masihkah dirimu meragukan firman-Nya? Masihkah dirimu berpikir ini aksi politik untuk menggulingkan pemerintahan seseorang? Masihkah dirimu memihak orang asing yang menuduhmu dibohongi ayat suci Al Quran? Think again, please.

It's fascinating. I'm happy seeing people in white, walking toward Monas, though I late today. Menyaksikan orang-orang berbondong-bondong, my little heart wanna participate. Want to be part of this history. But, I guess I should be satisfied just to be a witness. Sejarah shalat Jumat dengan jamaah terbanyak. Masya Allah

Sabtu, 19 November 2016

Ephemera

Judul: Ephemera
Penulis: Ahimsa Azaleav
Penerbit: lampudjalan
Terbit: 2014
Tebal: 193 halaman

Jatuh. Terbangun. Jatuh. Patah. Jatuh lagi. Bangkit. Patah lagi. Menjadi perca. Lalu remuk. Bangkit. Jatuh lagi. Proses yang malam ini ingin kuberhentikan dengan titik keberdirianku melawan segala rindu dan rasa takut kehilangan, untuk kembali pada titah-Nya. Semoga tak ada lagi jatuh tanpa tangan yang siap memberdirikan, mengajak bersisihan menuju cinta-Nya. Aku takut. Takut sekali. Pada-Nya.

Maaf atas segala rasa yang pernah begitu berlebihan, atas bertumpuk-tumpuk rindu yang pernah dikirim angin, atas segala sakit yang sempat kita rasa, atas air mata tak tertahan, atas segala huruf yang pernah terangkai begitu saja, atas jatuh dan bangkit yang berseling membersamaiku, atas amarah dan benci yang aku tak berhak melakukannya. Semoga Sang Maghfiru memberikan ampunan-Nya padaku. Juga padamu. Bukankah kita sudah sama-sama percaya bahwa ini semua hanya ephemera?

Karena jatuh cinta dan patah hati hanya sementara.
***

Suka twist bab pertama. Ekspektasi buku ini berupa novel bakal seru nih, ternyata kumpulan cerpen. Tapi tetap, cerita yang disuguhkan worth to read. Tentang jatuh cinta, patah hati, pertemuan, perpisahan, harapan dan mimpi. Cerpen dalam buku ini lepas satu sama lain, kecuali empat bab terakhir. Dan menurutku yang most memorable memang empat bab terakhir itu.
Semoga Tuhan menjatuhkan cinta hanya kepada pemilik tulang rusuk yang digunakan untuk menciptakanku (dalam Saya, Jatuh Cinta hlm 68)
Jatuh cinta dan patah hati hanya sementara. Dalam buku ini terdapat istilah yang lebih bagus dari move on, yakni move up. Ketika move on kita berpindah ke hubungan horizontal, move up berpindah ke hubungan vertikal. Sebelumnya aku pernah bilang jangan berharap pada manusia kan, nanti kecewa. Dekatilah penciptanya.
Karena bangkit dari patah hati adalah sebagian dari iman (dalam Ephemera hlm 141)
Percayalah Allah penulis skenario terbaik. Berhenti menerka-menerka. Mungkin kita dipertemukan kepada seseorang sebagai ujian atau mungkin sebagai pelajaran bagi kita. Don't jump to conclusion. Belum tentu jodoh. Belum tentu your life companion. Keep calm. Akan datang nanti di waktu yang tepat. Bersabarlah menunggu dan mengisi waktu dengan hal-hal positif.
Kita memang tidak bisa mengulang kenangan, tapi kita bisa mengulang kebahagiaan di dalamnya (dalam Wisuda hlm 23)
Buku yang kubaca ini sudah cetakan ketiga. Masih ada typo kalau tidak salah ingat (berhubung membaca beberapa buku belakangan ini), tapi yang paling kentara di halaman 162. Pernikahan Finta dan Galang? Mungkin maksudnya Gandhi kak. Please correct it before make another copies. Sekian curcol review kali ini.

Jumat, 18 November 2016

Tentang Kamu

Judul : Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Terbit: Oktober 2016
Tebal: 524 halaman

Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.

Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.

Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.

***

Baru pertama kali ikut PO om Tere Liye. Hari itu (17/10) pukul 00.00 sudah stand by mantengin salah satu toko buku online yang melayani PO. Koneksi internet hari itu kurang yahud, sampai minta tolong saudari di Lamandau sana yang mesenin. Saking khawatirnya kehabisan. Besok paginya liat eh ternyata masih ada. Terlalu bersemangat memang wkwkk. Efek habis ikut PO Ika Natassa masih kebawa-bawa.

Covernya ga terlalu menarik. Mostly, beli karena ini bukunya Tere Liye. Buat yang belum pernah baca karya Tere Liye, sangat disarankan don't judge a book by its cover. Setelah baca ceritanya, bisa dibilang buku ini masuk kategori 'must have'. Still, masih kurang paham kenapa covernya hanya sepasang sepatu. Ceritanya sangat jauh dari hanya sepasang sepatu. Covernya mungkin bisa dibuat lebih menarik lagi om, kayak Matahari. I love its cover, yet, I haven't read that book. Masih berniat pengen baca dari Bumi-Bulan soalnya, cuma belum nemu pinjeman :x

Kembali ke Tentang Kamu. Jika kamu mengira buku ini ber-genre romance, kamu salah. Buku ini menawarkan lebih dari itu. Diceritakan seorang pengacara, Zaman Zulkarnaen, harus menelusuri kehidupan kliennya untuk mencari ahli waris dari harta warisan yang jumlahnya bisa menyaingi kekayaan Ratu Inggris. Kliennya bernama Sri Ningsih. Seorang wanita asal Indonesia, tapi berpaspor Inggris.

Zaman menelusuri kehidupannya, bahkan sejak lahir 70 tahun yang lalu. Dari Pulau Bungin hingga Paris. Beruntung masih ada yang mengingat kisah wanita itu. Seorang wanita yang pantas diingat dan patut diambil pelajaran. Kesabarannya, kerja kerasnya, baik hatinya, kegigihannya. Sedikit lega ini hanya kisah fiksi. Sungguh Sri Ningsih seorang wanita yang tangguh. Walupun fiksi, om Tere Liye mengaitkan dengan berbagai peristiwa penting yang memang terjadi di masa itu, seperti pemberontakan PKI, peristiwa Malari, bahkan euforia pernikahan Lady Diana dan Pangeran Charles.

Sweet moment ketika karakter Hakan Karim mulai muncul. Ah, memang cinta lebih penting diwujudkan dalam tindakan daripada sekedar kata-kata yang melesat di udara. Sri Ningsih, wanita yang merasa hitam, gempal, dan pendek pun bertemu jodohnya setelah merantau jauh, jauh ke belahan bumi lain. But still, mesti tetap aware ketika ingin memiliki keturunan di usia yang sulit. Sungguh menyedihkan di bagian ini. Pikirkan lagi ya, career first or married first.
Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya. - hlm 257

Senin, 31 Oktober 2016

Garis Waktu

Judul: Garis Waktu
Penulis: Fiersa Besari
Penerbit: Mediakita
Terbit: 2016
Tebal: 212 halaman

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya.

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. 

Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. 

Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.
***

Buku yang pertama kali ku beli karena menaksir covernya. Simple, yet catchy. Sebelumnya belum pernah mendengar nama penulisnya, ternyata (setelah sedikit kepo) sepertinya adalah seorang musisi. Alasan kuat lain membeli buku ini karena berisi kumpulan sajak sehingga bisa dibaca kapan pun dan dari bagian mana pun. Awal-awal membaca lembaran buku ini terasa biasa saja, di sepertiga bagian terakhir baru menemukan *feeling* membaca tulisannya Bung :3
"Jika kita berjodoh, walaupun hari ini dan di tempat ini tidak bertemu, kita pasti akan tetap dipertemukan dengan cara yang lain."
Bukan, bukannya tidak tertarik dengan roman jatuh hati, hanya saja lebih tertarik pada bagian menyembuhkan luka. I can't say "Hai! Apa kabar?" lightly to certain someone, membuat seseorang (baca: diri sendiri) gagal move on. Pukpuk diri sendiri. Wkwkk.
"Jangan memikat jika kau tak berniat mengikat."
See? Don't get impressed easily. Orang yang baik kepadamu mungkin juga baik kepada semua orang. Jangan delusional.
"Lagi-lagi imajinasi menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu. Sementara realitas? Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari."
"Sadarkah bahwa Tuhan mengujimu karena Dia percaya dirimu lebih kuat dari yang kau duga? Bangkit. Hidup takkan menunggu."
"Lambat laun ku sadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya."
I think I must stop here, before I copy-paste the whole book :p Singkatnya, buku ini bisa membuatmu senyum-senyum sendiri di suatu halaman dan membuatmu membiru di halaman yang lain. Brace your heart. Buku ini menyuguhkan perjalanan, ya, perjalanan menghapus luka.

Salam dari orang yang senang bermain-main dengan luka; mengoreknya tepat kala ia beranjak kering, membiarkannya kembali basah, lalu menikmati sakitnya :')

Jumat, 30 September 2016

Clavus

Pernah mendengar istilah clavus? Atau biasa dikenal dengan sebutan mata ikan. Penyakit ini kata dokter suatu tumor jinak, bentuknya seperti kapalan, tapi sakit dan tumbuhnya ke dalam. Dari luar mungkin terlihat kecil, tapi sebenarnya akarnya tumbuh ke dalam. Jika menyentuh syaraf akan menimbulkan rasa sakit. Ketika clavus tertekan atau tergesek memungkinkan sebagai pemicu percepatan tumbuhnya tumor ini.

Pertama kali mendengar penyakit ini pun dari seorang teman yang penempatan di Gorontalo. Baru-baru ini dia melakukan operasi mata ikan, setelah enam bulan mengidapnya. Kalau tidak bertemu teman ini ketika diklat dan tidak bertanya tentang cara berjalannya, mungkin aku akan lebih terlambat menyadari bahwa telah dua bulan mengidap penyakit yang sama -_- Thanks for made me realized and got it checked.

Ketika periksa, menurut dokter yang kutemui, obat luar tidak begitu efektif, sehingga aku tidak diberi resep obat apapun dan disarankan untuk operasi. Tidak ada yang perlu khusus disiapkan katanya, hanya perlu mencari waktu yang dirasa pas karena pasca operasi akan membuat sulit berjalan dan mungkin akan sedikit mengganggu aktvitas.

Awalnya, aku ingin melakukan operasi setelah Idul Adha di rumah, Banjarbaru, tapi setelah dipikir-pikir lagi memutuskan menundanya. Karena saat itu tidak bisa tidak masuk kantor selama seminggu, Jumat wajib kembali mengumpulkan laporan aktualisasi ke Lenteng Agung dan serangkaian aktivitas lainnya setelahnya. Nyokap pun agak khawatir nanti susah jalan sendiri di bandara.

Finally, kemarin (29/09) prosesi mengangkat clavus kecil tapi menyakitkan ini dari telapak kakiku dilakukan. Sempat tertunda sehari karena mencoba menggunakan BPJS di ibukota yang ternyata luar biasa merepotkan prosesnya. Setelah dilempar-lempar tidak jelas oleh faskes tingkat pertama .-. Masa disuruh ke IGD rumah sakit, katanya ga perlu surat rujukan. Dua kali ke rumah sakit yang berbeda, dua kali itu juga ditolak di IGD, diminta ke poli bedah dan diminta perlu surat rujukan. Balik ke faskes lagi, tetap keukeuh ga dikasih rujukan dan berdalih dulu pun pernah mengirim pasien dengan penyakit yang sama tapi berhasil. Hell-o. Fine, akhirnya mencoba ke faskes tingat kecamatan. Alhamdulillah mendapat titik terang. Namun, karena waktu itu datangnya sore hanya diberi obat, tindakan dilakukan besok paginya.

Operasi clavus ini termasuk operasi kecil, kurang dari dua puluh menit kemarin sudah selesai. Dibius lokal, jadi kebas, tidak merasakan apapun, kecuali sakit saat pertama kali disuntikkan anestesi. Diminta tetap membuka mata selama operasi, biar ga berasa sakit katanya, tapi ya aku tetep ga berani melihat apa yang mereka lakukan dengan kakiku menggunakan alat yang berasap-asap itu. So, I just played with my phone, replied any messages. Tetep sesekali melirik :p

Balik ke kosan masih biasa aja, tapi setelah beberapa jam kemudian, setelah efek anestesinya habis, rasa-rasanya butuh painkiller dosis tinggi. Sakit banget! Sampai gabisa kemana-mana seharian. Bergerak sedikit dari kasur aja alhamdulillah. Besok malamnya, karena bosan di kamar terus, memutuskan mencari angin segar. Berasa lama banget jalannya (padahal ke depan doang) dan masih sakit,  jadi agak-agak menyesal keluar tadi. Semoga aja ga kenapa-napa itu jahitannya. Senin lusa baru kontrol lagi. Semoga aja udah berkurang sakitnya. Ternyata begini yang dimaksud rasa pasca-operasi :|

So, buat kalian yang punya sejenis kapalan tapi sakit, segera diperiksakan. Jangan sampai kayak aku, dibiarin gitu aja karena berpikir mungkin akan hilang dengan sendirinya. Semakin awal ditangani, mungkin masih bisa pakai obat luar. Ada cerita setelah sebulan diberi obat luar, clavusnya keluar sendiri hingga akar. Punyaku istilah dokternya kemarin udah 'matang'. Sebelum-sebelumnya masih tertutup, tapi clavusnya mulai menonjol, makanya aku memutuskan segera operasi setelah urusan di Lenteng Agung berakhir.

Anyway, maaf tidak bisa menghadiri satupun agenda weekend ini. Benar-benar masih sakit buat jalan. Semoga minggu depan sudah normal ya.

Jumat, 23 September 2016

Menentukan Arah


I do like the way to get this book. We can donate voluntary as much as we want with Rp 20.000 as the minimum amount in kitabisa(dot)com. This book actually a kind of wedding invitation from masgun. How nice if we get an invitation with 102 pages. 

I tend to buy book with special history (or look only) :p. I never have masgun's books before, but I have read his two books (Hujan Matahari and Lautan Langit) and really enjoy it. Yet, I always postpone to buy it, later later, until his third book came out, collaborate with his wife. Ah, finally. Let's us see how they thought about 'walimatul ursy' things :3

Despite of that, I like their idea to make people donate with buying a book. Made people move. Made people hit the page harder. At early minutes at ten, I slightly can't reach that page. After wait patiently (in minutes), the page can working well. When I hit reward button, eleven people already choose reward. And see how much people donate just in less than a hour. Awesome. Hope the kindness continue to grow.

I will give review for this book later, when it landed well into my room :D

Selasa, 30 Agustus 2016

Bloody PO: the Architecture of Love

Pre-order Ika Natassa's book renowned by 'bloody pre-order'. It's my first time really wanna have her book, titled 'the architecture of love', a book from #PollStory in twitter. Every twice a week (Tuesday and Thursday) in almost two months in early 2016, I followed the story. It's nice when we as readers can also participate to determine what storyline in the next chapter. But, truthfully, I never gave my vote, haha. I just enjoy reading whatever the #PollStory result. Maybe I just excited to experience a new reading method :p

After failed got the special box set edition, I kinda challenged. I wanna test my luck to have this limited numbered book. So, at exact 13.00 on June, 1st, I try the online book store that open pre-order for this book, one by one. Really frustrated when the book store's page showed bad gateway error message. Just in few minutes later, 'sold out'. Ika Natassa's fans is really amazing. When pre-order like this, you'd better team up with your friend. So, you can split what online book store that you must be focus on. And don't forget to have fast internet connection. If you late just in second, your chance gone. Be prepared.

I almost gave up to try. But, after diligently read announcement in timeline and find out one of book store account, they open manual order (not by website), because their website still not working well. The order method was unclear. So, I kinda spammed, with mention, sms, and send whatsapp message. Feeling really thankful when got replied: you got signature edition. Yeay! Believe, hard work will bear fruit :v


Thanks, BukuKita(dot)com! I finally got a postcard, a card guide to NY, and a NY skyscraper wooden bookmark. Also thanks for early shipment, early from scheduled before.

I didn't read the book immediately. Because I already knew more than half its story, I guess this book not make me curious anymore. I must gathered my desire to finished River story in  this book. But, I think the ending is kinda forced. I knew they have the same last name, but... it just didn't met my expectation, sorry to say. I'd rather enjoy the pre-order process than reading this book.

3.5 out of 5 stars.

Minggu, 28 Agustus 2016

Let's Eat: Mujigae

Have you ever watched a drama that called "Let's Eat"? I really inspired by taking a picture of finished dish. I wish I could do something like that and finally I did, two days ago. Wkwkk.

It was a bulgogi set, fyi.

People tend to take a picture of food before they eat. But, after watched the drama, I see something differently. The drama told us that a really-delicious-food is when we eat all of dish without leftovers. Something worth to eat, you must experience it by yourself, truthfully.

Well, after tasted three kind of Korean Restaurants, I recommend you to Mujigae. We went to Mujigae at Margo City, Depok two days ago. The place is really cozy and I don't mind spend longer time in there. If you want to go there at eating hours, you must be patient. The queue quite long. But, I think a long time waiting paid off with a taste that you will acquire.


Okay. That's all from me. Let's eat! :D

Jumat, 08 Juli 2016

memento

long time no see.
after a looot of 'hard' work, finally I'm home.

time passes, everybody changes, include you. time surely flying so fast.
everyone grown up, but still, there is something remain same.

life is something that you should digest anyway. chew it.

no need to show off, just be grateful and happiness will follow next.


glad to see you again.
hope this friendship will stay long lasting.

n.b.
happy ied mubarak!
sorry for any mistakes, deliberate or not, online or offline.
don't hesitate to remind me if I still have any debt or promises to you.

Rabu, 22 Juni 2016

Parent as Teacher

Dua hari yang lalu menghadiri acara seminar parenting atas permintaan kakak tercinta. Beberapa minggu yang lalu sempat membelikan buku dengan penulis yang merupakan pembicara seminar tersebut, Abah Ihsan Baihaqi. Bisa dihitung dengan jari calon ayah/bunda yang menghadiri acara tersebut di tengah jam kantor dan ya, aku salah satunya. Haha. Kinda embarrassing, but after that seminar, I think parent-to-be must attend that kind of seminar as often as possible, seriously.
"Jadilah orang tua betulan, bukan karena kebetulan."
Jangan ketika punya masalah dengan anak baru belajar. Sebelum memutuskan mempunyai anak, you must be well prepared. Seorang anak tidak bisa memilih dilahirkan dari orang tua seperti apa, tapi kita bisa memutuskan akan menjadi orang tua seperti apa bagi anak kita bukan? Setiap anak lahir dengan fitrah, dengan bibit kebaikan, seperti jujur, mandiri, kreatif, patuh, disiplin. Tugas kita sebagai orang tua perlu memelihara dan menjaganya.

Setiap anak lahir dengan fitrah, tergantung orang tua bagaimana ia dibentuk. Hal-hal negatif seringkali terjadi karena orang tua tidak sadar atau tidak sengaja dalam mendidiknya. Misalnya, orang tua yang sering tidak tega, tidak tegas, dapat menyebabkan anak tidak mandiri. Orang tua yang malas menjaga ketika anak bermain, sering melarang ini itu, dapat menyebabkan anak tidak kreatif.

Kenapa kita perlu belajar?
Pertama, karena Allah, perintah pertama adalah belajar.
Kedua, karena zaman telah berubah. Dulu orang tua tidak punya kompetitor. Anak tidak punya benchmark untuk membandingkan berbagai informasi. Dulu anak yang dilepas begitu saja tanpa arahan orang tua akan baik-baiknya. Sekarang? Lihatlah generasi milenium sekarang akibat kotak-kotak berteknologi tinggi (re: smartphone, TV, tablet, etc). Apakah anak-anak sekarang akan tumbuh baik-baik saja tanpa arahan orang tua? Absolutely not, rite?

Menjadi teladan dapat menjadi salah satu cara mendidik anak. Namun, itu saja tidak cukup untuk membentengi anak dari pengaruh lingkungan. Berikut beberapa tips dari Abah Ihsan kemarin.

1. Semua orang tua wajib punya ilmu/skill.
"Tidak ada anak yang sejak lahir berniat menghancurkan hidupnya, yang ada orang tua yang gagal mendidik anaknya."
Orang tua yang harus lebih kuat mempengaruhi anaknya agar tidak ingin anak terpengaruh lingkungan. Orang tua perlu membuat SOP berupa aturan atau batasan ketika berlebihan. Tindakan berlebihan anak perlu dilarang jika: mencelakakan diri sendiri, merugikan orang lain atau melanggar hukum. 

Jangan menjadi orang tua yang otoriter. Ajarkan konsep kepemilikan dulu, baru ajarkan konsep berbagi. Tidak ada gunanya memaki-maki, doakan.

2. Sering-sering ajak anak curhat.

Ajak curhat setiap hari, terutama ketika anak beranjak remaja. Curhat di sini bukan orang tua yang ceramah, melainkan anak yang bercerita. Buatlah suasana agar anak tidak segan untuk bercerita. Hal ini akan membuat anak jauh dari kenakalan.

3. Luangkanlah waktu.
Tidak ada pendidikan tanpa waktu. Minimal tiga jam dalam sehari bersama anak. Misal, jam 18.00-21.00 disconnect. Gunakan tiga jam tersebut untuk 3B: bicara, belajar, bermain. Waktu tersebut bisa digunakan untuk Qur'an time, story time, etc. 
"Jangan meminta dividend pada anak jika kita tidak mau berinvestasi."
Noted. Seminar kemarin benar-benar menginspirasi. Apalagi ditambah cara Abah Ihsan menyampaikannya. Mudah dicerna dan menyenangkan. Boleh lah nanti ikut program Abah Ihsan yang lain wkwkk. Mari kita sama-sama belajar menjadi calon orang tua betulan, bukan kebetulan :D

Jumat, 27 Mei 2016

Only you don't know

"Hidup akan selalu baik-baik saja, setelah apa yang tidak baik-baik saja menurutmu terjadi."- HM
You never know what happen next, rite? Seminggu berlalu. Seminggu yang lalu mungkin kamu dimaki-maki. Seminggu kemudian mungkin kamu terlibat dalam obrolan santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
 
People may threat you differently, based on whoever (or whatever situation) around you. Like you always do, maybe. Haha. You'd better don't know the worst me, sincerely.

There are so many things that I don't can't tell you. Seiring berjalannya waktu, mungkin nantinya kamu akan tahu dengan sendirinya. Be patient. In the right time, maybe you are the only one that know, everything. If you are the right one :p

Jumat, 20 Mei 2016

No big deal

"Rather than it was no big deal, rather than saying I will be okay. It's more comfort that there was someone else with the same pain."

Apa yang kamu dapatkan hari ini, mungkin tidak separah yang temanmu dapatkan. Kamu hanya terjebak di waktu yang tidak tepat, di tempat yang tidak tepat, dan mungkin bersama orang yang tidak tepat. Berdoalah semoga satu bulan ke depan, dua bulan ke depan, dan seterusnya kamu baik-baik saja.

Apa yang kamu lakukan hari ini bukan yang pertama, hanya saja menghadapi orang yang berbeda. Tentu saja tidak bisa dianggap sama. Tempo lalu dianggap baik-baik saja. Hari ini dianggap sebuah kesalahan. It's okay, people thinking with their own mind.

Baru seminggu masuk sudah membuat masalah. Hari-hari berikutnya mungkin tidak akan sama lagi. Setelah hari ini, aku semakin berharap tidak menetap lama. Rasanya sesak, terlebih tidak sendiri lagi. Become a little too much to handle.

Agak menyayangkan bursa pertukaran kemarin gagal. Mungkin tidak terlalu kelihatan manfaatnya, tapi keberadaanku di sana juga sepertinya tidak terlalu terlihat kebermanfaatannya. Atau barangkali belum terlihat. Feeling useless. Haha.

Setelah apa yang terjadi hari ini, tepatnya sore tadi pukul 15:10. Thanks for being an escape. Memang sedang butuh makan enak biar jinak. Haha.

Regards,

tha.

Selasa, 26 April 2016

One day off to Dieng

Yesterday, we took one day off. We had a loooot of fun. Kind of refreshing. Haha. After sh*t that we have been through :p

02:00 am alarm sounded. We were getting ready to catch a sunrise, fellas.

03:00 am we were picked up. The journey from Wonosobo city to Dieng took about 1 hour.

04:05 am we reached Dieng. The road was so quiet because yesterday was weekday. Our vehicle slowed. We can't ask anyone. Thanks two of us already got there last week.

04:30 am Subuh prayer time. After that we start hiking. We almost late to catch the sunrise. Dark. Slippery (rocky) road. Extremely cold. Out of breath. But, we didn't give up. Five of us reached Sikunir Peak at 05:13 am.

Finally, sunrise :3

Did you see me? :p

Senin, 18 April 2016

Language, please.

Happy monthversary!

Yeah, one month has passed. Being the one who can't speak Javanese, make me feeling (little) stupid. Haha. Funny, huh. I hardly pronounce some letters, in Javanese.
"Mbak, asalnya dari mana sih? Bahasa Indonesianya cantik banget." - (Amel, 2016)
Ini entah bagaimana menanggapinya. Wkwkk. Nama ikan asin bisa jadi bersinar-sinar dan terdengar berbeda kalau kamu yang bilang, someone said. Thanks, you're not an enumerator. Haha. Langsung mati gaya. I understand this language, sometimes, but I better don't act like I know Javanese. Beneran bego dah kalau diajak ngobrol Jawa, roaming. Language, please. Wkk.

Satu bulan berlalu. Makasih sudah membantuku menelan pekerjaan ini. Sedikit demi sedikit setuju sulitnya mencari jalan lurus di sini. Kita sama-sama sudah melalui belokan 270 derajat. Kita sama-sama sudah melalui ratusan belokan, demi menuju satu blok sensus. Yap, life surely getting rough.

Sedikit demi sedikit sudah menyesuaikan suhu. Dari hangatnya Wonosobo sampai extreme cold-nya. Merasakan mandi air es. Merasakan dingin hujannya. Jangan menantang dancing in the rain di sini deh ya, demi kesehatan. Haha.

Sedikit demi sedikit juga menjajal uniknya masakan daerah sini. Mie ongklok, tempe kemul, nasi megono, sayur daun labu. Segala jenis daun bisa dijadiin sayur di sini. Jago lah ibu-ibu di sini masaknya.

Minggu terberat hampir terlalui. Terima kasih. Jaga kesehatan. Semoga kita masih bisa bertahan mengakali bagaimana bertahan hidup tiga minggu kedepan. Cheers! :D


Minggu, 13 Maret 2016

Slow Pace

Take it easy guys. Jangan terlalu memaksakan diri. Ada hal-hal yang kadang tidak perlu dikerjakan hingga berdarah-darah. Toh namanya juga test, menguji kemampuan. I don't need appreciation in there. Jadi aku cuma mengerjakan secukupnya, bahagia selebihnya. Haha. I don't expect doing this kind of thing anymore.

Selama di forum sengaja malas berkomentar. Maaf, tapi aku mulai menyadari betapa beratnya beban kata-kata yang ku keluarkan dengan label yang ku punya. Mungkin akan dikira mengajarkan hal yang jelek pada kalian :p Idealis boleh-boleh aja, asal bisa menakarnya dengan tepat, menempatkannya pada porsi yang sesuai. Be smart. Don't let people use you carelessly.

Beruntung dapet supervisor yang sepemahaman. Beruntung dapet tim yang bisa diasikin aja. Diajak nonton oke, diajak makan enak oke. Makasih udah membuat sepuluh hari terakhir menyenangkan, tidak terbebani dengan beban kerja yang aduhai. Pfft. Mohon kerja samanya dua bulan ke depan :D

Minggu, 28 Februari 2016

Do or Don't

Email tiga hari lalu sukses membuatku menghela napas berat. Dadakan, as always. Lama-lama jadi habit kali ya .-. Udah lumayan lama sih mendengar kabar selentingan ini, tapi ga kebayang jadi pelaksananya.

I doubt. Ya, survei kerja sama selalu membuatku ragu untuk melibatkan diri. Walaupun kadang bayarannya menggiurkan, I prefer not to go. Kenapa? Little burdensome. Not my portion. Ada hal lain yang sebaiknya ku lakukan. Sederhananya, pri(de)nsip.

Hitam di atas putih. You must be extra cautions guys. Jangan tergesa-gesa memutuskan sesuatu. Barangkali ada kata-kata yang menjebak. Haha. I know it is kind of task, but you always can freely choose to do it or not, right? Apalagi judulnya baru undangan, bukan surat tugas. Haha.

Masih setengah ga rela kebebasanku terenggut selama dua setengah bulan kedepan. Ah, apa salah mengambil keputusan ya? Tapi aneh banget kalau ga ikut, kecuali tawaran Inda kemaren diambil. Pfft. Hobi memang melewatkan sesuatu. Barangkali aku juga melewatkannmu? Haha. Just tell me if so ya :p
"I think I might give up everything, just ask me to"
Tadinya berharap masih ada yang menahanku. Berhubung sudah mengantongi izin resmi, berarti berangkatlah Senin depan. Think positively. Ambil pengalamannya, tha. Semangat! Semoga masih tersisa ruang buat mengembangkan diri di sana.

Sabtu, 27 Februari 2016

T.G.I.F

Thanks God It's Friday. Let's watch a movie, deadpool maybe. Haha.

Sudah sejak minggu lalu mengagendakan acara yang satu ini. Di tengah riuhnya pikiran kemarin, finally, I make it happens. Kind of reward lah. Setelah betapa rusuhnya diriku dalam dua hari terakhir. I will tell you later, maybe, in the next posting.

But, actually, sayang aja melewatkan agenda yang sudah kepalang berumur jagung. Di samping makelarnya tak henti-hentinya meneror jikalau tak terlaksana. Haha.

So, we were there last night, TIM XXI. Watching what a fuckin- film. Haha. Jangan ditoton kalau belum 17++ ya. Jangan ditonton kalau merasa ingin tetap waras. Haha. Selama itu marvel, I don't mind to watch sih tapi :p

I love the ending most, the very ending. Haha. That "go home" part. Wkwkk. Go home, there is nothing after this. Go home. Pfft. You don't understand? Good, you still normal :p

Anyway, thanks for the awesome Friday night guys. Jangan jera dengan acara dadakan ya. See you very soon.

Critical Eleven

Judul : Critical Eleven
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2015
Tebal : 344 halaman

Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

***

Karya Ika Natassa yang pertama kali ku baca gara-gara jatuh cinta sama The Architecture of Love-nya, sebuah #PollStory di twitter. Kalau mau tau ceritanya bisa main ke tweet @ikanatassa dan siap-siap hanyut oleh Bapak Sungai berkaos kaki hijau :D

“Jakarta itu labyrinth of discontent. Dan semua orang, termasuk aku dan kamu, setiap hari berusaha untuk keluar dari labirin itu. The funny thing is, ketika kita hampir berhasil menemukan pintu keluar labirin ini tapi malah ketemu hambatan lagi, pulling us back into the labyrinth, Kita justru senang karena nggak perlu tiba di titik nyaman. It’s the hustle and bustle of this city that we live for. Comfort zone is boring, right?”

Balik ke Critical Eleven. I do love the first conversation between Anya and Ale. Jenis percakapan dengan completely stranger, tanpa pretensi apa-apa. But, in the end, mereka menyadari, mereka menginginkan satu sama lain. 

Setelah lima tahun bersama, hubungan Anya dan Ale ternyata ga baik-baik aja. Sebuah kalimat yang (nyaris) menghancurkannya. Menurutku kok a little too much ya, Nya. Gara-gara sebaris kalimat itu kamu mendiamkan seorang Ale kayak gitu. Ah, di mana lagi coba mencari tukang minyak kece kayak Ale. Haha :p

Overall, I love the story. Ga tau mau menuliskan apalagi. Haha. Mau ikut merasakan sensasinya? Coba aja baca buku ini dalam sebelas menit dan siap-siap jatuh cinta di bacaan pertama *wink*

"Hidup ini jangan dibiasakan menikmati yang instan-instan, Le, jangan mau gampangnya saja. Hal-hal terbaik dalam hidup justru seringnya harus melalui usaha yang lama dan menguji kesabaran dulu."

Rabu, 03 Februari 2016

Struggles

I end up stay in there. I don’t think this is something that should be congratulated for. But still, thanks for hold me there. Yeah. You must be thankful to be the chosen one, rite? *sigh*

Maybe, there are some people that desperately want your spot. Wanna swap? But, if it based on division, I guess, I better be there. I don’t know which department will give me more comparative-advantage-things, tough.

Life, surely, not always going as you planned. Everyone have their own struggles. Get yourself together. Even though there is probability of changes, I hope you will get the best for yourself. Keep strong. Just do your part and let Him do the rest.

Selasa, 02 Februari 2016

Tangled

Aku tidak suka terjebak di posisi sulit, seperti hari ini. Menjelaskan hal rumit dengan bahasa sederhana bukan keahlianku. Mempertahankan hal yang sudah lama ku genggam pun bukan perkara mudah. I don’t wanna lose you, sincerely. Can you let me go once? *wink*

Lemme correct something first. Aku tidak berniat menyeretmu ke jalan ini, sungguh. Jika ku bilang ini kebetulan, akankah kamu percaya? Aku cuma tidak sengaja menjadi pengantar pesan hari itu. Dan belakangan, aku baru tau asal muasalnya. Can I say that I’m being a victim too? Haha *sigh*

Aku tidak ingin membuatmu terperangkap dalam lumpur ini, kecuali kamu menjejakkan kakimu sendiri. Itu lain cerita ya. Seperti aku dulu. Haha. Ketika masih polos. Ketika aku tidak sadar tengah mengajak orang untuk bermain lumpur bersama. Dan hingga sekarang lumpur itu kian menghisap, membuatmu sulit keluar. So, be cautious around me. Don’t ask too many questions. It’s okay if you wish playing this mud with me. Wkwkk.

Anyway, hari ini pelantikan salah satu orang penting. Orang yang sangat berjasa dalam paceklikku akhir tahun lalu. Selamat bapak. Resmi sudah surat yang satu itu menjadi surat sakti. Haha. Don't leave us behind, Sir :'

Minggu, 31 Januari 2016

Hujan

Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang perpisahan
Tentang melupakan
Tentang hujan

***

Pertama kali mengira novel ini kumpulan prosa. Ternyata keliru, sangat keliru. Haha. Novel ini menceritakan seorang Lail yang ingin melupakan hujan. Dia sangat menyukai hujan. Sebagian besar hal-hal penting dalam hidupnya terjadi saat hujan. Lantas, mengapa dia ingin melupakan hujan?

Ruangan 4 x 4 meter persegi, Elijah sang paramedis, dan kita para pembaca kemudian diajak menyaksikan kisah hidupnya sedikit demi sedikit. Cerita berawal dari seorang anak laki-laki bersepeda merah yang telah menyelamatkan hidupnya pada sebuah bencana besar. Bencana yang merenggut kedua orang tua Lail dan empat saudara Esok, anak laki-laki itu.

Kemudian mengalirlah cerita Lail dan Esok dengan alur maju mundur. Membuat penasaran. Lama-lama (agak) memaksa pembaca untuk segera menamatkannya. Ada kalanya ceritanya menyesakkan, membuat menahan napas, dan terima kasih bang tere liye atas twist ending-nya, melegakan.
"Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya menetap di hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh di dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian."
***

Show, not tell. Tapi, ada saatnya mengatakan, menjelaskan tindakan kita, terlebih untuk orang spesial. Tidak semua orang mengerti atas segala tindakan kita. Maka, jelaskanlah dengan sederhana untuk orang-orang yang kamu anggap perlu mengetahuinya. Itu akan membuat segalanya lebih mudah.
"Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa."
Memori, semenyakitkan apapun, adalah bagian dari diri kita. Peluk erat memori itu. Walaupun ada teknologi yang bisa menghilangkan memori menyakitkan itu, tidak menjamin kita bahagia setelahnya.
"Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan."

Kamis, 14 Januari 2016

This place can be frightening, sometimes.

Baru beberapa hari yang lalu bilang "this place seems bit scary" (in different term, red). Tapi ya, setelah apa yang terjadi hari ini, mungkin harus diralat jadi "this place really do scary". Pemberitaan media sepanjang hari ini memberitakan hal yang serupa. Maybe this is something they called by 'pengalihan isu'. I dunno. I don't like making speculations over something like this. Agak ga logis sih emang, tapi ya udahlah, skip. Still, be aware.

Buat temen masa kecil yang udah move out, you really did well. Baru setahun kerja di sini, udah memutuskan untuk pulang. I envy you. Buat yang mau kerja di kota metropolitan ini, think again. If you still have a better place to go, don't make this region as your first choice. Think again. Mungkin kota ini memang menawarkan berjuta kemewahan, tapi sejauh ini aku masih pengen menepi dari keriuhannya. Mungkin kota ini memang menawarkan berjuta kemudahan, tapi sejauh ini aku masih pengen bernapas lega. I wanna be more human.

This place has different wavelength. Tempat ini mungkin cocok untuk dikunjungi sesekali, just for having fun or shopping maybe. If you wanna live in here for long time, think again. Over four years has been passed, I can't tell that I did well in here. You must be tough enough to survive, sincerely. Pull yourself together, in the end everything shall pass :)

Selasa, 12 Januari 2016

Insecure

Mendiskusikan hal yang lebih penting dari kuliah empat tahun ini sesuatu yang sering kali ku hindari. Pengen terus lari, membiarkannya menggantung dengan jawaban belum tau, tapi pada akhirnya malam ini harus menentukan pilihan di antara pilihan yang tersedia.

Pertama kali pengumuman formasi keluar, ah, isu itu ternyata benar. Sedih ga sih. Ternyata muara perjuangan selama ini membuatku harus menunda kepulangan.

I'm afraid, literally, to lose myself in here. This place seems bit scary. Can I survive? I'm afraid if I can't meet their expectations *sigh.

Di satu sisi ada hal yang ingin ku kejar, di satu sisi ada hal yang ingin ku pertahankan, di satu sisi ingin tak terlihat, di satu sisi ingin melepas beban yang menggantung.

Begitu banyak pertimbangan memenuhi rongga otak. Ketika sudah menjatuhkan pilihan, bismillah, semoga diberi yang terbaik. Aamiin.

Insya Allah akan ada jalan untuk pulang. Akan ada jalan untuk berbakti pada orang tua walaupun jauh. Semoga kedua orang tua kita selalu diberikan kesehatan. Aamiin.
"sometimes it may seem dark,
but the absence of the light is a necessary part.
just know, you're never alone,
you can always come back home." - 93 Million Miles
Mari habiskan ego kita sendiri dulu. Lakukan hal-hal yang bermanfaat seraya menunggu. Kejar apa yang ingin dikejar. Perjuangkan apa yang harus diperjuangkan. Semangat meraih mimpi. Ingat, ada kereta mimpi yang harus kita kejar.

Minggu, 03 Januari 2016

Lautan Langit


Judul : Lautan Langit
Penulis : Kurniawan Gunadi
Penerbit : CV IDS
Tebal : 208 halaman
Terbit : September 2015

Buku ini buku kedua masgun setelah Hujan Matahari. Berhasil menepati janji membaca buku ini setelah 'urusan' yang satu itu beres. Oktober-November-Desember tahun lalu benar-benar bulan yang sibuk. Yep, sibuk menata hidup pascasarjana :p

Okay, back to Lautan Langit. Ah, cover buku ini bikin kesemsem sejak pandangan pertama. Pengen ikutan preorder, tapi entah kenapa waktu itu sampai kelewat.
Bisakah kesabaran kita seluas lautan? Bisakah hati kita sejernih langit?
Baca kumpulan cerita dalam buku ini siap-siap baper terus ya. Tiap mantengin tulisan masgun di tumblr pun. Walaupun udah pernah baca tulisan yang sama di tumblr, tetep aja ada rasa yang berbeda ketika dibaca ulang dalam bentuk buku, ketika dibaca ulang di waktu yang berbeda. Mungkin emang perlu memperkaya koleksi genre buku semacam ini deh, biar kaya akan rasa dan pemahaman baik.
Ada yang diam-diam berusaha mewujudkan impianmu.
Kali ini Lautan Langit dibagi dalam tiga bagian: Pagi, Siang, Sore. Bahasanya ringan, sederhana khas masgun. Memberikan pemahaman tanpa kesan menggurui. Membuat kita kadang berhenti sebentar, berpikir, dan merefleksikannya dalam kehidupan kita. Pertanyaan-pertanyaan pun kadang sengaja dibiarkan menggantung agar kita berpikir keras mencari jawaban yang sekiranya pantas.
Apabila kamu mengetahui yang sebenarnya tentang orang yang tidak kamu beri kesempatan, apakah kamu akan berubah pikiran?
Pemahaman seseorang terhadap sesuatu tentu berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksa orang lain mempunyai pandangan yang sama dengan kita. Jadi di akhir review ala kadarnya ini, I will give you some quotes. Perkara kamu membacanya atau tidak, itu pilihanmu.