CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 30 September 2016

Clavus

Pernah mendengar istilah clavus? Atau biasa dikenal dengan sebutan mata ikan. Penyakit ini kata dokter suatu tumor jinak, bentuknya seperti kapalan, tapi sakit dan tumbuhnya ke dalam. Dari luar mungkin terlihat kecil, tapi sebenarnya akarnya tumbuh ke dalam. Jika menyentuh syaraf akan menimbulkan rasa sakit. Ketika clavus tertekan atau tergesek memungkinkan sebagai pemicu percepatan tumbuhnya tumor ini.

Pertama kali mendengar penyakit ini pun dari seorang teman yang penempatan di Gorontalo. Baru-baru ini dia melakukan operasi mata ikan, setelah enam bulan mengidapnya. Kalau tidak bertemu teman ini ketika diklat dan tidak bertanya tentang cara berjalannya, mungkin aku akan lebih terlambat menyadari bahwa telah dua bulan mengidap penyakit yang sama -_- Thanks for made me realized and got it checked.

Ketika periksa, menurut dokter yang kutemui, obat luar tidak begitu efektif, sehingga aku tidak diberi resep obat apapun dan disarankan untuk operasi. Tidak ada yang perlu khusus disiapkan katanya, hanya perlu mencari waktu yang dirasa pas karena pasca operasi akan membuat sulit berjalan dan mungkin akan sedikit mengganggu aktvitas.

Awalnya, aku ingin melakukan operasi setelah Idul Adha di rumah, Banjarbaru, tapi setelah dipikir-pikir lagi memutuskan menundanya. Karena saat itu tidak bisa tidak masuk kantor selama seminggu, Jumat wajib kembali mengumpulkan laporan aktualisasi ke Lenteng Agung dan serangkaian aktivitas lainnya setelahnya. Nyokap pun agak khawatir nanti susah jalan sendiri di bandara.

Finally, kemarin (29/09) prosesi mengangkat clavus kecil tapi menyakitkan ini dari telapak kakiku dilakukan. Sempat tertunda sehari karena mencoba menggunakan BPJS di ibukota yang ternyata luar biasa merepotkan prosesnya. Setelah dilempar-lempar tidak jelas oleh faskes tingkat pertama .-. Masa disuruh ke IGD rumah sakit, katanya ga perlu surat rujukan. Dua kali ke rumah sakit yang berbeda, dua kali itu juga ditolak di IGD, diminta ke poli bedah dan diminta perlu surat rujukan. Balik ke faskes lagi, tetap keukeuh ga dikasih rujukan dan berdalih dulu pun pernah mengirim pasien dengan penyakit yang sama tapi berhasil. Hell-o. Fine, akhirnya mencoba ke faskes tingat kecamatan. Alhamdulillah mendapat titik terang. Namun, karena waktu itu datangnya sore hanya diberi obat, tindakan dilakukan besok paginya.

Operasi clavus ini termasuk operasi kecil, kurang dari dua puluh menit kemarin sudah selesai. Dibius lokal, jadi kebas, tidak merasakan apapun, kecuali sakit saat pertama kali disuntikkan anestesi. Diminta tetap membuka mata selama operasi, biar ga berasa sakit katanya, tapi ya aku tetep ga berani melihat apa yang mereka lakukan dengan kakiku menggunakan alat yang berasap-asap itu. So, I just played with my phone, replied any messages. Tetep sesekali melirik :p

Balik ke kosan masih biasa aja, tapi setelah beberapa jam kemudian, setelah efek anestesinya habis, rasa-rasanya butuh painkiller dosis tinggi. Sakit banget! Sampai gabisa kemana-mana seharian. Bergerak sedikit dari kasur aja alhamdulillah. Besok malamnya, karena bosan di kamar terus, memutuskan mencari angin segar. Berasa lama banget jalannya (padahal ke depan doang) dan masih sakit,  jadi agak-agak menyesal keluar tadi. Semoga aja ga kenapa-napa itu jahitannya. Senin lusa baru kontrol lagi. Semoga aja udah berkurang sakitnya. Ternyata begini yang dimaksud rasa pasca-operasi :|

So, buat kalian yang punya sejenis kapalan tapi sakit, segera diperiksakan. Jangan sampai kayak aku, dibiarin gitu aja karena berpikir mungkin akan hilang dengan sendirinya. Semakin awal ditangani, mungkin masih bisa pakai obat luar. Ada cerita setelah sebulan diberi obat luar, clavusnya keluar sendiri hingga akar. Punyaku istilah dokternya kemarin udah 'matang'. Sebelum-sebelumnya masih tertutup, tapi clavusnya mulai menonjol, makanya aku memutuskan segera operasi setelah urusan di Lenteng Agung berakhir.

Anyway, maaf tidak bisa menghadiri satupun agenda weekend ini. Benar-benar masih sakit buat jalan. Semoga minggu depan sudah normal ya.

Jumat, 23 September 2016

Menentukan Arah


I do like the way to get this book. We can donate voluntary as much as we want with Rp 20.000 as the minimum amount in kitabisa(dot)com. This book actually a kind of wedding invitation from masgun. How nice if we get an invitation with 102 pages. 

I tend to buy book with special history (or look only) :p. I never have masgun's books before, but I have read his two books (Hujan Matahari and Lautan Langit) and really enjoy it. Yet, I always postpone to buy it, later later, until his third book came out, collaborate with his wife. Ah, finally. Let's us see how they thought about 'walimatul ursy' things :3

Despite of that, I like their idea to make people donate with buying a book. Made people move. Made people hit the page harder. At early minutes at ten, I slightly can't reach that page. After wait patiently (in minutes), the page can working well. When I hit reward button, eleven people already choose reward. And see how much people donate just in less than a hour. Awesome. Hope the kindness continue to grow.

I will give review for this book later, when it landed well into my room :D