CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 28 Desember 2018

Nanti kita cerita tentang hari ini


Judul: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Penulis: Marchella FP
Penerbit: POP
Terbit: Oktober 2018
Tebal: 200 halaman

Buku yang tentu saja saya adopsi bukan karena pengaruh betapa hype-nya di ig :p I bit late to know, entah baca postingan blog mana, sampai sekarang pun belum tergerak buat follow ig-nya. Silakan intip @nkcthi bagi yang minat.

Pertama kali baca judul buku ini seperti tagline yang menarik, covernya pun simple and cute. Setelah meminta pendapat seorang teman yang bacaannya cukup sering beririsan, saya memutuskan membelinya di promosi harbolnas Gramedi*, ditambah promo g*pay. Tidak mau rugi wkwk. Wajar sih pricey untuk ukuran buku hardcover 200 halaman full color ini.

Nkcthi berisi nasihat seorang ibu untuk anaknya di masa depan yang dikemas dalam tulisan singkat nan sederhana ditemani ilustrasi yang menarik. Cukup duduk sebentar untuk mengkhatamkan buku ini, bisa kurang dari setengah jam. Ringan, visually pleasing.
"Jangan mudah tersinggung, di bumi... bukan cuma kamu yang punya perasaan."
Kalau mau direnungi, beberapa halaman akan membuatmu berpikir ulang. Kalau mau diresapi, sebagian bisa memberi efek self improvement. I didn't expect much, sehingga tidak kecewa berlebih. Apalagi mendapatkan buku ini cukup setengah harga normal :v
"Nafas sebentar, apa sih yang dikejar?"
Mudah-mudahan bukan sekadar materi. Sudah hampir di penghujung tahun, semoga bisa senantiasa menjadi lebih bermanfaat.

Sabtu, 15 Desember 2018

how to redeem miles

Sebagai tim yang jarang beli tiket jauh-jauh hari tetap mesti punya budget planning. Tetap bergeming walau sejak dua bulan lalu diajak dearest someone yang jelas disetujui cutinya beli tiket. Melihat harga tiket meroket dua kali lipat dari sebelumnya dan tidak ada tanda-tanda mengalami penurunan, well, harus mencari peluang saving. Selalu penuh drama pencarian tiket ini, sedari dahulu kala.

Setelah berkelana ke lima situs penjualan tiket, memutuskan redeem miles. Sebelum redeem, pastikan jumlah miles yang dimiliki cukup (menggunakan kalkulator penukaran miles) untuk destinasi yang diinginkan. Kebetulan sedang ada diskon penukaran miles 30% jika beli satu tiket, jadilah iseng mencoba. Bisa lewat website atau datang ke kantor penjualan tiket GA. 
Book & Trip
Masukkan destinasi, tanggal berangkat, dan tak lupa masukkan kode promo. Kemudian tekan tombol Redeem Miles. Kemarin (14/12) promo penukaran miles hingga tanggal 26 Desember, untuk periode berangkat 1 Januari - 31 Maret 2019 kalau tidak salah lihat. Halaman websitenya telah diupdate, silakan reconfirm barangkali ke kantor penjualan tiket GA agar lebih meyakinkan.

Sabtu, 08 Desember 2018

Cinta yang Marah

Judul: Cinta yang Marah
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2017
Tebal: 96 halaman

Suatu hari kelak, sebelum salah satu di antara aku dan kau tersangkut maut, pada hari ulang tahun kau, ketika tidak ada pekerjaan kantor yang melarang kau cuti, aku akan mengajak kau menjadi tua renta, kemudian mengajak kau kembali menjadi anak-anak.
***

Buku ini (katanya) sebelumnya pernah diterbitkan pada 2009. Buku ini saya baca setelah TANYHI dan Melihat Api Bekerja. Menilik potongan-potongan koran pada buku ini sarat politis, berisi fragmen-fragmen sejarah orde baru. Namun, membaca dua puluh satu sajak ini justru meninggalkan jejak romantis bagi saya. Wkwk. I'm not good with political things anyway, topik yang saya hindari.
"Koran atau televisi punya kekuatan mencopot kepala dan dada pembaca atau penonton. Agar tidak merasa kehilangan saat kepala dipenggal, dada kita disesaki bermacam-macam perasaan. Sebaliknya, agar tidak merasa kehilangan saat dada dicopot, kepala kita dipenuhi beraneka ragam pikiran. Media massa akhirnya hanya mampu menciptakan dua kelompok besar pengikut: 1) orang-orang berkepala besar, tapi berdada melompong dan 2) orang-orang berdada lapang, tapi berkepala kosong. Mereka yang masih lengkap kepala dan dadanya adalah kelompok minoritas di negara berpenduduk banyak ini."
Menarik sekali catatan akhir buku ini. Bagi yang berminat membaca mungkin bisa mampir ke medium @hurufkecil. Mudah-mudahan termasuk kelompok minoritas yang masih lengkap kepala dan dadanya. Serangkaian sajak aku-tanpa-nama kepada kau-yang-sudah-mati seolah membawa reformasi pada sudut pandang yang berbeda.

Sabtu, 01 Desember 2018

ridiculous one day penida trip

Mengingat cuaca Kuta lima hari terakhir hampir membuat batal merencanakan trip ini. Sejak awal  pesan tiket memang tidak ingin extend karena sudah punya agenda weekend berikutnya. Alhasil H-1 nekat mencoba menghubungi pihak tour, berulang kali menanyakan kondisi cuaca, lalu mengumpulkan pasukan. Well, semoga kalian tidak menyesal diajak trip bersama. Haha.

Fastboat menuju Nusa Penida ternyata cukup besar, lebih kukuh terhadap ombak, hingga seorang teman pun bisa tidur nyenyak. Butuh waktu sekitar satu jam menyeberang dari Sanur. Pastikan menggunakan sendal selama di dermaga untuk naik-turun boat, dan antisipasi bawa baju ganti. Basah tak bisa dihindari kala turun dari boat yang menepi.

Sempat mendapat tiket fastboat kembali ke Sanur jam 17.00, sementara flight jam 19.40. Beruntung mbok part time yang antar inisiatif memberi kabar ke pihak tour hingga sesampainya di dermaga Penida tiket kembali ditukar menjadi jam 16.30. Sedikit melegakan, awalnya mendapat informasi dari pihak tour bahwa sekitar 16.30 sudah di Sanur makanya sengaja ambil paket trip ini, tanpa snorkeling. Waktunya sempit, teman traveling pun tak ada yang berminat.

Kelingking Beach

Minggu, 18 November 2018

What I Wish I Had Known

Judul: What I Wish I Had Known (And Other Lessons You Learned in Your 20s)
Penulis: Marcella Purnama
Illustrator: Nabila Adani
Penerbit: 2017
Terbit: POP (Imprint KPG)
Tebal: 208 halaman

I’ve lived my whole life following people and taking their choices as mine. I will dream a new dream, a dream that’s totally my own, and I will work hard to get it.

Ever since her acceptance letter to study abroad arrived at her inbox, nothing in Marcella Purnama’s life has gone according to plan. Instead of choosing Science, like her two older sisters did before her, she steered path to study Arts—a degree so alien to both her families and friends. But as she traveled thousands miles away, struggled with English, had her first byline and went back home to apply for her first job, Marcella realized that plans are meant to be changed. Full of relatable tales of horrific group work, falling in love, first job interview and quarter-life crisis, this illuminating account follows how a young adult grapples with life’s small and big questions, and the lessons learned along the way.
***

Sudah cukup lama menaksir buku ini karena covernya yang cute. Yet, I'm not buying, (lagi-lagi) hasil pinjaman. Wkwk. Belum pernah membaca blog penulis. Belakangan buku ini menjadi teman di perjalanan pulang kantor yang dirasa panjang. Sebulan lebih baru selesai membacanya disela-sela bacaan yang lain.

Nonfiction. Written in English. Diksi yang digunakan tidak begitu sulit, you will rarely using a dictionary. First impression membaca beberapa bab awal biasa saja sehingga tidak tergesa menyelesaikan buku ini. Entah kenapa, mungkin karena sudah memasuki half 20s, sudah mengecap sebagian, dan sudah menjalani dengan cara sendiri.
"Grades are still important, but they are not the most important things. As cliched as it is, the things you learn outside class is more important than the textbooks you blindly memorize in time for exams." - page 43
Simply, author shared her experiences, about study abroad, friendship, work life, and so on. We are slightly on the same page. Each of us has own value. Pastikan value dirimu tidak mudah tergerus, tidak mudah terpengaruh. Cukup ambil yang baik-baik, sisanya gunakan untuk memperluas sudut pandang.

Beruntunglah yang memiliki kesempatan untuk memilih, work from home misalnya. Dambaan pejuang traffic ibukota. Haha. Besok senin, mau mencoba berangkat dari kota hujan. Wish me luck :p

Jumat, 16 November 2018

STAFair 2018


Yesterday (15/11) I went to Science Technology & Art Fair. Simply, because I wanna feel augmented reality and this place was near my office. Haha. Meskipun bukan bidang saya, menarik melihat hasil riset karya anak bangsa, terlebih yang dikemas dengan apik. Belajar teknologi menjadi menyenangkan.

Satu penelitian sudah diterapkan di Karimun Jawa, beberapa penelitian masih prototype. Salah satu yang menarik minat saya potensi konversi energi angin laut. Silakan berkunjung ke https://stafair.ristekdikti.go.id/ untuk informasi lebih lengkap. 

Barangkali ada yang berminat mampir ke virtual akuarium gratis, tinggal dua hari lagi. Merasakan sensasi berenang bersama hiu dari dekat :p


Pastikan mendownload aplikasinya terlebih dahulu untuk menyaksikan seperti gambar di atas. Ada octopus juga, tapi karena terlalu hiperaktif jadi tidak terekam dalam gambar. 3D dan bergerak, apalagi ketika layar disentuh :p

Kamis, 08 November 2018

Buku Latihan Tidur

Judul: Buku Latihan Tidur
Penulis: Joko Pinurbo
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2017
Tebal: 68 halaman

Bahasa Indonesiaku yang gundah membawaku ke sebuah paragraf yang menguarkan bau tubuhmu. Malam merangkai kita menjadi kalimat majemuk bertingkat yang hangat di mana kau induk kalimat dan aku anak kalimat. Ketika induk kalimat bilang pulang, anak kalimat paham bahwa pulang adalah masuk ke dalam palung. Ruang penuh raung. Segala kenang tertidur di dalam kening. Ketika akhirnya matamu mati, kita sudah menjadi kalimat tunggal yang ingin tetap tinggal dan berharap tak ada yang bakal tanggal.
***

Buku kumpulan puisi Jokpin yang pertama kali saya baca. Tertarik membaca semula karena buku ini bertengger di halaman buku-buku nominator dan peraih penghargaan sastra, promo bulan bahasa gramedia bulan lalu. Hampir memasukkan dalam keranjang, batal berhubung salah seorang teman sudah punya. Haha.

Buku yang terbilang tipis ini berisi humor dan satire, disisipi sedikit ilustrasi. Permainan kata-kata dalam bahasa Indonesia yang sederhana. Kadang tidak baku, kadang terselip bahasa Jawa yang tidak berhasil dicari dalam kamus.  
"bahwa orang lebih takut kepada hantu, ketimbang kepada tuhan
bahwa lidah memang pandai berdalih
bahwa amin yang terbuat dari iman, menjadikan kau merasa aman" - hlm. 3
Kadang hanya butuh sekejap menuntaskan satu sajak, kadang butuh jeda lebih. Kadang membuat terpingkal, sajak "Langkah-langkah Menulis Puisi" misalnya. Kadang membuat terenyak dan meninggalkan aftertaste.
"Pesan Ibu: Yang kauperlukan hanya tidur yang cukup, pikiran yang jernih, dan hati yang pasrah." - hlm. 7
"Pada suatu pulang ada hati ibu yang tak pernah pergi." - hlm. 9
Kadang begitu relatable, seperti sajak "Kemacetan Tercinta" dan "Punggungmu". Analogi ibu kota Jakarta adalah punggung yang sabar menanggung beban kerjamu, bangun pagimu, pulang malammu, perjalanan macetmu. Duh.
"Kemacetan ini terbentang antara hati yang kusut dan pikiran yang ruwet. Kamu dan negara sama-sama mumet." - hlm. 25
Kadang begitu frontal menyindir, tengoklah "Sajak Balsem untuk Gus Mus". Kadang menggelitik sejuk seperti sajak "Pemeluk Agama". Membaca kumpulan puisi ini membuat kaya akan rasa bagi yang cukup peka. Silakan dipertimbangkan.

Sabtu, 03 November 2018

gratitude

bukan hal besar mengulang hari
setiap bertambah bilangan tahun
membuat perayaan bukan budaya
hadiah terbaik cukup teriring doa

hal yang pantas dilakukan
berterima kasih kepada kedua orang tua
dan senantiasa berusaha memperbaiki diri
setiap kesempatan menghirup udara pagi

Minggu, 28 Oktober 2018

Journey to the East (part three)

Ini bukan cerita lanjutan Journey to the East (part one). Jangan ditanya part two-nya mana karena belum tentu ditulis haha. Kali ini mirip seperti part one, ya, tentu saja dadakan. Selasa pagi (23/10) dapat tawaran, but actually I'm not really interested. Pasrah. Yet, I'm willing to 'menjalankan perintah atasan' part :p Hingga sorenya datanglah keputusan boleh berangkat, tapi mesti minggu itu.

It's hard tho. Direct ticket high fare, hotels recommended fully booked. Hampir menyerah dan tukar tempat, tapi tidak berhasil. Rabu pun tetap masuk sambil menunggu kepastian. Diberi pilihan berangkat atau tidak sama sekali; karena minggu depan dan minggu depannya lagi jadwal memadat. There is something I have to do.

Rabu malam (24/10) pun saya nekat berangkat. I don't like my last long night flight. Kzl. I must eat heavy meal in the middle of the night and sahur time. Can you just pick any simple meal, drop it on my table and let me sleep? Argh. I barely slept (with weird dream, twice).

Besok paginya (25/10) landed dan dapat kabar Jumat kantor sana libur peringatan HUT GKI. Sooo, I must immediately work. Sungguh, bukannya jetlag, cuma ingin rehat dan bebersih sebelumnya. Namun, harus rela ditunda.

Sudah mempersiapkan diri kalau memang tidak dijemput kala itu, terlebih pemberitahuannya mendadak dan sepertinya tidak official. Bukan masalah bagi saya, mungkin hanya tidak lazim mengingat budaya jemput-menjemput tamu di negeri ini. Saya pun terbiasa naik angkutan umum, tapi lagi-lagi ternyata tidak lazim di kota yang saya kunjungi.

Saya lebih memilih naik bus bersama banyak orang dibanding naik taksi sendirian. Teman berkomentar memang tahu jalan? Just give me a little briefing, I not too bad in terms of direction. I wonder to be solo traveler. Terlalu nyaman dengan diri sendiri. Terlebih masih di negeri sendiri ini.

Di tengah perjalanan dapat kabar teman baik juga menuju kota yang sama. Felt relieved. Setiap perjalanan, saya seringnya tidak mengontak banyak teman di sana. Bukannya anti sosial, karena seringnya mendadak, terbatas yang sempat dikontak. Bertemu teman lain adalah bonus, terlebih sempat mendengar cerita mereka.


Terima kasih telah membuat perjalanan lebih berkesan. Maybe I will update this posting with proper story. Anyway, selamat hari sumpah pemuda!

Selasa, 16 Oktober 2018

Melihat Api Bekerja

Judul: Melihat Api Bekerja
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2015
Tebal: 155 halaman

Aku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka.

Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri.
—Menikmati Akhir Pekan

“Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.“ - Sapardi Djoko Damono
***

Buku puisi @hurufkecil yang saya baca setelah "Tidak Ada New York Hari Ini". Buku pinjaman yang sudah lama mengendap di tumpukan buku. Sudah lama selesai membaca kumpulan puisi ini, kebanyakan dengan kening berkerut. Namun, setelah mengulik beberapa lembar, agaknya ingin mengadopsi buku ini ke dalam rak buku pribadi. Terkadang ketika membaca ulang puisi yang sama dapat membuncah perasaan yang berbeda.
"Puisi adalah pasangan bercinta yang kasar—kadang seperti perkelahian yang menggairahkan. Ada kalanya puisi seperti cinta. Tidak tahu di mana harus berhenti." - hlm. 50-51
Buku puisi yang bercerita dengan pertautan diksi yang tidak biasa, dilengkapi ilustrasi yang barangkali eksentrik. Terkadang judul puisinya saja menggelitik seperti satu baris sajak, misal "Sejam Sebelum Matahari Tidak Jadi Tenggelam" dan "Sajak buat Seorang yang Tak Punya Waktu Membaca Sajak".
"Jika kau ingin mengucapkan selamat tinggal, lakukan seperti matahari tenggelam," kataku kepada diri sendiri.
Sampai ketemu besok pagi. Lagi." - hlm. 118
"Aku memilih tinggal di kota dan itu adalah hukuman. Jangan pernah mengunjungiku, agar aku bisa tiba-tiba merindukanmu di antara hal-hal yang teratur." - hlm. 137
"Barangkali lebih baik dia tidak tahu apa-apa tentang aku.
Aku ingin diam-diam mencintainya seperti benda kecil yang sengaja menjatuhkan diri dan berharap tidak pernah ditemukan." - hlm. 139
Tak apa jika kamu terpana dalam ketidakmengertian. Tak apa jika kamu perlu waktu membaca berulang-ulang. Perlahan-lahan perasan perasaan akan menyusup, mungkin sambil membisikkan sebongkah pemaknaan.

Minggu, 14 Oktober 2018

kesempatan

ada banyak kesempatan yang ditawarkan
bukan sekali dua kali, melainkan berkali-kali
hanya saja tidak punya cukup keberanian
hanya saja tidak cukup nekat keluar dari zona nyaman
hingga banyak kesempatan yang dilewatkan

maju satu langkah mundur dua langkah
bergerak tapi tidak maju signifikan
sulit bukan berarti tidak mampu
perlu pemicu perlu tabungan ilmu
hingga sukses mengikis krisis kepercayaan atas diri sendiri

Sabtu, 13 Oktober 2018

hijacked

Have your media social accounts been hijacked?
I've decided not to create another account if my previous account can't be retrieved.

I can't access my instagr*m account for two weeks, since 26 September till 8 October. If you ever received any messages or likes from my account (@hernitatudzla) in that period, it's not me.

I thought 26 September was my last access to my account. Suddenly, I logged out from my account. When I tried to log in with my password, I can't. When I clicked forgot password, I got message an email already sent, but not to my email address. I didn't remember clearly which email address I used to sign up.

I let it go because on 29 September my account remained the same. Unfortunately, on 7 October my account showed inappropriate profile picture and my name changed. So, I followed up procedure to get back into my account.

Glad, I remembered which email address I used to sign up. After many trials (because I forgot the password .-.), I can logged in to my old email. I must send email from my old email address to verify that I own this ig account.

Thankfully, I've success retrieved my account and reset my password. Special thanks to Putri Ayu, member of ig team who assist me patiently.

Don't forget to verify your (mostly used) email, because you will get notification if there is any change. So, you can revert change immediately if it's not from you.

Rabu, 10 Oktober 2018

The Book of Invisible Questions

Judul: The Book of Invisible Questions
Penulis: Lala Bohang
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2017
Tebal: 152 halaman

Who?
A breathing meat.

Why?
Some breathing meat lucky enough to understand their purpose of existence. But most of the meats have no idea why they exist in the universe. The meat who knows and the meat who doesn’t know experience the same pain, uncertainty, and heartbreak, but have different points of view on everything.

Where?
Under the sky. On the soil. Between the air and the sea. In the arms of people who treat you badly.

What?
Something you don’t know and something you know. If you’re lucky you’ll find the answer but other questions will come to you soon after that.

When?
Not today.
***

Buku kedua Lala Bohang yang saya baca setelah The Book of Forbidden Feelings. Lighter dibanding buku pertamanya. Berhasil saya tuntaskan dalam dua jam tanpa pikir panjang, setelah memberi sebuah keputusan cukup penting.
"Life is not that easy.
It's never easy.
It's the same for everyone." - page 15
It is a also poetry book like before, but with blue illustrations. Sebagian besar sajak diawali sebuah pertanyaan yang akan mengajakmu berpikir sejenak.
"How to accept everything just as it is?
Shut down your brain
Turn off your heart
Close your eyes
Be invisible" - page 21
If I can, I'd like to be invisible. Haha. Let's laugh at ourselves. Disappear from every awkward situation.
"What is letting go?
Imagine yourself taking off your
heavy backpack after a long day.
That's what letting go is about." - page 66
Pardon me who don't really understand the long kind of conversation or poems on this book. Maybe I will re-read it if I have a plenty of time.
"Human: a statue of memories." - page 77
"What is your strongest talent?
Self-doubt." - page 85
Terjebak dengan keraguan atas diri sendiri. Entah siapa yang berhasil menggerakkan. Entah kapan berani mengambil tanggung jawab.
"Aren't we all just compilations of all of our good and bad decisions?" - page 142

Minggu, 07 Oktober 2018

The Readers Fest


Yesterday, I went (alone) to readers fest just to met him. Haha. Anyone knew? Yes, he is @SapardiDD. Author of the famous Hujan Bulan Juni. Sudah lama mengenal sajak beliau, mungkin sejak SMA, khususnya sajak "aku ingin". Sudah membaca beberapa karya beliau, pun menonton filmnya, tapi baru berkesempatan bertemu dan meminta tanda tangan beliau. Thanks for someone who gave me his book wkwk. Sebenarnya acara kemarin sekaligus rilis buku terbaru beliau yang berjudul "perihal gendhis". Berhubung antrian kasirnya mengular, cukup berpuas diri dengan buku lama favorit.
"Puisi bukan tuk dimaknai, tapi dihayati."
Ada banyak buku murah yang ditawarkan di reader fest, tapi tak mampu menarik minat saya. Sudah bisa dipastikan betapa ramainya pameran buku di akhir pekan. Membuat tidak berminat menjelajah satu per satu tumpukan buku, hanya berkeliling sekilas pandang. Lagipula tidak ingin menambah koleksi buku yang belum dibaca. Menghindari impulsive buying.

(source: @bukugpu)
Can you spot me? :p 

Senin, 03 September 2018

hyped up

sumber: @evi.sanjaya

Never expected being there last night (02/09), joined the crowd for closing 18th asian games. Berawal ajakan dadakan temen yang pengen ke asian fest, kapan lagi katanya. Saya pun menyepakati berangkat setelah beberapa agenda saya hari itu. Keluar dari Westin, memandang langit ingin runtuh. Gerimis mulai turun dan saya pun tetap memutuskan berangkat. My friend has left from Bekasi and we've got the ticket. Terima kasih buat yang sudah mengantrikan tiket, sudah rela basah-basahan, bahkan tidak masuk festival demi menunggu kami di Gate 6 biar ga repot cari-carian :*

I can't stopped at GBK because the long queue, my bus can't entered busway. I came out from next shelter. I decided walking from there, because GBK became sea of human. It was pouring rain, I waited for a hour till drizzle in Ratu Plaza. Tidak peduli dengan informasi gate akan ditutup jam 6. Tetap magriban dan makan sambil menatap hujan yang seolah tak kunjung reda. Hampir jam 7 baru menuju GBK dan... tentu saja masih boleh masuk, bahkan tanpa dimintai tiket :v

anti-wacana partner

We wondered, mencari layar lebar wkwk. Karena hujan beberapa layar (yang kami temui) sepertinya mati. Kami pun berlabuh hingga Zona Atung. Numpang makan sambil menikmati kembang api. Lalu menghabiskan sisa acara di depan layar. Jelas berbeda feeling menonton acara di sekitar lokasi dibanding streaming di rumah. Lebih seru tentunya. Dibuat tidak menyesal melawan dinginnya angin, pun tidak menyesal terlanjur basah.

Malam itu kami pulang melalui shelter Polda. We did another silly action wkwk. Cukup kami dan beberapa orang sealiran yang tau. Tak perlu ditanya seberapa ramai shelter malam itu. Beruntung masih bisa masuk ke dalam bus menuju Harmoni tanpa menunggu terlalu lama. Malah di Harmoninya yang lama menunggu bus PGC demi dapat tempat duduk. Lumayan rihat sejenak sebelum menjalani Senin kembali :v

Sabtu, 18 Agustus 2018

Journey to the East (part one)

Satu bulan yang lalu mendapat tugas dadakan (as always) and I'm not mentally prepared. Tidak semua orang rela sepuluh hari dinas di daerah terpencil, apalagi yang sudah mengantongi rencana perjalanan sebelumnya. Namun, dengan dalih telah mengikuti pelatihan (sebelum lebaran), I've choosen. Semula saya diset di daerah perkotaan dan menggunakan CAPI. Tentu saja saya menolak. I've gone to that city dan melihat pencacahan di sana tidak mudah.

Senin sore (16/07), setelah pulang kantor mendapat pesan whatsapp dan email pemberitahuan briefing. Selasa dijadwalkan seharian briefing, tapi kenyataannya setengah hari saja yang efektif, sisanya sibuk bursa pergantian petugas dan pemesanan tiket karena Rabu (18/07) sudah harus menuju daerah tugas masing-masing.

Sungguh ini perjalanan termepet yang pernah saya dapatkan. Pulang kantor hari itu mendadak harus packing kilat. Sekitar jam sebelas malam harus menuju bandara mengejar tiket dini hari pukul 01.35. Saya terpaksa menukar kasur dengan seat super early morning flight.

Setidaknya sunrise tidak pernah mengecewakan.

Jumat, 10 Agustus 2018

troublemaker

I made many mistakes along August. Perlu mulai berhati-hati semenjak diamati. Sulit tidak menjelaskan. Sulit menjelaskan tanpa berbohong. Lebih sulit lagi untuk menghindar. Ah, let me say sorry for intentional mistakes *plak.

Tidak mudah menjelaskan hal yang sebenarnya tidak ingin dijelaskan. Tidak mudah menjelaskan hal yang tidak lazim. Can't you let me off? I don't like to answer questions that I want to avoid. So tiresome. Sould I say yes if there is an offer to move?

Sebagai penutup, I really like person who don't ask a lot yet make my path easier (thank you so much, Sir). Anyway, after bunch of questions, thanks for granted my t.w.o days leave. Semoga dimudahkan, dilancarkan dan diberi kesehatan selama Hajj :)

Minggu, 05 Agustus 2018

GWR thing


Dengan berpartisipasi acara ini sudah bisa menjawab pertanyaan "apa yang sudah dilakukan untuk Indonesia" haha. Pemecahan rekor dunia "the largest poco-coco dance" dalam rangka menyambut Asian Games, sekaligus karena poco-poco terancam diakui oleh negeri tetangga. Seperti biasa, mulai riuh akibat tetangga berulah.

Btw, I need practice twice a week for this dance, and got yelled for my outfit once. It didn't cause mental breakdown yet, pernah mengalami yang lebih parah soalnya. Tapi kok ya ada yang mohon maaf lahir batin setelah acara kelar :v


Minggu, 15 Juli 2018

Stories for Rainy Days

Judul: Stories for Rainy Days
Penulis: Naela Ali
Penerbit: POP (Kepustakaan Populer Gramedia)
Terbit: 2016
Tebal: 198 halaman

It was rainy day,
with a hot darjeeling tea,
warm striped blanket and polka dot socks.
One perfect moment to read stories for cats."

***
"That solitary moment you have at a crowded place, when nothing else matters, only you and your book. That is bliss." - page 131
Buku yang sebagian besar saya nikmati di tengah hiruk-pikuk-panasnya angkutan umum ibukota, sangat bertolak belakang dengan anjuran judul dan ilustrasi sampulnya. Tertarik membaca buku ini karena watercolor illustrations yang ditawarkan begitu aesthetic. Ketika mendapat pinjaman buku ini, tidak menyangka bahwa buku berukuran mini dan berisi kumpulan cerita pendek.

Sepertiga bab awal terasa biasa saja, tidak sampai membuat saya baper. Haha. Kisah percintaannya terlalu personal and sorry, I can't relate :p. Ditambah lagu-lagu yang asing bagi saya. Well, lagu tertentu memang bisa mengingatkan kita pada seseorang atau suatu peristiwa.
"But honestly, I am scared right now, about the future that awaits me. Really, I might seem like careless girl who doesn't care about things, but I do, I really do think much about the future and about anything in fact, as I tend to be an overthinking person.

I'm afraid of starting a new relationship. I am afraid of failure. I know I am being dramatic. But if I am going to start a new relationship, I want it to be the last, to be real." - page 89
Saya mulai meresapi bab "Letter of Hope", saat keraguan mulai menyergap. Keraguan akan seseorang, keraguan akan masa depan. Hmm melewati fase quarter life crisis tidak pernah mudah. Seiring bertambahnya usia, bertambah pula serangkaian pertimbangan akan masa depan.
"Dear Past,

I don't know why I wrote to you, I guess there are some things that are left unsaid and I'd really love to talk to you. But meeting up maybe isn't a good idea. Not that I hate to see you but maybe later on we could meet up over casual conversations. But right now it is better this way.

Firstly, I would like to thank you for all the good things you did to me. Really, maybe we don't have that many exciting things to talk about. But when I looked back several times, I found many simple things that I actually should be grateful about." - pages 161-162
Bab "A Letter to the Past" akan membuat kita mengenang kembali masa lalu. Bahwa kita telah melewati hal-hal yang tak mudah. Kita dibuat belajar banyak hal; belajar sabar, belajar menerima, belajar memberi, dan belajar melepaskan.
"I realized that life is all about letting go - letting go our own egos that we are willing to make certain amount of efforts and energy to take the risks and accept the good or bad circumstances that might happen for the one we love.

Letting go also means that sometimes, no matter how much you thought you've put efforts into it, certain things are just not meant to be.

But then again, "In the end, the love you take is equal to the love you make." If it's meant to be, things will be just great...eventually." - page 195
Ada certain things atau yang biasa dikenal sebagai takdir, tidak dapat diubah meskipun kita telah berusaha sekuat tenaga. Maka berserah dirilah kepada Yang Membolak-balikkan Hati. You did well, yes, you did well. Semoga segera mendapat kabar baik.

Senin, 25 Juni 2018

#DanauTobaBerduka

Sumber: twit  @danautoba_ind

Seminggu sudah sejak kejadian tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun. Turut berduka cita atas korban yang meninggal dan hilang dalam musibah ini. Diberitakan lebih dari dua ratus orang penumpang. Semoga menjadi pelajaran ke depannya untuk meningkatkan keselamatan penumpang, dengan tidak melebihi jumlah penumpang dari daya angkut kapal dan mengikuti arahan BMKG terkait cuaca buruk.

Danau Toba pernah menjadi bagian dari perjalanan (dadakan) saya pada November tahun lalu. Danau yang pertama kali saya nikmati keindahannya bersama Air Terjun Sipiso-piso di kala mendung pagi itu. Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua jam dari kota Medan.

Amazed dengan danau berumur puluhan ribu tahun ini

Hari berikutnya saya rela reschedule; melanjutkan perjalanan empat jam demi mendekati Danau Toba, menyeberang dari Parapat ke Tomok. Suasana menyeberang kala itu masih lekat di ingatan. Semilir angin sejuknya sungguh sulit dilupakan. 

Kini Toba berduka. Semoga segera pulih :"

Senin, 16 April 2018

Supermentor22: Resep Sukses, Life Skills dan Etos Kerja untuk Generasi Abad 21


Edisi hadir terdadakan di #supermentor22. Baru mendaftar H-3 jam acara. Semula tidak berencana mendaftar karena tempat acara terbilang jauh di kota hujan. Lalu ada penggemar Kang Emil yang tiba-tiba mengajak. Setelah mengecek link pendaftaran, ternyata tiket masih available, saya pun akhirnya memutuskan beranjak.

Perjalanan kereta stasiun Tebet-Bogor memakan waktu lebih dari satu jam. Lalu dari stasiun Bogor ke tempat acara ditempuh sekitar setengah jam, pengaruh macet dan tentu saja hujan. Sangat ramai yang hadir. Saya tidak mengira bahwa venue yang digunakan tidak seluas biasanya. Well, dapat dipastikan bagi yang baru menuju tempat acara hampir jam 7 malam—setelah sholat dan window shopping—tidak dapat kursi.

baru kali ini berdiri...

Berdiri untuk dua jam kedepan tentu tidak nyaman. Alhasil nekat lesehan di lorong bersama rombongan yang lain. Antusiasme peserta yang datang kali ini dua kali lipat kapasitas venue. Barangkali panitia perlu memberi batasan jumlah peserta yang mendaftar agar tidak ada peserta yang sudah jauh-jauh datang tidak bisa masuk.
"Semua orang punya sesuatu yang istimewa dalam dirinya." - @dinopattidjalal
Generasi muda tidak boleh dogmatic (kaku dalam berpikir). Be open minded! Dalam dunia yang penuh kompetisi, learn to love to compete. Jangan kejar harta, jabatan, kekuasaan, tapi kejarlah kepercayaan, prestasi, dan reputasi. Kompetensi lebih penting dari ijazah. Skill adalah aset yang terpenting, beberapa contoh skill: bahasa, networking, leadership, dan presentation.
sukses = persistence + grit (tidak pernah menyerah)
Bedakan hobi, job, karir, dan impact. Usahakan dalam berkarir, mempunyai impact terhadap lingkungan atau masyarakat sekitar kita. Bedakan cerdik, cerdas, dan bijak. Cerdas berarti tahu A, B, C; cerdik adalah aplikasi cerdas; sedangkan bijak tahu prioritas dan bisa melihat hingga sepuluh step kedepan. Dream? Bedakan aspirasi, ambisi dan visi. Aspirasi merupakan tujuan hidup. Ambition is the next step of aspiration. Ambition is good, bukan sesuatu yang negatif, become your best. Lalu, vision is the next step of ambition.
"Achievement is one thing, but fulfillment is what makes you happy and blessed." -
@dinopattidjalal

Sabtu, 31 Maret 2018

Museum MACAN

The Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Museum pertama di Indonesia yang memiliki koleksi seni modern dan kontemporer. I just knew CEO-nya sangat muda, setelah membaca artikel dalam majalah salah satu maskapai penerbangan edisi Maret.

Let's going back to how I came to the museum. There was a childhood friend of mine who was trained in Jakarta. She wanna go to the museum and yeah tentu saja saya tidak menolak. Janjian berangkat pagi-pagi di weekend jarang berhasil memang. Ditambah drama ketinggalan bus transjakarta. Wkwkk. Fyi, museum ini bisa ditempuh dari Bidara Cina dengan mengambil rute ke Harmoni, lalu transit dan mengambil rute Lebak Bulus, turun di halte Kebon Jeruk BPK 6. Waktu tempuh total sekitar 1,5 jam.

Kami tiba di Gedung AKR ketika matahari sudah lewat di atas kepala. Kami pun langsung naik menuju level MM dan mengantri untuk membeli tiket museum. Antrian cukup panjang. Jika kalian minat berkunjung ke museum ini, baiknya beli tiket online dulu dan pilih jam paling pagi. Sistem masuk museum per dua jam, kami kebagian tiket jam 14.00-16.00. 

Beginilah antrian mengular masuk museum

So, mulai mengantrilah misal setengah jam sebelum jam yang tertera di tiket, apalagi weekend. Makin pagi makin baik, agar tidak tenggelam dalam lautan antrian.

Museum ini menyuguhkan 90 dari 800 karya seni koleksi founder selama 25 tahun. Salah satu karya seni yang menjadi daya tarik pengunjung adalah "Infinity Mirrored Room". Kami memutuskan berkeliling dahulu sebelum mengantri (lagi) menuju karya seni favorit yang satu itu.

Sudut kontemplasi favorit
"There are so many naive people sacrificing for you, but you are still unhappy."

Minggu, 04 Maret 2018

Antologi Rasa

Judul: Antologi Rasa
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia
Terbit: Agustus 2011
Tebal: 344 halaman
Tiga sahabat. Satu pertanyaan. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?
K e a r a
Were both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe. How can we be so different and feel so much alike, Rul? Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my dear, dan aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu. Three years of my wasted life loving you.

R u l y
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, "Pak, istrinya sudah sadar," dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.

H a r r i s
Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, "Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love." Thats probably as close as I can get to hearing that she loves me.

***

Buku yang dibeli akhir tahun lalu. Namun, baru terbaca minggu lalu, saat perjalanan Cirebon. Buku yang dibeli bahkan tanpa membaca sinopsisnya, sesederhana atas rekomendasi seorang teman. Truthfully, lebih menikmati Critical Eleven dan the Architecture of Love. Awalnya ingin menambah koleksi buku Ika Natassa, tapi kayaknya buku ini mau saya jual lagi aja wkwk. Silahkan barangkali ada yang berminat :p

Buku ini bergenre metropop, yeah, genre yang jarang saya lahap. Sukses sih membuat terjaga sepanjang perjalanan di kereta, tapi ceritanya not so immersed. Sekedar numpang lewat aja. Sangat tidak sepakat dengan komentar 'membumi'. Hidup di ibukota memang berpotensi membuat hedonisme, tapi sepanjang bisa mengendalikan nafsu belanja barang-barang berlabel dan makan di tempat mewah, your financial will be fine. Percuma punya penghasilan sekian digit kalau tidak ada saving dan investment.

Well, cerita buku ini persis seperti yang bisa ditangkap pada sinopsisnya. Cinta saling silang antara para tokoh: Harris-Keara-Ruly-Denise. Kehidupan metropolis yang beyond your imagination, misal waktu Keara tetiba pengen nasi Wardani, trus ngajak Harris ke Bali (kayak ngajak ke Ancol) dan Harrisnya nurut lagi sama cintanya itu. Duh. Adalagi waktu Keara yang mengaku mengidap Cheap Food Allergy, tapi fine-fine aja waktu diajak Ruly makan di pinggir jalan. Ckck.

Baru mulai sedikit menikmati di bagian hampir akhir. Bagian terfavorit saat tur Keara-Ruly di Pasar Sukawati. Actually, I slightly ship them. Mulai excited ketika Ruly unjuk gigi. Wkwk. Sayang, pendukung unrequited love satu ini harus cukup tabah menerima ending buku ini. Don't expect too much. Pada akhirnya, mungkin sebagai perempuan lebih baik memilih laki-laki yang mencintainya ketimbang mengejar laki-laki yang dicintainya.

Rabu, 28 Februari 2018

conscience

Setelah bertahun-tahun hidup di ibukota, sore itu (23/02) mendapati diri sendiri (masih) mudah mempercayai orang lain. Orang yang bahkan baru diajak mengobrol hitungan menit sembari menunggu online transport. Saya terhitung jarang memulai pembicaraan dengan orang asing di perjalanan.

Pembicaraan sederhana dimulai dari seorang bapak yang dengan santun mengucap permisi (kepada orang yang lebih muda, which is sangat jarang ditemui) sebelum duduk di teras mushola. Lalu, berlanjut ke kereta, Argo Jati. Bapak tersebut langsung tahu saya dari Cirebon. Beliau ternyata berencana ke Cirebon karena ada keluarga yang sakit dan dirawat. Namun, karena kecelakaan mungkin batal, pulang lagi ke rumah yang lebih jauh dari Serpong (I didn't catch the town that he said).

Awalnya, saya tidak ingin bertanya kecelakaan apa. I didn't want to meddle anymore, yet I asked. Ketika mendengar cerita beliau, sebagai seseorang yang pernah mengalami kejadian serupa, it was relatable. Beliau tidak bisa naik kereta karena tidak memiliki kartu identitas, pun tidak bisa menggunakan surat keterangan dari polisi. Selain itu, tidak ada ongkos beli tiket kereta. Tidak bisa kontak orang yang dikenal, tidak ada hp (sudah diberikan ke cucu). Entah naik bus dari Pulogadung, entah menumpang truk. Miris mendengar beliau berencana jalan kaki ke Pulogadung atau pulang ke rumah.

I chose to believe him. Sebelum naik transport online, saya memutuskan minimal tidak membuat beliau berjalan kaki. Semoga, ya, semoga bapak yang Jumat lalu bertemu sudah tiba di Cirebon dan keluarganya yang sakit cepat sembuh. Saya tidak ingin menyesali kejadian seperti dulu, ketika ada orang yang terlihat tidak sehat ingin pinjam hp untuk menghubungi keluarganya.

Terkadang sulit memang mengenali mana yang beneran atau tipu-tipu. Hal termudah yang umumnya dilakukan: pukul rata tidak percaya. Namun, sebenarnya kalau mau sedikit berusaha, cukup kenali dari gaze-nya and you will know.

Rabu, 07 Februari 2018

Catatan Juang

Judul: Catatan Juang
Penulis: Fiersa Besari
Penerbit: Mediakita
Terbit: 2017
Tebal: 312 halaman

Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya.

Tertanda,
Juang
***
"Hidup ini keras, buktikan dirimu kuat. Yang membedakan pemenang dan pecundang hanya satu: pemenang tahu cara berdiri saat jatuh, pecundang lebih nyaman tetap ada di posisi jatuh." - hlm. 44
Novel ini merupakan sekuel Konspirasi Alam Semesta. Namun, bisa dinikmati secara terpisah. If you've read the previous novel, maybe you will remember 'buku bersampul merah', buku hadiah Ana untuk Juang, buku tempat Juang merumahkan pemikirannya. Well, yes, this novel about that book. Buku merah tersebut ditemukan oleh Suar secara sangat random di angkot.

Semula Suar berdalih membaca buku merah tersebut untuk menemukan informasi pemilik buku. Semakin banyak lembar catatan yang dibaca, Suar kian terjebak dengan kisah Juang. Suar pun kemudian resign, memutuskan keluar dari zona nyaman, menjemput mimpinya menjadi sineas.
"Jangan lupa bahwa manusia mempunyai mimpi-mimpi untuk diraih, bukan dibunuh atas nama tuntutan hidup. Dan jangan lupa bahwa Tuhan menciptakanmu berjalan di muka bumi ini untuk sesuatu yang baik, maka berbuat baiklah untuk sesama, melebihi kau berbuat baik untuk dirimu sendiri." - hlm. 173
Buku merah itu lalu menjadi 'obat kuat' bagi Suar. Catatan Juang sedemikian rupa related dengan kisah hidupnya, hingga ia ingin bertemu dengan sang penulis. Dalam perjalanan pra-debutnya sebagai sineas, Suar bertemu Dude sebagai salah satu narasumbernya. Pembaca buku KAS tentu aware siapa gerangan Dude. Bagi pembaca karya Bung yang baru, tak perlu khawatir, akan dijelaskan di bab-bab akhir. Kalian pun masih bisa penasaran. Tidak seperti pembaca lama yang sudah bisa menebak-nebak dengan liar. Wkwk.

Btw, I did the same thing with Suar, membawa Catatan Juang kemana-kemana, menemani setiap langkah dalam memenuhi syarat demi syarat satu goal besar bulan lalu. Menunggu tidak menjadi hal yang membosankan jika kita punya hal baik yang dilakukan. Semoga, ya, semoga sampai umur.
"Dan untukmu yang baru saja akan mulai menulis, selalu ingat ini: menulis adalah terapi. Dan kita tidak perlu melakukannya agar terlihat keren dihadapan orang lain, atau berekspektasi punya buku yang diterbitkan penerbit besar. Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media sosial, menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai berapa. Menulislah meski orang-orang mengejekmu. Menulislah agar kelak saat kau meninggal, anak-cucumu tahu bahwa suatu ketika engkau pernah ada, pernah menjadi bagian dari sejarah." - hlm. 198
Terkait menulis, still far away from my mentor expectation. Masih amateur aing mah. Masih perlu banyak belajar menjadi penulis yang tidak cenderung dilupakan. Yet, I will give it a try. Stop running away and write.

Jumat, 02 Februari 2018

Because This is My First Life


This is one of my favorite drama last year. Drama bergenre romance comedy ini sungguh absurd and pleasing at the same time. Ceritanya sederhana seputar keseharian, tapi menyuguhkan sudut pandang yang berbeda tentang karir, relationships, dan marriage. Sinematografinya pun apik.

Drama ini bercerita tentang Nam Se-hee (Lee Min-ki) dan Yoon Ji-ho (Jung So-min). Awalnya mereka housemates, tetiba married dengan alasan yang mungkin sulit dicerna sebagian orang, yang satu house-poor perlu tambahan pendapatan untuk cicilan rumah, yang satu homeless ingin punya tempat tinggal. Hutang rumah Se-hee baru lunas 30 tahun kemudian, tepatnya tahun 2048, itu pun dengan tambahan bayaran dari house tenant.

Kebanyakan dialog first lead male di sini dibuat datar, jadi lebih banyak main di ekspresi. Termasuk ketika proposed. He just asked, as if a daily conversation. Wkwkk. "If you have sometime..."

Selasa, 23 Januari 2018

The Book of Forbidden Feelings

Judul: The Book of Forbidden Feelings
Penulis: Lala Bohang
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2016
Tebal: 152 halaman

I wanted to say, "I would love to know your obsessions, Is it landed house, gadgets, power, domestic life, succulent plants, achievements, money, work, more likes and followers, health, validations, sex, organic food, pets, perfect selfies, children, sports, religion, relationship, minimalism, perfection, muscles, urban toys, shoes, traveling, or fame?" but nobody is prepared for that kind of question on a first date. So I said, "You look great."

***

Sudah lumayan lama mengincar buku ini. Pertama kali sentuh di Gramedia GI, kala itu dibuat tidak beranjak. Jangan mudah tertipu dengan covernya yang biasa saja. Hanya perlu waktu sebentar membaca buku ini, meresapinya yang lama. I finally bought this book during the Gramedia.com's harbolnas promotion last year.
"You’re the kind of love that
I always avoid." - page 13
It is a poetry book with the illustrations. The poems are deep and honest, but also dark and depressing. The poems use simple diction, yet complicated and meaningful.
"Mixed feeling is something you can't really explain but you know exactly how it feels. It's something interesting but you don't know exactly what the ingredients are. Pretty similar to the uneventful taste of that ugly green healthy juice." - page 16
It is a book that says a lot about what's going inside your head but you're too afraid to admit it. It will makes you contemplate.
"I want to grow up but my soul
doesn't seem to be very excited about it." - page 35
The book offers a different perspective. We as readers maybe can understand the poems better when looking at the illustrations. The illustrations are weirdly beautiful.
“Be extremely selective about which memories you want to keep.” - page 106 

Minggu, 14 Januari 2018

Breathe

Take a deep breath
Until both sides of your heart get numb
Until it hurts a little
Let out your breath even more
Until you feel like there’s nothing left inside

It’s alright if you run out of breath
No one will blame you
It’s okay to make mistakes sometimes
Because anyone can do so
Although comforting by saying it’s alright
Are just words

Someone’s breath
That heavy breath
How can I see through that?
Though I can’t understand your breath
It’s alright
I’ll hold you

Even if others think your sigh
Takes out energy and strength
I already know
That you had a day that’s hard enough
To let out even a small sigh
Now don’t think of anything else
Let out a deep sigh
Just let it out like that

Someone’s breath
That heavy breath
How can I see through that?
Though I can’t understand your breath
It’s alright
I’ll hold you
You really did a good job

source: popgasa.com

NB: Lagu Lee Hi ini menemani padat-padatnya worklife tahun lalu. Betapa menghela napas panjang terkadang diperlukan, terlebih menjelang deadline. Penting pula memberi reward pada diri sendiri atas yang sudah dilalui, misalnya dengan kalimat "It's okay to make mistakes sometimes" atau "You did a good job." Don't be too hard to yourself.

Rabu, 10 Januari 2018

short recap

2017 was hard enough. work life. love life. but, everything already passed. and you were fine. you need to be fine. always remember, "For indeed, with hardship [will be] ease." (94:5). If your problem is great, remember you have Allah, the Greatest.

Padatnya work life berbanding lurus dengan number of flights. Yet, you can still manage to travel around. It is even possible to reschedule, selama tidak ada tanggungan pekerjaan tentunya. Kalau ada, lain cerita. You may get irritated to read emails or chats; or get calls. You have no weekend. Every place can end up to be a workplace, such as hotel, train, even station when you got lost. Kadang kalau sudah jenuh, berakhir dengan cuti administrasi (fisik di rumah, work [still] must go on). Mencari uang itu tidak mudah nduk, bijaklah menggunakannya.
"Pada akhirnya, aku melepaskanmu yang ternyata telah melepaskanku lebih dulu."  - K. Aulia. R
Career or marriage? Marriage or career? Sini duduk bareng dulu biar mendengar langsung jawabannya. Haha. I never expect that someone may come too early. I think it easy to say. But truthfully I'm not brave enough, I'm not confident. Me in last year. Tidak mudah menemukan seseorang yang membuatmu sepenuhnya bersedia menceritakan segala kekhawatiranmu, sebuket rencanamu, dan sepertiga duniamu yang sulit dicerna. Namun, akan ada. Just believe Allah is the best planner, the best scenario writer.

Well, tidak ada jaminan hidup kedepannya menjadi tidak lebih sulit. Tergantung bagaimana dirimu menyikapinya, tergantung bagaimana dirimu menjalaninya, depends on how you perceive things. Brace yourself. Brace yourheart. 2018 is already running. Cheers up! May Allah guide you, always, to the straight path.

Sabtu, 06 Januari 2018

Konspirasi Alam Semesta

Judul: Konspirasi Alam Semesta
Penulis: Fiersa Besari
Penerbit: Mediakita
Terbit: April 2017
Tebal: 244 halaman

Seperti apakah warna cinta? Apakah merah muda mewakili rekahannya, ataukah kelabu mewakili pecahannya?
***
"Aku adalah seorang pesimis yang cukup optimis. Pesimis bahwa negeri ini sudah tiba pada masa yang lebih baik, sekaligus optimis bahwa negeri ini akan tiba pada masa yang lebih baik."

Buku kedua Bung yang saya baca setelah Garis Waktu. Membaca buku ini dari seorang teman yang selera bacaannya buku memotivasi katanya. Kemudian saya mengingat kembali Garis Waktu dan kilas balik, I don't think 'motivate' is the right word, inspiring maybe, perjalanan menghapus luka.

Saya baru menyadari bahwa buku ini berupa albuk, album buku. Sembari menulis review, menyempatkan mendengarkan beberapa lagu dan sepertinya saya lebih menikmati membaca lirik tersebut sebagai sajak di buku. Buku ini menjadi teman baca dalam perjalanan pulang kantor sekitar dua minggu lalu.
"Beberapa rindu memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa."
Buku ini bercerita mengenai petualangan seorang Juang Astrajingga yang bermuara pada Ana Tidae. Juang seorang penulis dengan nama pena Lelaki Jingga, yang menurut saya little bit tacky wkwk, padahal nama aslinya bagus.

Buku ini memiliki lebih dari satu klimaks I guess, kalau tidak ingin disebut sinetron. Jujur lebih menyukai bagian pertama buku, petualangan membuat film dokumenter Papua terutama. Saya pikir drama akan segera berakhir serampung film dokumenter tersebut. Namun, Bung memilih melanjutkan cerita dari tumor otak Ana hingga aksi relawan Gunung Sinabung. Theeen, the ending so heartbreaking guys. I can't say anything anymore.
"Masa lalu, sepahit apapun itu, bukanlah untuk dilupakan, melainkan untuk diingat dengan persepsi yang tidak menyakitkan."
Bagi yang sudah membaca Garis Waktu, mungkin agak sedikit berasa repetition. Overall, this book was good enough. Terbilang ringan untuk sastra, dengan diksi yang quote-able.