CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 21 Desember 2014

Jakarta Lantern Festival

Setelah minggu yang melelahkan akhirnya bisa main juga. Minggu lalu (12-14 Desember) ada festival lampion gitu di Lapangan Banteng. Berhubung datengnya di hari terakhir jadi rame bingits. Untungnya punya bodyguard berseragam. Hahaha.

Agak-agak awkward juga jalan bareng si bodyguard. Well, siap-siap dapet tatapan aneh aja dari pengunjung lain. Harus ekstra hati-hati juga karena caranya menyebrang. Udah kayak yang punya jalan aja dia *peace Hahaha.

Lampionnya bagus-bagus, tapi kalo diajak foto bareng ga bagus. Hahaha. Selalu kayak gitu, nasib kalo main ke tempat lampion. Hmm harus punya kamera yang agak bagusan kali ya. Well, selamat melihat-lihat yang (sedikit) bisa diselamatkan.

Sabtu, 20 Desember 2014

Statistician or Programmer? Both.

Sebulan yang lalu lagi-lagi iseng mengikuti penyisihan online Gelegar Statistik. Kali ini penyelenggara acaranya STIS. Setahun yang lalu pernah ikut, tapi berhubung koneksi internet ga mendukung alhasil gagal. Ceritanya udah pernah ku posting di Me vs Statistician Games.

Tahun ini namanya berubah jadi Statistics Olympiad untuk kategori mahasiswa. Untuk SMA namanya tetap Statistician Games. Sewaktu penyisihan sempat ada kendala teknis, agak-agak kecewa aja harus ngerjain soal ulang di sesi berikutnya di hari yang sama (15/11/2014). Berhubung sesi 1 ku kacau banget, akhirnya ikutan sesi 3nya lagi lah, daripada menyesal nantinya kan.

Setelah mengerjakan soal ga terlalu berharap lolos, cuma 50% yang ku jawab. Banyak banget soal matkul Nonparametrik. Matkul yang baru akan ku peroleh semester depan. Pasrah deh dengan apapun hasilnya. Namun, ternyata tanggal 18nya diumumkan dan well, selamat menambah masalah baru.

Tanggal 30 kemaren batas daftar ulang semifinal. Rasa-rasanya pengen ga ikut. Alasan utamanya karna mesti bayar sendiri *eh. Hehe. Ga sih, lebih tepatnya karna hari semifinal itu langsung setelah UTS. Mana sempat persiapan. Ga enak aja mengecewakan kampus *tsah. Terlebih penyelenggaranya kampus sendiri. Masa kalah di rumah sendiri kan, yeah, something like that.nTapi hari itu dikasih support sama kakak. Katanya masa kalah sebelum berperang. Lebih malu-maluin ga sih? Hel-lo, akhirnya sadar. Karena udah disponsori juga, jadi ga ada alasan deh buat ga daftar ulang. Siap ga siap :"

UTS pun berlalu, dengan UTS multivariate yang sangat menyedihkan. Untung baru UTS, UAS nanti harus lebih maksimal. Okeskip. Maaf oot.

Di saat yang lain udah bisa hura-hura setelah UTS, aku cuma bisa menghela napas dalam-dalam. Masih ada beban yang harus ku tanggung. Untungnya ada partner, setidaknya bisa saling menguatkan. Kami pun belajar bareng (lagi). Sebenernya ikut ginian biar belajar statistik haha kalo ga ada pemicunya kadang emang susah menurutku. Sekali-kali perlu menantang diri sendiri. Udah bisa sejauh apa sih.

Soo, hari yang ditunggu pun tiba. Waktu sambutan denger-denger lomba statistik semacam ini akan disatukan mulai tahun depan. Wah, semoga aja ini bukan yang terakhir yang bisa ku ikuti. Masih ada kampus yang mau ku datengin pake almamater biru telor asin ini xD

Anw, Sabtu lalu itu ibarat reuni haha. Beberapa muka udah ku kenal. Dimanakah gerangan kalian wahai wajah-wajah baru? Mungkin banyak singa yang masih tidur di luar sana. Singa yang terlalu nyaman dengan dirinya sendiri. Hey you, yes you. Get out of the box :D

Saat yang ditunggu-tunggu pun datang. Ah, agak-agak nyusahin sistem lombanya. Jadi ceritanya mesti jual beli gitu. Kalo kita berhasil jawab soal, nanti dikasih poin yang bisa digunakan buat beli soal berikutnya. Kalo jawaban kita salah, boleh kembali ke tempat, tanpa pengurangan poin. Jual beli tadi dilakukan selama 1,5 jam.

Bener-bener memakan waktu kalo kita salah jawab, mesti bolak-balik ke pengawas. Tapi ya tetep harus usaha jawab biar bisa dapet poin buat beli soal berikutnya. Pas berhasil jawab soal itu rasanya makin excited. Tapi pas keambil soal yang gabisa kita jawab tu rasanya dunia menyempit :" Untung-untungan lah pokoknya. Ya, namanya juga games. Harus pinter-pinter bersiasat mempertahankan poin.


Seperti dugaan, besoknya ga lolos final. Selamat buat partner, selamat melanjutkan perjuangan. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Karena ga lolos final, bisa tetep bertahan di Auditorium ikut seminar yang topiknya menarik. Jadi terhasut buat menjadi seorang 'Bayesianis', bukan 'Frekuentis'. Makasih pencerahannya Prof.

Jadi, sekilas intinya data itu pasti punya faktor 'takdir' yang menyebabkannya begitu. Ga bisa kita paksakan selalu mengikuti asumsi klasik dengan transformasi dan lain sebagainya. Faktor takdir tadi juga memiliki distribusi dan kita harus berhati-hati menentukan 'prior'nya. Sayangnya, untuk level S1 dilarang keras sama ibu kajur kalo mau ngambil topik Bayesian. Bahaya juga kalo misal ngerti Bayesian, tapi hal-hal dasar ga bisa. Nantilah kalo udah S2 :D

Sebagai partner yang baik harus nonton presentasi partner dong ya. Jadi, setelah para finalis mengerjakan soal Studi Kasus di Lab, mereka harus mempresentasikannya dan diberikan pertanyaan/kitik/saran dari para juri. Agak-agak jleb aja pertanyaan-pertanyaan jurinya. Hal-hal dasar sebenarnya, tapi kadang kita lupakan esensinya. Studi kasus yang mereka peroleh semacam Rancangan Percobaan. Pertanyaan yang paling ku inget itu apa arti p-value? Peluang untuk tolak H0 atau terima H0? Hayoo. Trus juga pertanyaan kenapa asumsi keseragaman varians perlu dipenuhi pada Uji ANOVA? Agar hasilnya valid, ketika diuji secara simultan hasilnya harus sejalan dengan uji parsialnya. Trus kenapa harus berdistribusi normal? Jawabannya karena statistik uji yang digunakan adalah Fisher, karena distribusi Fisher berasal dari Chi-square dan Chi-square berasal dari Normal, makanya harus normal. Kalo ga normal diapain? Biasanya sih ditransformasi gitu datanya. Nangkep ga? Ya begitulah, maaf bahasannya statistik banget. Merasa tergampar juga kalo misal ditanya gitu ga bisa jawab. Hal-hal kecil, tapi esensinya harus kita pahami sebagai statistisi. Jangan taunya analisis-analisis doang, tau esensinya juga penting #notetomyself


Terakhir, makasih buat Salas yang udah menangin STIS. Walupun juara 3, gapapa. You're the best. Rancob kan cuma kita pelajari dua pertemuan di satu mata kuliah. Sedangkan tetangga bahkan dapet dua mata kuliah Rancob. Buat partner tetep semangat ya. Semoga masih ada kesempatan lain buat kita :))

Jadi sebenernya statusku statistisi atau programer? Dua-duanya bisa. Awal-awalnya aku merasa tersesat. Tapi memang begitulah jurusan Komputasi Statistik. Di satu sisi harus bisa Statistika, di sisi lain harus bisa programming. Semacam double degree kalo kata temen yang ku ajak diskusi kemarin. Harusnya bersyukur udah tenggelam di jurusan keren yang satu ini. Dunia membutuhkanmu haha. Sori random. Yuk ah, fokus mencari taufik. Ulalala~

PS: Buat kalian yang udah nyoba ikut kompetisi, jangan cepat menyerah ya, bagaimanapun situasinya. Karena kalian yang udah berani melangkah ke arah sana sudah hebat (y)

Sabtu, 29 November 2014

Hujan Matahari

Judul : Hujan Matahari
Penulis : Kurniawan Gunadi
Penerbit : Canting Press
Tebal : 204 halaman
Terbit : Cetakan pertama, Agustus 2014

Udah lama ngidam buku ini, semenjak liburan semester lalu. Beruntung menemukan teman yang punya. Berhubung buku ini self publishing jadi agak susah belinya, mesti order dulu. Besok (30 November 2014), sebenarnya ada acara bedah bukunya di Bogor. Lumayan bisa dijangkau sih, tapi berhubung Selasanya ada ujian dan belum menemukan teman yang bisa diculik ke sana, jadi yaudah lah. Lain kali mungkin, pas acaranya di Jakarta :)

Lagi-lagi baca kumpulan cerita dan prosa. Buku ini bisa dibilang lebih padat dibanding Ja(t)uh. Ada banyak banget pembelajaran yang bisa kita ambil, kalo kita bersedia melapangkan pemikiran. 
Hidup ini sungguh menyimpan banyak pembelajaran. Setiap orang menjadi hujan sekaligus matahari bagi orang lain. Datang ke dalam hidup seseorang untuk memberikan pembelajaran. Pergi pun meninggalkan pembelajaran.
Buku ini di bagi menjadi 3 bagian. Gerimis, Hujan, Reda. Ada banyak kisah, sebagian besar sweet. Ah, kamu harus kuat iman juga baca buku ini, nanti kamu jatuh :D Aku suka analogi-analoginya. Diksi-diksi yang digunakan. Pemahaman yang disematkan. Well, you must read it by yourself.

Beberapa cerita dan/atau prosa di dalamnya pernah dimuat di akun tumblrnya, bahkan beberapa sudah dijadikan suaracerita, kayak "Tujuan", "Bersamaku" dan "Maukah Kau Mencoba Menjadi Angin?". Beberapa tulisannya, "Perasaan Kita", "Maukah Kau Menunggu?", "Bila Tidak Ada Pertemuan", "Laki-laki dan Perempuan" dan masih banyak lagi. Kalau kamu penasaran tapi belum bisa baca bukunya bisa kepo akun tumblrnya dulu. Hahaha. Jadi semacam promosi *plak.

Bingung apa lagi yang mesti ditulis. Bagi quotes aja kali ya. Happy reading. Jangan salahkan aku kalau nanti kalian ketagihan baca tulisannya ya. Hahaha. Fyi, beberapa orang sudah menjadi korban. Mungkin kalian akan menjadi yang kesekian :p

Suatu Sore di Bawah Pohon Randu
"Kira-kira apa yang harus kami lakukan kalau kami belum siap memberikan kepastian?"
"Jangan sekali-kali memberikan harapan. Camkan itu."
Kamu Baik, Masa Lalumu Tidak
Perempuan lebih suka dengan laki-laki yang datang dan membicarakan masa depan, bukan masa lalu.
Untuk Siapa
"Ya Allah, hamba tidak tahu berjodoh dengan siapa. Hamba tidak tahu berdoa untuk siapa. Tidak satu pun nama bisa hamba sebut karena nama itu tidak pernah hamba tahu. Hamba hanya memohon, jodohkanlah hamba dengan seseorang yang selalu menyebut nama hamba dalam doanya. Siapapun dia, setidaknya hamba tahu bahwa ketika mencintaiku, dia tidak melupakan-Mu."
Hujan yang Jatuh
Ah, kamu tahu? Hujan tidak pernah tahu di mana ia jatuh. Maka beruntunglah hujan yang jatuh di tempat yang tepat. Di tempat yang sedang membutuhkan hujan. Aku adalah tempat itu dan kamu adalah hujan.
Tujuan
Aku bukan pilihan, aku tujuan
"Aku tidak ingin menjadi pilihanmu. Sekalipun kamu memilihku diantara banyak pilihan. Karena kamu telah memulainya dengan pembandingan"
Boneka
Seseorang yang peduli dengan perasaannya akan memilih maju atau menunggu, ia tidak pernah diam saja.
Surat
Kamu terlalu baik kepada banyak lawan jenismu, kepada banyak perempuan. Membuat mereka terlalu nyaman di dekatmu dan membuat mereka merasa aman untuk membuka cerita kepadamu.
Aku hanya sekedar mengingatkan, berhati-hatilah. Kamu menumbuhkan apa yang tidak mereka tanam. Perasaan aman dan nyaman itu lebih berbahaya dari perasaan cinta. Kau perlu tahu itu, teman.
Karena Apa?
"Aku tidak sedang mencari teman minum kopi atau membaca buku, tidak juga sedang mencari teman naik gunung. Aku mencari teman hidup di dunia dan akhirat. Seseorang yang bisa bersama menuju-Nya. Dan aku tidak peduli dengan selain itu."
Untuk Sementara Waktu
Untuk sementara waktu, jagalah hati kita masing-masing tetap berada pada tempatnya. Tetap berada pada perlindungannya. Sampai waktu dimana dia harus diberikan dan diterima oleh orang lain. Sampai waktu di mana kita akan menerima hal yang sama pula dari orang lain.

Selasa, 25 November 2014

Trade Off

Pernah mengorbankan sesuatu demi sesuatu yang lain? Pasti pernah, atau bahkan sering? Seperti aku misalnya. Ha. Akhir-akhir ini sering banget melakukan trade off, ke salah satu event yang ku datengin minggu lalu misalnya.


Di hari dan tanggal yang sama juga ada Pasar Seni ITB. Pengen ke sana padahal, tapi setelah mempertimbangkan banyak hal, aku dan Pumo memutuskan ke #hellofest2014 aja. Well, agenda ke Bandung memang selalu berakhir wacana. Hahaha. Maybe, next time, I will make it happens. With you maybe :v

So, we are going to Tennis Indoor Senayan. Baru berangkat jam 2 siang lewat, setelah menyelesaikan berbagai urusan. Tujuan kami dateng ke sana sederhana sih, ketemu mas Rangga. Hahaha. Liat-liat cosplayer atau belanja menjadi agenda ke sekian.

Susah memang kalo mau pergi kemana-mana tanpa menemukan anak S*TIS. Ketemu anak 55, ketemu Adnan, Brilian, sama Robby. Yeah, dunia itu katanya sempit.

Pada akhirnya tetep foto bareng cosplayer :v

Ini cosplayer Attack on Titan. Bagus, mereka berdua kayaknya kakak beradek deh dan kembar (?)

Hari mulai makin sore dan kami pun beranjak ke panggung utama. Beruntung pas kami masuk acara yang kami tunggu-tunggu belum mulai. Lalu menyusuplah kami di barisan tengah penonton :D

Akhirnya setelah 12 tahun ketemu mas Rangga haha.

Main Cast, Sutradara dan Produser Pendekar Tongkat Mas

Setelah menjadi salah satu orang pertama yang liat behind the scenenya, official trailernya dan cuplikan 2 menit filmnya, jadi pengen nonton film ini 18 Desember nanti. Walaupun jauh banget dari genre ku yang biasanya, tapi kayaknya film ini worth it buat ditonton. Settingnya di Sumba. Aaaa, jadi ga sabar.

Last, wefie bareng. Ga nyangka ternyata aku keliatan. Hahaha.
Gambar diambil dari tweet @TaraBasro

Yap, sekian ceritaku kali ini. Cerita pendakian Papandayan menyusul ya. There are so many stories that I wanna tell you. Ga habis-habis kayaknya kalo diceritain. Hahaha. Karena kesibukan ku beberapa minggu terakhir dan fd ku yang  masih nyangkut di tangan orang, jadi harus dipending ceritanya. See ya.

Kamis, 06 November 2014

You Are The One

05.11.2014
Sebelumnya, maaf banget buat temen sekelas yang udah jadi korban keisenganku *bow* Baru kali ini jadi sumber pembatalan sesi. Hahaha. Serius, becanda doang loh awalnya gaes. Maaf banget, terutama buat yang udah jauh-jauh naik jet dari bekasi dan sekitarnya.

Harusnya hari itu kuis OS, Rabu, sesi 3. Trus sorenya ada briefing pendakian umum. Padahal sebelumnya udah janjian bareng anak kosan mau ke IIBF (re: International Indonesian Book Fair). Ku bilang ke mereka kalo misal sesi ku batal, dijadiin aja lah ke IIBFnya, kapan lagi ketemu abang yang udah jauh-jauh dari US. Jadilah, iseng minta ketua kelas ngelobi pak dosen. Ku bilang kelas tetangga bisa dipending, kali aja kelas kita juga bisa. Eh, tau nya beneran bisa diganti sesinya.

So, ketiga beningers pun akhirnya berangkat ke Istora GBK jam setengah 4 sore. Karena hari sudah sore, banyak orang-orang pulang kerja, jadi kami mengambil jalur transit dua kali. Mampir ke Matraman, sama Dukuh Atas 2. Lumayan jauh sih transitnya, tapi perjalanannya jadinya ga sejam lebih. Ga kebayang deh kalo ke Harmoni, bisa-bisa konser mini abang Raef udah kelar.

Beruntung akhirnya kami mendarat di panggung utama jam 5 kurang 10 menit. Pas banget konsernya belum mulai dan kami dapat tempat duduk di barisan ketiga dari depan. Berasa penonton VVIP, jarak panggungnya deket banget lagi. Berasa bener-bener dinyanyiin spesial buat kami. Hahaha. Sayang penontonnya sepi, untung ada fans clubnya yang meramaikan. Kayaknya sih publikasinya kurang, soalnya banyak yang ga tau.

Well, back to Raef. Awalnya bang Raef bilang dia cuma bakal nyanyi 2 atau 3 lagu. Pertama The Bright Moon (Tala'a Al-Badru), trus So Real. Ah, aku suka lagu ini, masih nyangkut liriknya :3
Allah, everyday I'll try to be as true as I can to You
Cause loving You the best I can
Will always be my number one and only plan
Sehabis lagu ini ada bagi-bagi bingkisan, pertanyaannya dari Raef. Pertama ditanya tahun berapa truk yang ada di cover albumnya. Jawabannya 1989. Trus apa perkerjaan dia yang paling pertama kali. Jawabannya programmer. Yes, right, makin suka deh *eh :3

Selanjutnya, dinyanyiin Call On Him. Hmm, setelah lagunya selesai ngarep banget dia nyanyi lagi. Dan, yes, ternyata ada encore dan tentunya lagu yang ditunggu-tunggu. Yap, You Are The One. Pas nyanyi lagu itu dia ada ngubah lirik reff nya ke bahasa Indonesia. Aaaa, kasih applause deh buat abang. Kejutan yang menyenangkan. Kalian belum tau lagunya? Nanti ku kasih spoiler videonya :3

Ga nolak *eh

Official Music Videonya :3

Foto yang diambil dari akun @RaefMusic. Di akhir performance-nya, dia izin buat memfoto kami. Hayo tebak, di mana kah aku? :3


Sebenarnya ada sebelas negara yang berpartisipasi dalam IIBF kali ini. Tapi berhubung hari udah malam dan tujuan kami udah tercapai, kami cuma keliling-keliling bentar. Trus ketemu bang Raef habis sholat Magrib, sayang ga sempat foto bareng. Akhirnya merapat ke story wall korea yang lumayan eye catching. Well, sekian ceritaku kali ini, thanks for reading.

Sabtu, 01 November 2014

Tuhan Maha Romantis

Judul             : Tuhan Maha Romantis
Penulis          : Azhar Nurun Ala
Penerbit        : Azharologia
Tahun Terbit : 2014
Tebal             : 251 halaman

Kamu percaya Tuhan maha romantis? Hmm, tidak mengapa jika kamu bingung, tapi percayalah Tuhan penulis skenario kehidupan yang sangat baik. Novel ini sebenarnya sudah ku baca sebelum Ja(t)uh, hanya saja postingannya tertimbun dalam draft, dan sekarang baru tergerak buat melanjutkan reviewnya. Enjoy!
"Ketika ekspresi rindu adalah doa, tak ada cinta yang tak mulia."
Cerita diawali dengan pertemuan sepasang manusia yang sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu. Well, kalian bisa menebak sendiri kan betapa canggungnya. Betapa sulitnya menyinkronkan apa yang ada dipikiran dengan lisan. Harus diakui, penulis sukses menularkan kebingungan di awal babnya dan membuatku bertahan membaca bab demi bab berikutnya.
Kenangan. Adalah merekam, satu hal yang paling menyenangkan dalam hidup ini. Adalah memutar ulang rekaman dan menertawakan segala kebodohan yang terekam di dalamnya, hal paling menyenangkan nomor dua. Sebab itu kita suka menulis. Sebab itu kita suka memotret—atau dipotret. 
Alur cerita yang digunakan adalah alur campuran, maju-mundur-maju. Intinya novel ini bercerita tentang perjuangan seorang Rijal Rafsanjani yang jatuh cinta setengah mati dengan Annisa Larasaty. Namun, ia mempunyai prinsip untuk menjaga agar cintanya tetap mulia. Begitulah. Bermacam lika-liku kehidupan ia lewati. Hingga sampai satu titik, bahwa di setiap cerita harus ada yang terluka. Atau mungkin bahasa halusnya merelakan, melepasnya pergi.

Tapi, percayalah. Ke mana pun kita melangkah, ke mana pun kita memilih. Tuhan telah menyediakan skenario terbaiknya. Jika memang ditakdirkan, segala urusan kita akan dimudahkan. Akan selalu ada jalan untuk menemukan tulang rusukmu yang hilang. Tulang rusuk tidak akan tertukar, kan?

Bagian paling favorit dari novel ini sudah pernah ku tulis, yakni Hujan Bulan Juni. Bagian interpretasi puisi yang manis, ketika lewat aksara kita bisa menyampaikan berjuta rasa. Dan di bawah ini ada soundtrack Tuhan Maha Romantis, happy listening~

Jumat, 31 Oktober 2014

Cinderella Rambut Pink

Judul            : Cinderella Rambut Pink
Penulis         : Dyan Nuranindya
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2010
Tebal            : 200 halaman

Sinopsis       :
Karena dianggap merusak nama baik keluarga besar Montaimana, bertahun-tahun Oscar tinggal di Amerika. Tapi ternyata Oscar nggak berubah. Dia tetap jadi anak nakal yang malas dan hobi berantem. Cuma satu yang dia cintai: membidik objek dari balik kameranya.

Mengetahui di Jogja banyak tempat indah, Oscar langsung terbang ke sana untuk sekalian bertemu Bima, kakaknya. Tapi apesnya, di Jogja kepala Oscar malah jadi sasaran sepatu dekil seorang cewek eksentrik bernama Dara.

Kepribadian Dara yang unik dan mandiri menarik perhatian Oscar. Padahal penampilan Dara agak-agak ajaib untuk seorang cewek. Celana belel, kaus hitam, rambut highlight pink, dan permen karet yang tak pernah ketinggalan di mulut. Sangat ngasal dan berantakan!

Di sisi lain, Dara merasa hari-harinya jadi penuh kesialan. Selain karena sepatunya yang diberi nama Mr. Dekil hilang, Dara juga mendapati pacarnya, Ray, selingkuh. Belum lagi ada cowok bernama Oscar yang sepertinya sok mau tau dengan kehidupannya. Apa maunya sih cowok itu?

Resensi       :
Kemaren beli buku ini karena lagi ada bazar buku murah. Berasa familier gitu sama penulisnya dan  ternyata gara-gara penulis novel ini juga nulis Dealova, salah satu buku yang pertama kali ku baca waktu SMP.

Cerita dalam novel ini secara garis besar udah terangkum dalam sinopsisnya. Begitulah. Ceritanya khas teenlit, sederhana, ringan. Sayangnya, alurnya ketebak. Entahlah. Rasa-rasanya aku pernah membaca cerita yang serupa, mungkin memang buku yang sama, tapi aku lupa udah pernah membaca buku ini atau belum. Rasa-rasanya sih belum, tapi entahlah. Memang udah cukup tua umur bukunya. (lagi-lagi) Mungkin aku sebaiknya membacanya ketika SMA dulu, biar lebih dapet feelnya. Hahaha.

Paling suka momen pas Dara buka album foto dari Oscar. Somehow sweet, ketika ternyata ada seseorang yang diam-diam memperhatikan kehidupanmu lebih dari dirimu sendiri. Jangan lewatkan, kesempatan yang sama ga selalu datang untuk kedua kalinya.

When you love someone just be brave to say
That you want him to be with you
When you hold your love don't ever let him go
Or you will loose your chance to make your dream come true

Sepenggal lirik dari Endah n Rhesa ini mungkin sudah cukup untuk mengakhiri resensi kali ini. Semoga ga jera baca resensi dari blog ini ya xD

Kamis, 30 Oktober 2014

Ja(t)uh

Judul         : Ja(t)uh
Penulis      : Azhar Nurun Ala
Penerbit    : Azharologia
Tebal         : 164 halaman
Terbit        : April 2013

Metafora telah menjadi hobi, obat curhat paling mujarab. Lebih manjur dari rintik hujan, lebih ampuh dari sinar bulan. Apapun yang dirintis, pastikan ia tetap manis. Sudahlah, biarkan mereka berbusa mulutnya, berduri matanya, mereka tidak pernah mengerti arti romantis. Arti kerapuhan yang indah, atau ketakberdayaan yang memesona. Yang meruntuhkan langit. Yang menenggelamkan matahari di laut mati.

Ja(t)uh merupakan kumpulan cerpen, puisi, serta prosa-prosa ringan yang sebagian besar pernah dipublikasikan di blog azharologia dan ditulis selama tahun 2011-2013. Ja(t)uh berisi proses pencarian jati diri, pemaknaan terhadap cinta, serta renungan-renungan sederhana tentang kehidupan. Tanpa bermaksud menebarkan kegalauan di muka bumi apalagi menggurui, Ja(t)uh hadir terutama untuk mengajak kita memaknai kembali cinta: betapa suci dan indahnya ia.

***

Sebelumnya aku tidak begitu menyukai hal-hal berbau sastra, yang penuh dengan diksi-diksi rumit. Mungkin karena dulu aku salah memilih buku sastra yang pertama kali harusnya kubaca. Namun, belakangan ini jadi agak tergila-gila dengan sastra, jatuh dengan selera diksinya yang unik. Walaupun kadang perlu mengernyit, ternyata banyak hal yang bisa disembunyikan aksara. Berjuta perasaan.

Buku ini, terbagi dua bagian, Jatuh dan Jauh. Di bagian Jatuh, kamu akan disuguhkan berbagai tulisan, yang dengan membacanya saja kamu mungkin akan terseret jatuh, merah jambu, malu-malu atau bahkan rindu. Kadang kamu juga mungkin akan tersentil dan secara tidak langsung dapat belajar berbagai pemahaman baik. Berikut beberapa kutipan dari bagian Jatuh. Kalau kamu merasa ini spoiler, jangan dibaca :D

Selasa, 28 Oktober 2014

Dikatakan atau Tidak Dikatakan, itu Tetap Cinta.

Baru kali ini baca buku kumpulan sajak sampai tuntas, mungkin karena buku ini tipis juga kali ya. 72 halaman, 24 sajak. Anyway, suka ilustrasi doodle artnya, bener-bener memanjakan mata :3

"Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta."

Berisi berbagai sajak.
Sajak tentang memiliki, pun tentang melepaskan.
Sajak tentang pertemuan, juga tentang perpisahan.
Sajak tentang kebahagiaan, juga tentang kesedihan.
Juga sajak bergurau, bercanda dengan perasaan.

Ketika membacanya mungkin kamu akan berhenti sejenak, berpikir, kemudian tertawa atau bahkan termakjlebi :p Berikut beberapa kutipan dari sajak dalam buku tersebut.

Saat Hujan
...
Perasaan adalah perasaan
Tidak kita bagikan, dia tetap perasaan
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
...
Perasaan adalah perasaan
Hidup bersamanya bukan kemalangan
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran betapa indahnya dunia ini?

Memilikimu
...
Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati.
Selalu begitu, hingga akhir nanti.
Sajak Jangan Habiskan
...
Sungguh, jangan habiskan waktu kita
Untuk seseorang yang tidak pernah tahu
Bahwa kita menghabiskan waktu demi dia.
Sajak "Kalaupun Tidak"
...
Bersabar dan diam lebih baik.
Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya.
Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik.
Sajak Menjagamu
Akan kurawat kau dalam diam
Agar tumbuh besar penuh pemahaman
Akan kurawat kau dalam hening
Agar tumbuh tinggi penuh kesabaran
Akan kurawat kau dalam senyap
Agar tumbuh kokoh penuh keikhlasan.
...
Bukankah, atau Bukankah
...
Bukankah,
Banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
Yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
“Kau menungguku? Sejak kapan?”

Senin, 27 Oktober 2014

Congraduation, kamu.


Congraduation kakak-kakak 52~
Tahun ini karena banyak yang dikenal jadinya banyak buat bunga wisuda. Kali ini aku milih warna peach biar ga sama kayak yang lain. Well, ceritanya tahun ini kami, para Beningers, inisiatif ngasih bunga dengan warna yang beda-beda. Kosan Bening udah kayak home industry aja hari itu (18/10/2014). Saking sibuknya *tsah banyak yang belum selesai, terutama  geng atas, jadilah ngebut ngerjain paginya bareng-bareng, untung keburu dateng ke wisuda siangnya :3
 Spoiler bunga wisuda karya Beningers


Mungkin kalo nanti ada yang mau pesen, bisa kontak salah satu dari kami, dengan syarat dan ketentuan berlaku :p

Tahun ini aku ga ada ngasih buket, spesial buat kakakku nanti aja deh :3 Semoga cepet kelar tesisnya ya kakak. Semoga dimudahkan. Ditunggu wisudanya.

Sekarang kalo liat orang wisuda bawaannya mupeng. Aaaa, kompre-tkd-skripsi-nya bisa diskip langsung wisuda aja ga? Pengennya, tapi yaudahlah, jalanin aja. Toh nanti juga satu per satu lewat dengan sendirinya :')

Sekarang pertanyaan 'udah dapet topik?' lagi in banget. Dan kalo ditanya jawabnya belum dan pas nanya balik dia jawab udah itu rasanya jleb! Hey you, kapan mulai serius? Tahun terakhirmu loh ini. Harusnya makin rajin. Bangun ya, get out of the box. Ga ada yang berubah, kalo kamu sendiri ga memutuskan untuk berubah. Semangat, semangat. #WISUDA2015. Aamiin. Semoga sukses buat kita semua gaes.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Let's Have Fun

Semenjak balik ke jekardah (12/10/2014), penghuni Beningers nambah 1 orang. Aku inget malam itu baru banget nyentuh kamar langsung capcus menjemput teman kami di Bidcin, sebut saja Nalla. Ternyata dia udah seminggu di sini, tapi nginep di tempat temen mamanya atau siapa gitu (lupa hehe). Dan ga terasa tiga belas hari pun berlalu dan dia mulai berpindah ke tempat teman kami yang lain, Yoland.

Berhubung kami udah mulai kuliah jadinya gabisa sering-sering main, kecuali udah weekend. Maaf banget ya nal, jarang nemenin (apalagi aku), susah banget menyesuaikan jadwal. Akhirnya dia jadi sering jalan sendiri waktu kami kuliah. Hebat banget lah dia baru di Jakarta udah berani main sendiri. Jangan jera main ke sini ya Nall :v

Kebetulan Kamis minggu lalu kami ga ada jadwal kuliah. Jadilah kami memutuskan jalan-jalan bareng ke Seaworld. Sampai Ancol ternyata Seaworldnya tutup. Apa banget. Ga ada satupun dari kami yang baca beritanya, padahal katanya udah seminggu tutup -_- Akhirnya, setelah berpikir cukup keras, kami berputar haluan ke Harco, nemenin Vya nyari barang. 

Sebenernya, rencana awal banget pengen ngajak main ke Dufan, lagi ada paket Ber5, lumayan hematlah jadinya, 110k kalo weekdays. Tapi berhubung yang berhasil kami hasut, gabisa ikutan kalo Kamis, makanya ke Seaworld. Tapi apa daya ternyata tutup. Pukpuk Nalla. Besok Jumatnya kami jadiinlah ke Dufannya. Untung pasukan pada bisa semua xD

Selasa, 07 Oktober 2014

Time flies, people change.

06.10.2014

Udah nyaris satu dekade kenal mereka. Ya, temen-temen SD. Biasanya tiap tahun mereka rajin ngadain reuni seangkatan. Cuma tahun ini ga, pada sibuk panitianya hahaha. Akhirnya, meetup kecil-kecilan doang. Makasih udah nyulik aku gaes xD

Waktu bener-bener ga terasa udah berputar cepet ya. Dulu pertama kali kenal masih pada ingusan, sekarang udah pada wisuda. Erla sama Endah contohnya. Tahun depan aku insya Allah nyusul, Mega juga. Mereka bertiga sebelumnya udah saling kenal sejak TK. Awet banget ya sampe sekarang. Aku dulunya mah masih TK di tempat kelahiran. Baru ketemu mereka pas SD. Kalo sama Mega kenal gara-gara sekampung :D

Episode pulang ku kali ini, entah kenapa rasanya atmosfirnya beda. Mungkin asap yang menyelimuti Banjarbaru merupakan salah satu alasannya. Atau karena Idul Adha pertama di rumah semenjak kuliah. Hehehe. Entah mungkin aku tersugesti Uni, pengen nyoba Idul Adha di rumah. Dan ternyata feelnya emang beda. Berasa Idul Adhanya :3

Karena ada momen berkurban ini pula, aku jadi main ke langgar. Orang-orang sekampung pada ngumpul dan ga sengaja ketemu temen SD lainnya. Ada yang udah nimang anak, ada yang bantu-bantu penyembelihan hewan kurban. Ah, entah mereka masih mengenaliku atau engga. Aku cuma ngeliat dari jauh aja sih. But, that's true, time flies, people change. Dan sebentar lagi mungkin aku juga akan memasuki fase kehidupan yang berbeda.

Hmm habis makan kemaren, kami berempat mampir ke tempat kerja salah satu teman kami. Makasih Ayu C atas traktiran photoboxnya. Berasa cacat banget di dalam bareng mesin photobox kemaren dan beginilah jadinya.

Masing-masing kena jatah ketutupan .-.
 
Akhirnya selfie sendiri dalam box pfft

Yap, acara kemaren pun ditutup dengan main ke rumah Endah. Entah saking lamanya ga ke sana atau keasikan ngobrol di jalan, aku sama Mega melewatkan rumah Endah wkwkk. Another failed moment. But, anyway, thanks for yesterday. Semoga sukses buat kita semua ya. Semoga yang nyari kerja diterima, yang masih kuliah cepet wisuda. Semoga cepet ketemu jodohnya masing-masing. Aamiin :D

Jumat, 03 Oktober 2014

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Kepada hujan, barangkali kita memang perlu mengucapkan terima kasih yang dalam. Hadirnya telah membuat apa-apa yang tak terungkap tetap rahasia. Karena ternyata, hujan tak hanya menghapus rintik rindu, tapi juga melarutkan kenangan-kenangan. Membawanya pergi entah ke mana, sebab laut tak pernah sanggup jadi muara buat segala. Jadilah kita tetap sendiri-sendiri­—aku sendiri, kamu sendiri. Dan tak perlu lagi kita bicara janji.
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Kita pernah melangkah dan berhenti dengan irama yang sama. Kita pernah menatap bulan dari sudut yang sama. Kita jua yang menjadi sebab adanya pemaknaan-pemaknaan positif tentang jarak dan keterpisahan. Kita telah mencipta banyak pembenaran-pembenaran indah, dan itu pertanda kita ragu. Tapi hujan menghapus keraguan itu—sayangnya—bersama butir-butir cinta yang ada di sana. Sayang sekali, memang. Tapi kita bahkan tak mampu memisahkan cinta dari keragu-raguan, apalagi meninggikannya—jadi lupakan saja.
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Tidak semua apa yang kita rasa perlu diungkapkan, bukan? Sebagian rasa memang membahagiakan ketika diungkapkan. Sebagiannya lagi menentramkan bila dipendam. Boleh jadi sisanya ada untuk dilupakan. Itukah yang kini kurasakan? Kau rasakan? Dalam diam kita, hujan memang terlalu banyak bicara. Tapi bagaimanapun, sampaikanlah terima kasih yang dalam padanya, sebab—sekali lagi,—hadirnya telah membuat apa-apa yang tak terungkap tetap menjadi rahasia. Barangkali inilah cara kita menghapus rindu, membiarkannya larut bersama hujan—yang tak pernah kita tahu pasti kapan ia hadir untuk melakukannya.

Puisi oleh : Sapardi Djoko Damono (1989)

Bagian paling favorit dari novelnya Azhar Nurun Ala "Tuhan Maha Romantis" :3

Senin, 22 September 2014

Let's Be Sexy With Statistics


20-21 September lalu bener-bener berbuah kenangan manis. Alhamdulillah ya Allah, beneran ga nyangka berhasil bawa pulang piala Andi Hakim Nasution, piala juara umum untuk Kompetisi Statistika Nasional Statistika Ria IPB tahun ini :')

Sebelumnya sempet agak-agak ga rela harus mengorbankan salah satu acara yang harus didatengin demi agenda ini. Maaf banget buat kakak PO, semoga aku ga dipecat jadi panitianya berhubung sempat menghilang dari peredaran.

Semua berawal dari keisengan ikut seleksi tim SR kampus sehabis PKL. Di hari terakhir pun masih ragu daftar atau ga, tapi teringat janji setahun yang lalu, jadinya menekatkan diri untuk daftar dan lagi pula tahun ini tahun terakhir bisa ikut kompetisi ini. Keisengan pun mulai berpotensi menjadi masalah ketika dinyatakan lolos jadi Tim SR STIS 2014. Aaaa, 5 dari 6 semuanya dari jurusan Statistika, cuma aku yang nyasar dari jurusan Komputasi Statistik dan itu artinya banyak materi yang mesti ku kejar. Well, semoga ga salah pilih.

Ini juga menjadi salah satu alasan kenapa pertengahan Agustus lalu udah merelakan balik ke Jakarta, sori gengs. Tahun lalu mah tanggal-tanggal segini masih leha-leha di Banjarbaru. Kirain bakal ada pelatihan gitu dari kampus. Eh taunya H-7 baru ada dan baru intensif H-3. Tapi alhamdulillah lah udah dikasih pembekalan. Makasih buat @Forkas_STIS, khususnya Syifa dan Chandra yang udah ngurusin kami.

Ikut beginian sebenernya ceritanya biar memicu belajar statistika, susah emang kalo ga hobi belajar, pada akhirnya liburan kemaren bukannya memaksimalkan belajar, malah memaksimalkan hobi yang terhalang satu semester terakhir *plak. Dan di babak penyisihan KSN kemaren beneran berasa digampar. Keluar ruangan berasa ilmu statistika yang dipunya masih cetek abis. Perlu long-time learning, bukannya sistem kebut seminggu. Sehabis penyisihan pesimis banget, soal-soalnya ga ada yang mudah. Kelamaan mikir dan akhirnya ga sempat ngerjain semua soalnya dalam 2 jam -_-

Rabu, 27 Agustus 2014

Untitled

Sudah berapa lama waktu berlalu?
Ku pikir aku sudah cukup berdamai dengan masa lalu
Tapi ternyata ketika kita bersinggungan kembali di suatu waktu
Aku belum bisa

Kamu tau?
Aku baru saja melakukan perjalanan singkat,
Bertamasya ke masa lalu

Ah, tulisan-tulisan itu
Aku benar-benar tidak menyangka
Apa yang merasuki ku menuliskannya

Beruntungnya, kamu tidak bisa menemukannya di sini
Seberapa keras pun kamu mencarinya
Biarlah tulisan itu tersegel dalam binder hijau lusuh
Cukup aku dan Allah yang tau

Selamat tengah malam, kamu.

Kamis, 21 Agustus 2014

I Only See You


Bukan, kali ini judul di atas bukan judul drama yang mau ku ceritain, tapi judul salah satu original soundtract-nya. Judul drama yang baru-baru ini ku tonton "You're All Surrounded". Sial, drama yang satu itu membuatku rela streaming menghambur-hamburkan kuota sebanyak 10 episode. Untungnya ada kerjaan lain yang membuatku bisa mengerem saat itu, dengan dalih selesai review 1 chapter baru boleh nonton 1 episode.

Awalnya gegara males ngerjain tugas yang sudah lama tertunda itu, iseng-iseng browsing drama 2014 apa sih yang seru, biar sekiranya mood nugas di saat liburan nambah. Kebayang ga sih, setelah ujian take home DM, masih ada tugas lain yang harus ku selesaikan dalam liburan kali ini, belum lagi urusan-urusan lain. Tingkat tiga ini berasa banget masa 'keemasan' kuliahnya, organisasinya, passionnya. Hectic. Semua-muanya mengambil alih sebagian waktu yang sebelumnya bisa dipake buat hobi, main-main, baca novel, maraton drama, dkk. Semester kemaren hampir ga ada nonton drama, baru sempat pas liburan ini, itupun bersyarat. Well, dinikmatin aja lah, emang udah sampe masanya. Tahun depan wisuda. Aamiin ya Allah.

Back to topic. Well, untuk memastikan drama yang katanya recomended aku putuskan nyoba nonton 1 episode dulu. Eh, taunya keterusan di first try.
You're All Surrounded !
Seperti judulnya, drama ini berbau kepolisian, tepatnya tentang empat detektif rookie di Unit Kejahatan Kriminal, Stasiun Gangnam. Mereka awalnya ga antusias sama pekerjaan mereka, mereka bergabung hanya karena alasan personal masing-masing. Atasannya pun Seo Pan-seok, sempat  menolak keempat rookie ini menjadi subordinatnya. Mereka selalu membuat masalah, hingga akhirnya ada satu kasus yang berhasil mereka selesaikan dan membuat atasannya bersedia menjadikan mereka anak didiknya. Lama kelamaan mereka mulai antusias menjadi detektif, mereka memiliki semangat untuk mengejar kriminal di setiap kasus mereka sampai ke akarnya.

Bener-bener seru dramanya. Pas nonton episode awal-awal bener-bener dibuat penasaran sama kasus 11 tahun lalu Detektif Eun Dae-gu (Lee Seung-gi). Ada apa sih sebenernya. Apa yang sebenernya terjadi. Siapa yang jahat. Dan di akhir benar-benar kejutan yang menyakitkan. Aaah, kasian banget sih kehidupan Detektif Eun itu. Kasian oppa yang satu itu. Tapi aku suka karakternya di sini, cool, punya photographic memory, dan kinda sweet :3 Kayaknya aku sering deh nonton dramanya, Brilliant Legacy, My Girlfriend is Gumiho, King 2 Hearts, Gu Family Book dan semuanya bagus. Lalalala~

Alasan lain yang membuatku lanjut setelah nonton episode pertama adalah Park Tae-il (Ahn Jae-hyun). Tau oppa ganteng di My Love from the Star? Bukan Kim Soo-hyun, yang satunya lagi. Nah yang itu. Imejnya di drama ini kasian juga, masa jadi g*ay. Hahaha. Trus agak familiar sama Seo Pan-seok, ternyata pernah liat di Athena. Kalo Go Ara aku baru kali ini liat dramanya.

Overall, untuk drama yang satu ini aku juga setuju recomended. Btw, aku berhasil meracuni beberapa orang inferens untuk nonton drama ini wkwkk. Terakhir, karena sudah mau ganti hari dan besok pagi-pagi udah ada rapat, postingan kali ini ku tutup dengan OST favorit, sesuai judul postingan ini. Selamat menyimak :3


Cara Hemat Punya TV

Berawal dari nyokap mau beli TV buat dipasang di ruang depan atau di (mantan) kamarku yang sekarang berubah jadi kamar tamu. Karena TV yang satunya ditaroh di ruang tengah, mungkin membuat tamu/keluarga yang baru segan bergabung untuk nonton. Begitulah hipotesis kasarnya. Tapi ya seperti biasa, proposal beli barang baru ga pernah mudah lolos di tangan bokap, kecuali bener-bener urgent dan beliau yang memerlukannya. Nice kan, padahal pake uang nyokap, tapi kalo surat izin ga terbit, ya mau gimana lagi.

Tapi nyokap belum nyerah nambah TV. Kebetulan inget punya LCD monitor 17" yang teronggok di kamar adek. Berhubung semua udah punya laptop, nasib komputer di rumah memang mengenaskan. Dulu inget banget transformasi komputer di rumah dari zaman PCnya masih tidur sampai berdiri tegak, trus monitornya juga dari yang tabung perlahan menipis. Bener-pener penuh sejarah. Pfft.

Dulu kakak pernah nonton TV dari komputer, kemudian nanya-nanyalah nyokap ke kakak, dan ya, dapetlah nama sebuah alat yang bisa bikin kita nonton TV dari komputer, yakni TV Tuner. Berhubung yang pengangguran di rumah waktu itu aku, jadilah nyokap minta temenin ke toko komputer. Walaupun ga yakin ada yang jual alat tadi di Banjarbaru, kami tetep berangkat.

Sore itu beberapa toko komputer kami datangi. Di toko pertama ternyata ada, lumayan besar sih tokonya, tapi penjualnya kurang meyakinkan, jadi angkat kaki deh nyari toko lain. Di toko berikutnya ga ada, toko selanjutnya tutup, lanjut ke toko komputer lain, masih di deretan jalan yang sama. Wah, kota ini ternyata sudah lumayan berkembang. Alfam*rt menjamur dimana-mana, bahkan sampai di jalan-jalan kecil. Mungkin tahun depan pas aku pulang bakal ada temen sepermainannya kali ya di sebelah atau di seberangnya -_- *ups maaf OOT.

Lanjut, hari semakin sore, di toko yang kami datangi terakhir ternyata alatnya ada. Lengkap lagi dan penjualnya meyakinkan. Ternyata TV Tuner itu jenisnya beda-beda, tergantung mau dipake di LCD atau laptop. Kalo mau nonton TV di laptop bentuknya kayak modem yang dicolok itu, dan yang kami beli buat LCD bentuknya kurang lebih kayak gambar di bawah ini.


Aku ga terlalu inget mereknya apa, tapi harganya lumayan terjangkau kok. Cukup 200ribu udah bisa punya TV. Hemat kan, tinggal memanfaatkan LCD/monitornya di rumah. Cara make TV Tunernya juga gampang, baca aja petunjuknya, pasti bisa. Daripada komputernya jadi sarang laba-laba, mending dijadiin TV :D Kalo harddisknya masih bagus juga bisa dimanfaatkan, tinggal beli boxnya, jadi deh harddisk eksternal, kayak punya adek. Recycle teknologi. Kalo masih bagus, yuk mari barang-barangnya dimanfaatkan, daripada dijual kiloan di tukang besi. Cuma dapet berapa coba sekarang?

Selasa, 05 Agustus 2014

Yeh Jawaani Hai Deewani


Yeh Jawaani Hai Deewani (English: This Youth is Crazy). Ini bakal jadi film India pertama yang ku review di sini :D Sebelum-sebelumnya ada banyak film Bollywood yang bagus, kayak 3Idiots, My Name is Khan, Taare Zameen Par dan lain-lain. Tapi berhubung habis nonton film-film itu mungkin lagi ga luang, jadinya ga bikin deh reviewnya. Selera filmku emang kadang multigenre, multinational, jadi harap maklum ya review filmnya random hehehe.

Film Bollywood itu walaupun durasinya rata-rata di atas 2 jam dan banyak adegan nyanyian plus tariannya yang heboh gitu kadang ada juga yang worth buat ditonton. Sejujurnya kalo era film India yang baru jarang ngikutin, kadang banyak ga sukanya, mending nonton ulang film-film lamanya deh, kayak Kuch Kuch Hota Hai, Kabhi Khushi Kabhi Gham, Mohabbatein, dkk. Tapi untuk film baru yang satu ini kasih jempol deh :D

Film ini diawali dengan flashback cerita perjalanan Naina 8 tahun yang lalu ke Kullu dan Manali, sebuah puncak gunung setinggi 16.000 dpl. Naina yang kuper dan yang kerjaannya selama ini hanya belajar, nekat ikut trip tersebut di saat-saat terakhir, dan di trip yang sama juga ada geng Aditi, Bunny, dan Avi yang merupakan teman SMAnya dulu. Tripnya seru. Awal-awalnya pas nonton ini bareng kakak setuju deh kami berasumsi ini 5cm versi India. Wkwkk. Tapi puncak bersaljunya kereeen. Perjalanan inilah yang sukses mengubah kehidupan Naina si Tekun dan membuatnya mendapat teman-teman baru yang menyenangkan. Walaupun dia pada akhirnya gagal menyatakan perasaannya.

Perjalanan tersebut diakhiri dengan berita bahwa Bunny mendapat beasiswa kuliah Jurnalisme di Chicago. Bunny yang suka bersenang-senang dan menggoda gadis-gadis itu pun ternyata bisa serius mengejar impiannya untuk berpetualang mengelilingi dunia. Tawaran beasiswa itu akan membuatnya semakin dekat pada impiannya dan teman-temannya pun menyuruhnya pergi dengan berat hati, karena berarti masa bersenang-senang mereka bertiga sudah selesai, mereka harus mulai berpikir dewasa mengenai kehidupan mereka masing-masing, bukan hanya sekedar bersenang-senang.

Sudah lima tahun lebih Bunny tidak kembali ke India. Ia sudah berhasil mengelilingi separuh dunia kala itu. Terakhir di ceritakan saat ia meliput di Paris. Aaah, keren lah pokoknya. Film yang bercerita tentang perjalanan kayaknya selalu ku sebut keren ya. Haha. I love travelling. Entah sejak kapan dan ga sadar udah jatuh cinta aja sama yang namanya travelling :3 Maaf oot hehe okee, back to review.

Saat di Paris itulah Bunny mendapat undangan pernikahan Aditi dalam bentuk video. Untuk sahabat baiknya itu tentu ia memutuskan kembali ke India. Selanjutnya bercerita tentang rangkaian pernikahan Aditi yang berhari-hari. Heboh banget ya ternyata pernikahan versi India. Di sela-sela acara itu juga terselip berbagai kejadian. Bagaimana hubungan Bunny dan Avi yang sempat retak. Pengangum rahasia Naina. Perjalanan Bunny dan Naina saat di Udaipur dan perdebatan mereka tentang indahnya menetap di rumah dan menjelajah berbagai tempat. Di akhir perjalanan itu, Bunny kemudian bercerita tentang mengapa tiga tahun lalu ia tidak kembali ke India saat Ayahnya meninggal. Saat itu ia sedang trip bersama 24 orang dalam acara Trek Amerika dan hpnya tidak berfungsi dengan baik. Ketika Ayahnya meninggal hari Senin, ia baru tau hari Sabtu. Betapa sedihnya kalo sedang di luar negeri dan ga sempat mengucapkan salam terakhir untuk orang tua :"

Hmm hubungan Bunny dan Naina pun makin dekat. Mereka menyatakan cinta satu sama lain, tapi mereka tidak bisa bersama, karena Naina ingin menetap, tidak bisa meninggalkan keluarganya dan kliniknya yang semua ada di India, sementara Bunny tetap ingin melanjutkan pekerjaannya di Paris. Naila pun merelakan cintanya pergi lagi, membiarkan Bunny melanjutkan mimpinya. Tapi bagaimana dengan Bunny? Apakah dia akan memilih mempertahankan Naina atau impiannya? Silahkan temukan jawabannya sendiri. Hehehe.

Pesan moral yang bisa diambil, selesaikanlah urusan kita masing-masing, aku pada jalanku, dan kamu tetap pada jalanmu. Dan ketika kita saling menemukan, semoga kita sudah selesai dengan urusan kita masing-masing. Jika tidak, silahkan memilih apa yang pantas untuk kamu pertahankan, mimpimu atau aku *eh :)

Selagi masih muda, semangatlah mengejar mimpimu, tambah pengalaman sebanyak-banyaknya agar di kemudian hari tidak ada penyesalan tentang apa yang tidak kamu lakukan sekarang. Okee, selamat malam kamu :)

Kamis, 31 Juli 2014

Kandas :"


Ah, harapan yang satu itu pun akhirnya kandas. Liat tanggalan di website sebelah bikin mau nangis guling-guling. Makasih yang udah bikinin jadwal. Bagus banget ya, kompak banget deh kalian nentuin tanggal :" Aku yang terlibat melibatkan diri di kedua acara penting itu terpaksa harus mengorbankan salah satunya, yang udah diperjuangkan.

Sedih? Banget. Gimana engga. Padahal hari ini harusnya salah satu kategori 'menyenangkan', habis keliling ke rumah guru-guru SMANSA bareng Lamda plus satu orang penumpang gelap. Trus met up bareng 9B. Tapiii, tanggalan yang satu itu sukses bikin mood jungkir balik.

Seriously, ga enak banget rasanya harus 'kabur' di acara yang mana kamu jadi panitianya. Pengen banget ga ketinggalan acaranya. Sayang, apalagi liat speakernya kece-kece. Serius mau diskip gitu aja? Sebenernya engga, tapi mau gimana lagi. Ada kontrak ga tertulis yang udah mengikatku. Bisa-bisa kena blacklist kampus kalo coba-coba mengundurkan diri. Tapi sama sekali ga terbesit mengundurkan diri sih, mau jadi apa nanti? Bener-bener jadi butiran debu. Ga punya muka lagi deh ikut event sejenisnya :"

Jangan. Ya, jangan lakukan hal aneh-aneh. Selesaikan apa yang sudah kamu mulai. Oke? Selesaikan apa yang sudah kamu perjuangkan. Jakarta-Bogor deket kan, bisa lah ya diusahakan mengejar dua-duanya. Sebisa mungkin dengan usaha terbaik. Semangaaaaat \m/

Well, let we see. Semoga ga 'dikarantina' tanggal segitu. Semoga ini cuma imajinasi berlebihanku. Semoga. Selamat tinggal random midnight talking. Mari ber-positive thinking ria :')

Sabtu, 12 Juli 2014

PKL-things: Jalan-jalan

#verylatepost

PKL ga lengkap rasanya tanpa jalan-jalan :p Setelah mengemban tugas besar mengumpulkan data yang jujur dan apa adanya, boleh dong ya mencuri waktu barang sebentar buat refreshing *pembenaran sepihak :D

Jadi, hari itu (29/04/2014) anak-anak BL ngajakin jalan ke pantai. Ah, bener-bener angin segar di hari terakhir pencacahan. Pantai, uyeah. Kalo jalan-jalan semangatnya emang beda haha. Demi jalan bela-belain beli kaos tangan, padahal sisa sehari di Lampung, tangan udah kepalang gosong.

Boncengin Dinar

Berangkat-berangkat gatau pantai apa yang mau dituju, kirain Pantai Mutun. Pasang Go*gle Map, ternyata rombongan membawa ke jalan yang berbeda, ya udah deh kami hanya mengikuti arus. Jauuuh banget jalannya, jelek pula, banyak lubang-lubangnya. Lama-lama aku sampe cape nge-gas terus, rasanya pengen dibonceng aja -_-

Seteleh naik-turun gunung, akhirnya sampai juga. Pantainya udah mulai keliatan, jadi semangat lagi :3 Namanya kalo ga salah Pantai Ringgung. Di sini nih bisa ngerasain sholat di atas mushola terapung. Ada Mesjid Apungnya juga di tengah pantai.

Pantai Ringgung

Ba'da ashar kami menyebrang ke tujuan (re: Pasir Timbul), tapi sayang ternyata pasirnya udah ga timbul lagi karena airnya sudah mulai pasang. Akhirnya kami merapat ke pulau tetangganya yang entah namanya apa.

Teman sepenyebrangan :D

Ohiya, ka Inda ga ikutan nyebrang, takut mabok katanya. Kebetulan ada keluarga asuhnya juga ikutan nyusul ke Pantai Ringgung. Aku juga heran waktu itu tiba-tiba Bang Firman sama Pipit udah ada aja di sana. Ka Inda cepet banget dapet keluarga asuh di pulau orang xD

Pantainya masih biru :3
Sayang udah sore, jadinya ga main aer.

Menjelang sunset :3

Pantainya cantik. Ga rugi deh udah bersusah-payah ke sana. Semoga pemerintah sana terketuk membetulkan sarana dan prasarana di sana, terutama jalannya. Sayang kan kehilangan kesempatan salah satu objek wisata yang lumayan menjanjikan, apalagi Pasir Timbulnya. Pas liat foto-foto mereka yang berhasil ke Pasir Timbul bikin envy. Seriusan. Apalagi yang udah ke Teluk Kiluan liat lumba-lumba. Aaah, super duper envy deh pokoknya. Lain kali mesti main lagi ke Lampung \m/

Minggu, 06 Juli 2014

PKL-things: Pencacahan

25 April 2014
Hari ini sebenernya udah mulai pencacahan. Tapi tim 16 paginya masih sibuk ngerapiin kuesioner, bantuin kortim narik sampel. Sekalian ngeliatin yang jadi responden enak-enak ga orang-orangnya. Trus kalo dapet yang susah, ganti tanggal penarikan sampelnya *eh. Hahaha. Ternyata ga bisa begitu bung, setelah dapet cerita-cerita dari Nuri kami memutuskan jadi anak baik-baik dan memakai tanggal hari itu juga, siapapun respondennya. Pasrah dengan angka TAR dan kelipatannya.

Hari sudah semakin sore. Agak-agak males juga berangkat, kepalang tanggung. Tapi aku ada ide buat gladi kuesioner pekerjaan di BSku. Berdua-berdua. Latihan sekalian biar nyiapin strategi gimana pencacahan besoknya. Responden yang ku pilihkan tentu Ibu Maisaroh. Pas banget ibunya jadi responden, ada alasan deh buat mampir ke tempat ibunya lagi :3

26 April 2014
Yosh. Karena hari sebelumnya udah latihan, hari itu kami mulai sendiri-sendiri mencar ke responden masing-masing di BSku. Aku nyoba-nyoba kuesioner usaha dan ternyata dua usaha pula di rumah tangga itu. Salah banget milih kuesioner pertamanya. Baru satu akhirnya yang dapet datanya. Trus kami evaluasi deh di sana, kebetulan ibunya punya warung.

Versi serius

Tiara-Aku-Dinar-Ka Inda

PKL-things : Indahnya Revisit (?)

Cerita sebelumnya

Rasanya udah lamaaa banget edisi postingan ini tertunda. Maafkan. Terpaksa menunda segala hal akibat parade tugas akhir belakangan ini. Walaupun masih ada tugas yang tertinggal, disempetin deh melanjutkan kisah yang satu ini. Sesuatu yang sudah dimulai harus diakhiri bukan?

Well, memang perlu usaha ekstra mengais-ngais memori yang sudah lama tertimbun di otak ini, semoga masih jelas membekas di ingatan :)

23 April 2014
Hari terakhir listing nih. Kepala geng bilang hari ini pokoknya listing semua rumah tangga di masing-masing BS harus selesai. Yang penting semuanya tercatat dulu, masalah yang ga ada, toh besoknya ada jadwal revisit kan. Okee, challenge accepted. Hari itu motor udah ada kan, bisa lah dari pagi sampai sore menyelesaikan sekitar 50 rumah tangga. Okesip.

Berangkatlah hari itu ke BS. Alhamdulillah satu segmen lancar, aman, terkendali *tsah. Lanjutlah ke segmen berikutnya. Hari itu aku ngerasain yang namanya ditolak responden. Sedih. Siang-siang sih waktu itu, ibunya lagi repot ngejemur cucian. Yaudah lah trus akhirnya aku lanjut ke rumah selanjutnya, dan sedihnya ditolak lagi :" Ibunya bilang sibuk, ke rumah lain aja katanya. Aku jelasin kan semuanya harus didata. Udah aku bilang juga cuma sebentar, tapi ibu/bapaknya pun bilang nanti aja pas sore-sore. Yaudah lah, lagi-lagi aku mengalah. Panjang memang urusannya kalo respondennya kurang welcome :"

Semangaaat. Masih banyak rumah-rumah yang harus ku datangi. Satu per satu rumah pun terlewati. Trus di sana ketemu responden yang ramaaah banget. Namanya Ibu Maisaroh. Baru kali itu aku ditawarin makan tekwan, dikasih es pula. Makasih banyak ibu :" Ga lama kemudian azan, aku pamit mau sholat dulu. Ibunya bilang nanti mampir lagi dan ku iyakan. Dalam hati, iya bu, nanti aku bareng temen-temen mampir lagi :)

Minggu, 22 Juni 2014

Berputar Haluan: dari BPS ke GBK

Rabu lalu (18/06/2014) bisa dibilang 'tur kelas' ke BPS. Pfft. Sebagian besar warga 3KS2 berangkat dalam rangka menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Knowledge Management. Tugasnya disuruh wawancara gitu ke subject matter terkait kegiatan survei-survei yang diadakan BPS. Ada Susenas, IBS, SBH, SDKI, dan kelompokku sendiri kebagian jatah Sakernas.

Ba'da zuhur masing-masing mulai bertolak ke ruangan Subdirektorat yang bersangkutan. Kami pun menuju Gedung 5 lantai 3 (kalo ga salah :x) setelah menunggu Bang Popon dan Aziz yang naik bis tj berikutnya. Jadi kelompok kami ga sengaja kepisah berangkatnya, kalian tau sendiri gimana langkanya bis jurusan Ancol dari Kampung Melayu.

Sampai di Budi Utomo ngalay dulu, haha, macam ga pernah ke BPS pfft.

Sampai di ruangan Subdit Ketenagakerjaan, kami nunggu bentar. Di sana banyak kakak-kakak yang lagi magang, jadi yang agak senior bersedia kami wawancara. Tapi, berhubung kakak tadi juga belum lama di Subdit itu jadi gabisa menjawab pertanyaan kami tentang efektifitas proses transformasi knowledge yang ada di Sakernas. Kakaknya menyarankan sebaiknya menanyakan hal tersebut langsung ke Kasi atau yang lebih senior aja. Akan tetapi Kasi dan senior yang lain sedang konsinyasi berhubung Sakernas sekarang katanya sedang berlangsung. Konsinyasinya baru selesai hari Kamis, mungkin Jumat udah ngantor, jadi kami harus balik lagi hari Jumat untuk wawancara.

Yah, begitulah, kami ga dapet apa-apa hari itu, kelompok lain masih sibuk wawancara di Subdit masing-masing. Trus Aziz jadinya ngurus kartu ATMnya yang hilang. Karena belum wawancara, jadi tugasnya pun ga bisa dikerjain, jadilah aku iseng doang ngajak mereka jalan. "Jalan aja yuk, nonton kek," kataku. Trus Bang Popon nanggepin positif, "Ayok, GBK, nonton Indonesia Open." Langsung direspon positif oleh saudari Nia. "Ayo," katanya. Desi oke-oke aja. Kapan lagi kan nonton, aku pun setuju-setuju aja. Sebodo amat lah tugas masih numpuk. Susah juga nyari waktu luang buat jalan lagi ntar. Jadilah fix kami berputar haluan ke GBK hari itu.

Sabtu, 21 Juni 2014

Meet up with old friend

15.06.2014
Minggu pagi lalu rela bela-belain membelah hujan ke Senayan demi ketemu salah satu temen yang sekarang merangkap atlet baseball, sebut saja Avisena. Ceritanya dia salah satu perwakilan dari tim baseball Kalimantan Selatan dalam turnamen nasional gitu. Ga nyangka haha. Basicnya dia padahal anak teknik, temen setimnya katanya anak JPOK semua tadi. Well, semoga sukses aja deh teman.

Tadi pertandingannya melawan tim Jawa Barat. Hasil pertandingannya masih menggantung. Karena hujan yang begitu awet, akhirnya pertandingannya terpaksa dipending dulu. Entah sudah sampai inning berapa tadi. Ga terlalu memperhatikan. Hehehe.

Katanya pertandingannya udah mulai dari jam 8. Jam segitu padahal udah siap-siap mau berangkat dari Otista, tapi tiba-tiba hujan deras banget. Jadi mager, apalagi liat langit ga menunjukkan tanda-tanda menyibakkan awan hitamnya. Tapi, berhubung ga enak udah janji mau dateng, jadilah tetep berangkat pas udah lumayan reda hujannya.

Jam 9 berangkat dan lebih memilih jalur 2 kali transit daripada lewat harmoni. Mesti jalan jauh sih, tapi rasa-rasanya masih mending daripada jenggotan nunggu bis di harmoni yang kadang lebih lama dan harus ekstra berdesak-desakan. Jadi, tadi transit di BNN, trus transit lagi di Semanggi, jalan jauuuh sampai shelter Benhil, trus naik jurusan Blok M-Kota, berhenti di shelter GBK. Walaupun jauh jalan, setidaknya ga pake lama nunggu bisnya.

Sekitar jam 10 lewat 15 sampai di shelter GBK, hujannya udah berhenti. Lapangan baseballnya udah keliatan, tapi bingung masuknya lewat mana. Zzzz. Keliatan sih ada orang-orang berseragam baseball, tapi belum mulai main. Masih dibersihin gitu lapangannya, biar ga becek habis hujan. Udah muterin separo kumpulan lapangan baseball di sana, barulah ketemu pintu masuknya deket lapangan 3. Ternyata selama hujan tadi pertandingannya ditunda, jadi mereka pada pemanasan lagi deh tuh sebelum main lagi.

Baru kali ini nonton baseball live. Ga ngerti sistem poinnya hahaha. Parah bingit. Sering sih nonton anime atau drama Jepang yang ada baseballnya, tapi sama sekali ga ngerti teknis di lapangannya. Hahaha. Tau yang namanya pitcher, ada yang mukul, trus ada base, dikelilingin, kalo satu putaran home run. Tapi poin paling pentingnya malah ga ngerti teknis dapet poinnya, ga ngerti deh tim mana yang dapet skor tiap inning. Jadi cuma nonton dengan kesok-tahuan. Hahaha. Mana ada yang ngeliput, entah stasiun mana. Pasang muka sok-iya lah yang penting :p

Di sana ga sengaja ketemu rombongan anak 3KS1 yang baru selesai ikut Happy Run. Ada Shahnaz, Wiwik, Yunita, satunya ga tau namanya, maafkan *bow. Mereka lagi nyari makan, ku ajakin gabung deh, sekiranya yang dukung teman kami jadi banyak :p Tapi selesai makan mereka langsung balik.

Berhubung ga ngerti, bukannya merhatiin yang lagi main di lapangan, kami bertiga malah asik cerita-cerita. Maaf qi wkwkk. Tak lama setelah masuk waktu zuhur hujan kembali mengguyur lapangan. Pertandingan terpaksa dipause lagi. Kali ini hujannya awet banget. Sampai ashar, hujannya masih betah menumpahkan diri ke bumi Senayan kala itu. Setelah sekian lama menunggu dalam ketidakpastian, akhirnya pertandingan tadi fix dilanjutkan di lain hari.

Rencananya mau nyulik teman kami yang satu itu makan bareng, tapi dia susah dapet izin dari coachnya deh kayaknya. Alhasil, kami berpisah sampai disana. Katanya dia di Jakarta sampai tanggal 20, sayangnya kami ga bisa nonton pertandingan selanjutnya berhubung masih kuliah dan sibuk menamatkan tugas-tugas akhir. Maaf, mungkin di lain kesempatan aja kali ya kita mainnya. Makasih buat cerita-cerita di kala hujannya guys :D

Buat para alumni SMANSA Banjarbaru atau kalian yang kenal kami, kalo lagi main di Jekardah kontak aja. Mana tau kalo kami ga sibuk dan sikon memungkinkan kita bisa meet up, segaje apapun agendanya. Hahaha. Sekian late-post story kali ini.


Ohiya, buat kamu, salamnya sudah sampai. Thanks. Lupa bilang salam balik, tapi kayaknya ga perlu *eh.