CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 19 November 2016

Ephemera

Judul: Ephemera
Penulis: Ahimsa Azaleav
Penerbit: lampudjalan
Terbit: 2014
Tebal: 193 halaman

Jatuh. Terbangun. Jatuh. Patah. Jatuh lagi. Bangkit. Patah lagi. Menjadi perca. Lalu remuk. Bangkit. Jatuh lagi. Proses yang malam ini ingin kuberhentikan dengan titik keberdirianku melawan segala rindu dan rasa takut kehilangan, untuk kembali pada titah-Nya. Semoga tak ada lagi jatuh tanpa tangan yang siap memberdirikan, mengajak bersisihan menuju cinta-Nya. Aku takut. Takut sekali. Pada-Nya.

Maaf atas segala rasa yang pernah begitu berlebihan, atas bertumpuk-tumpuk rindu yang pernah dikirim angin, atas segala sakit yang sempat kita rasa, atas air mata tak tertahan, atas segala huruf yang pernah terangkai begitu saja, atas jatuh dan bangkit yang berseling membersamaiku, atas amarah dan benci yang aku tak berhak melakukannya. Semoga Sang Maghfiru memberikan ampunan-Nya padaku. Juga padamu. Bukankah kita sudah sama-sama percaya bahwa ini semua hanya ephemera?

Karena jatuh cinta dan patah hati hanya sementara.
***

Suka twist bab pertama. Ekspektasi buku ini berupa novel bakal seru nih, ternyata kumpulan cerpen. Tapi tetap, cerita yang disuguhkan worth to read. Tentang jatuh cinta, patah hati, pertemuan, perpisahan, harapan dan mimpi. Cerpen dalam buku ini lepas satu sama lain, kecuali empat bab terakhir. Dan menurutku yang most memorable memang empat bab terakhir itu.
Semoga Tuhan menjatuhkan cinta hanya kepada pemilik tulang rusuk yang digunakan untuk menciptakanku (dalam Saya, Jatuh Cinta hlm 68)
Jatuh cinta dan patah hati hanya sementara. Dalam buku ini terdapat istilah yang lebih bagus dari move on, yakni move up. Ketika move on kita berpindah ke hubungan horizontal, move up berpindah ke hubungan vertikal. Sebelumnya aku pernah bilang jangan berharap pada manusia kan, nanti kecewa. Dekatilah penciptanya.
Karena bangkit dari patah hati adalah sebagian dari iman (dalam Ephemera hlm 141)
Percayalah Allah penulis skenario terbaik. Berhenti menerka-menerka. Mungkin kita dipertemukan kepada seseorang sebagai ujian atau mungkin sebagai pelajaran bagi kita. Don't jump to conclusion. Belum tentu jodoh. Belum tentu your life companion. Keep calm. Akan datang nanti di waktu yang tepat. Bersabarlah menunggu dan mengisi waktu dengan hal-hal positif.
Kita memang tidak bisa mengulang kenangan, tapi kita bisa mengulang kebahagiaan di dalamnya (dalam Wisuda hlm 23)
Buku yang kubaca ini sudah cetakan ketiga. Masih ada typo kalau tidak salah ingat (berhubung membaca beberapa buku belakangan ini), tapi yang paling kentara di halaman 162. Pernikahan Finta dan Galang? Mungkin maksudnya Gandhi kak. Please correct it before make another copies. Sekian curcol review kali ini.

Jumat, 18 November 2016

Tentang Kamu

Judul : Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Terbit: Oktober 2016
Tebal: 524 halaman

Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.

Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.

Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.

***

Baru pertama kali ikut PO om Tere Liye. Hari itu (17/10) pukul 00.00 sudah stand by mantengin salah satu toko buku online yang melayani PO. Koneksi internet hari itu kurang yahud, sampai minta tolong saudari di Lamandau sana yang mesenin. Saking khawatirnya kehabisan. Besok paginya liat eh ternyata masih ada. Terlalu bersemangat memang wkwkk. Efek habis ikut PO Ika Natassa masih kebawa-bawa.

Covernya ga terlalu menarik. Mostly, beli karena ini bukunya Tere Liye. Buat yang belum pernah baca karya Tere Liye, sangat disarankan don't judge a book by its cover. Setelah baca ceritanya, bisa dibilang buku ini masuk kategori 'must have'. Still, masih kurang paham kenapa covernya hanya sepasang sepatu. Ceritanya sangat jauh dari hanya sepasang sepatu. Covernya mungkin bisa dibuat lebih menarik lagi om, kayak Matahari. I love its cover, yet, I haven't read that book. Masih berniat pengen baca dari Bumi-Bulan soalnya, cuma belum nemu pinjeman :x

Kembali ke Tentang Kamu. Jika kamu mengira buku ini ber-genre romance, kamu salah. Buku ini menawarkan lebih dari itu. Diceritakan seorang pengacara, Zaman Zulkarnaen, harus menelusuri kehidupan kliennya untuk mencari ahli waris dari harta warisan yang jumlahnya bisa menyaingi kekayaan Ratu Inggris. Kliennya bernama Sri Ningsih. Seorang wanita asal Indonesia, tapi berpaspor Inggris.

Zaman menelusuri kehidupannya, bahkan sejak lahir 70 tahun yang lalu. Dari Pulau Bungin hingga Paris. Beruntung masih ada yang mengingat kisah wanita itu. Seorang wanita yang pantas diingat dan patut diambil pelajaran. Kesabarannya, kerja kerasnya, baik hatinya, kegigihannya. Sedikit lega ini hanya kisah fiksi. Sungguh Sri Ningsih seorang wanita yang tangguh. Walupun fiksi, om Tere Liye mengaitkan dengan berbagai peristiwa penting yang memang terjadi di masa itu, seperti pemberontakan PKI, peristiwa Malari, bahkan euforia pernikahan Lady Diana dan Pangeran Charles.

Sweet moment ketika karakter Hakan Karim mulai muncul. Ah, memang cinta lebih penting diwujudkan dalam tindakan daripada sekedar kata-kata yang melesat di udara. Sri Ningsih, wanita yang merasa hitam, gempal, dan pendek pun bertemu jodohnya setelah merantau jauh, jauh ke belahan bumi lain. But still, mesti tetap aware ketika ingin memiliki keturunan di usia yang sulit. Sungguh menyedihkan di bagian ini. Pikirkan lagi ya, career first or married first.
Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya. - hlm 257