CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 29 Oktober 2015

Paspor: Aset yang Perlu Dimiliki Mahasiswa

Semenjak baca tulisan Pasport by Rhenald Kasali dan me-reblog-nya kapan hari, jadi tertarik bikin paspor. Udah lama pengen, tapi berhubung namaku di Kartu Keluarga kurang satu huruf, belum diuber deh bikin paspornya. Karena mengurus nama yang kurang itu ga gampang prosesnya guys, minta pengantar di RT dulu lah, trus ke kelurahan, ke kecamatan, baru ke kantor catatan sipil. Dulu, sebelum Juni 2015, katanya bisa langsung jadi KK-nya dalam satu hari kerja. Coba dari dulu ya ngurusnya. Agak nyesel juga baru bolak-balik kantor capilnya bulan ini, mana perlu cepet lagi. Duh. Demi ini nih aku pulang ke Banjarbaru.

Sebelumnya berkas-berkasnya udah diurusin orang rumah. Katanya empat hari kerja baru jadi. Galaulah pulang atau ga. Galau bikin paspornya di daerah atau di Jakarta aja. Fyi, untuk buat paspor, salah satu berkas yang perlu dibawa adalah KK asli. Kata kantor imigrasi sana, bawa surat keterangan aja namamu salah, tapi bokap keukeuh nyuruh balik, nyuruh ngurusin KK-nya dulu sampai bener. Sebagai anak yang baik, daripada nganggur belum ada kejelasan kegiatan habis wisuda, jadilah nekat pulang.

Orang rumah sibuk semua, jadi ya mesti mandiri ngurusin sisa urusannya. Senin itu pertama kali ke capil lagi (setelah bikin ektp), ngerasain rasanya ditolak. Kata ibu yang jaga loket, KK-nya ga bisa diambil lebih awal dari tanggal yang tertera. Aaaa. Pulanglah dengan tangan hampa. Sampai rumah disuruh menghadap ke kepala dinasnya langsung. Deg, yang bener aja, aku mah apa atuh? Tapi, tetep nurut, siang menjelang sore 'main' ke capil lagi. Ngeliat hectic-nya pegawai di sana mondar-mandir, suasana yang beda jauh sama tadi pagi. Kalo pagi yang riewuh antrian masyarakatnya. Karena ibu kepala dinasnya sibuk, alhasil aku memutuskan besoknya aja ke sana lagi.

Pagi besoknya setelah mengumpulkan keberanian, menghadaplah ke ibu kepala dinas. Mengutarakan perihal mau ngambil KK lebih awal buat bikin paspor. Sempet ditolak awalnya, tapi ternyata bokap udah menghadap beliau juga. Alhamdulillah KK-nya udah jadi lebih awal. Makasih bah, ma, dan para pegawai capil, akhirnya adek bisa bikin paspor. Wkwkk. Jadi buat kalian yang mau berurusan, berkas apapun, pastikan dokumen kalian bener, biar ga repot ngurusinnya. Apalagi di saat-saat butuh cepet kelarnya.

Sebenernya bikin paspor ga ribet-ribet banget kok, ribetan ngurus di capil deh kayaknya. Hehe. Karena udah bisa daftar paspor online, jadi nanti tinggal isi aja formulirnya di situ. Setelah mengisi formulir, tunggu email buat konfirmasi pembayaran. Bawa berkas konfirmasinya ke Bank BNI, bilang aja mau transfer buat bikin paspor. Kalo ga salah ada batas waktu satu minggu transfermya. Biayanya 360ribu rupiah, sudah termasuk biaya administrasi bank. Setelah transfer jangan lupa konfirmasi lagi, biar bisa milih tanggal foto di kantor imigrasi sesuai keinginan. Kantor yang didatangi nantinya harus sama dengan yang sudah dipilih. Trus tinggal dateng deh ke kanim, sabar mengantri, wawancara dikit, foto, rekam sidik jari, trus 3-7 hari kemudian paspornya udah bisa diambil.

See? Gampang kan bikinnya. Saranku sih kalo lagi luang, luang waktu, luang uangnya, bikin paspor aja. Kita ga pernah tau nanti bakal kepake dalam 5 tahun. Setidaknya kalo udah punya paspor bisa jadi amunisi buat liat dunia luar. Entah buat sekedar liburan, entah ikut program exchange atau ikut acara-acara kece lainnya. Baca deh tulisan Pak Rhenald di tautan yang ku cantumkan di awal postingan. Selamat terinspirasi :D

Senin, 19 Oktober 2015

Photograph

Loving can hurt
Loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard
You know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive

We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin' me closer
'Til our eyes meet
You won't ever be alone
Wait for me to come home

Loving can heal
Loving can mend your soul
And it's the only thing that I know (know)
I swear it will get easier
Remember that with every piece of ya
And it's the only thing we take with us when we die

We keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Our hearts were never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin' me closer
'Til our eyes meet
You won't ever be alone

And if you hurt me
That's OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go
Wait for me to come home [4x]

Oh you can fit me
Inside the necklace you got when you were 16
Next to your heartbeat
Where I should be
Keep it deep within your soul

And if you hurt me
Well, that's OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go

When I'm away
I will remember how you kissed me
Under the lamppost
Back on 6th street
Hearing you whisper through the phone,
"Wait for me to come home."

Sumber: azlyrics.com

Tetiba kangen kalian :3

Minggu, 11 Oktober 2015

It's getting hard to be unseen

Ga terasa kemaren (10/10/2015) secara resmi udah diwisuda. Alhamdulillah. So many things happen in here. Sedih, senang. Terluka, bahagia. Dan di akhir tahun ajaran ini, entah kenapa malah perasaan uneasy yang menggantung. Something like too many things to handle and I still feel I'm not doing well. I'm not doing well enough.

Well, kalian harus punya mental yang kuat ketika menjadi pengurus angkatan di tingkat akhir, apalagi di bagian akademik. Kupikir setelah modul UAS semester akhir dirilis, tugasku berakhir, istilahnya 'bebas tugas'. Tapi ternyata masih jauh, masih banyak yang perlu diurus setelah itu, terkait seminar kalian, sidang kalian, skripsi kalian, dan masalah penempatan kalian nantinya. Masih mending cuma anggota, BPH angkatan sepertinya perlu jauh lebih bekerja keras, mengurus angkatan yang terkenal punya banyak embel-embel di sana sini. Semangat gaes, till the end. Semoga apa-apa yang telah kita perjuangkan berbuah manis nantinya.
Jangan terjun, jika belum siap tenggelam.
Adakalanya sesuatu yang kita perjuangkan tidak berjalan sesuai harapan. Adakalanya kita merasa bukan siapa-siapa. Adakalanya kita merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Something like that. Dan pada akhirnya harus mempersiapkan diri menjadi salah satu pendengar kabar tidak baik pertama. Sedih rasanya mengetahui apa yang sedang kita coba perjuangkan tidak bisa diperjuangkan, sama sekali. Dan lagi-lagi berasa gagal menjadi teman yang baik.