CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Tampilkan postingan dengan label Quotes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Quotes. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Februari 2020

Arah Musim

Judul: Arah Musim
Penulis: Kurniawan Gunadi
Penerbit: Bentang Pustaka
Terbit: Oktober 2019
Tebal: 200 halaman

Tindakan-tindakan kecil kita di masa lalu telah mengubah banyak hal di kehidupan kita saat ini. Mungkin kita tidak pernah menyadarinya. Mungkin kita telah melupakannya. Meski kemudian kita kebingungan karena tidak mampu memahami rentetan kejadian sebab dan akibat itu.

Kita sering gagal memahami bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita adalah hal-hal terbaik yang bisa kita dapatkan. Kita seringkali salah memahami maksud-maksud tersembunyi yang Dia hadirkan dalam semua rentetan kejadian hidup yang amat berharga. Dia ingin mengajarkan kita sesuatu. Sesuatu yang seringkali kita tolak kehadirannya. Sesuatu yang barangkali menjadi doa-doa kita selama ini.

Tapi, kita tidak cukup sabar melewati musim-musim yang silih berganti.

***

Buku yang sebenarnya sudah dituntaskan dalam liburan akhir tahun lalu, tapi baru dibuka kembali. 2020 baru berjalan sebulan, tapi berasa sudah terengah-engah. Haha. Berawal dari mencari sebuah penggalan kalimat, berakhir dengan membaca ulang beberapa cerita dalam buku ini. Sudah lama mengetahui judul buku kelima masgun ini, sekitar tiga tahun lalu. Namun, buku ini baru diterbitkan melalui penerbit mayor, tidak seperti Hujan Matahari, Lautan Langit, Menentukan Arah, dan Bertumbuh, yang diterbitkan secara indie.
"Kamu harus kuat, sebab perjalanan ke depan butuh kekuatanmu untuk bisa menahan diri, mengendalikan diri. Bukan karena kamu harus bertarung secara fisik dengan orang lain, melainkan karena kamu harus melawan egomu, ambisimu, dan dirimu sendiri." - hlm. 20
Some parts are relatable, as always. I've tapped his stories on ig and feel like I've been slapped virtually. Haha. Begitu pun dalam membaca buku ini. Pada bagian tertentu akan membuatmu merenung sejenak, membawamu mendapatkan pemahaman baik.
"Ketidakbahagiaan kita saat ini mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan kita untuk bersyukur atas hal-hal yang bisa dengan mudah kita dapatkan." - hlm. 76
It's okay to be different. It's okay to have different point of views. But seriously, this book getting deeper, terlebih bagian kisah anak perempuan yang dituliskan oleh seorang ayah. Pesannya sungguh dalam. One of my favourite quote below.
"Kau adalah gadis yang cemerlang. Jangan biarkan tekanan sosial, kata orang, dan pandangan umum masyarakat mengalahkan keteguhan hatimu, mengerdilkan peranmu. Juga, jangan takut untuk menjadi seseorang yang lebih, yang kata orang-orang nanti tidak ada laki-laki yang mau denganmu. Jangan dengarkan itu, dengarkan bahwa itu tidak ada hubungannya sama sekali. Kau adalah gadis yang cerdas. Kamu mampu membuat rumusan hidupmu sendiri, mampu menyesuaikan dirimu dengan keadaan, mampu mengubah keadaan di sekitarmu." - hlm. 54
Buku ini berisi kumpulan cerita seperti buku-buku masgun sebelumnya, yang kentara membedakan, ada cerita bersambung dalam setiap chapter arah musim yang cukup menarik kisahnya. Mungkin bisa dibilang mini serial novel dengan plot twist tak terduga. Suatu saat musim akan berganti, jangan sampai terlambat menyadari dan menyesal di kemudian hari.
"Hal-hal berharga dalam hidup kita memang tidak pernah diukur dengan cara matematis. Hidup kita jauh lebih berharga dari hitungan-hitungan untung dan rugi. Ada yang jauh lebih bernilai dan berharga, yaitu keberkahan." - hlm. 123

"Apa yang kamu lihat dengan apa yang orang lain lihat mungkin berbeda. Apalagi jika kamu hanya melihat dan belum pernah mengalami." - hlm. 132
Sebagai penutup, berikut kutipan pamungkas yang dicari di awal. Haha. Beberapa tulisan kadang menyisakan pertanyaan menggantung, yang entahlah, aku pun kadang belum punya jawaban sedemikian rupa. Salah satu contohnya, 'kalau ada yang memperjuangkan, beranikah untuk ikut berjuang?' Seorang teman mengingatkan untuk memupuk jiwa realistis. Yeah, hopefully.
"Coba ingat-ingat lagi sebenarnya apa yang kita perjuangkan, apakah kamu hanya memperjuangkan seseorang untuk menjadi pendampingmu atau memperjuangkan ibadahmu. Jika memang untuk ibadahmu, sebenarnya, dengan siapa pun kamu bisa melakukannya, tidak harus denganku. Semoga kita bisa ikhlas menerimanya." - hlm. 143-144

Rabu, 18 September 2019

The Book Imaginary Beliefs

Judul: The Book of Imaginary Beliefs
Penulis: Lala Bohang
Penerbit: Gramedia
Terbit: Februari 2019
Tebal: 152 halaman

Earth is blue, fragile, light, and not a star. And we’re part of it, not just living on it. Earth is a battle ground where all species constantly face an invisible war. And we’re the main actor of growth, destruction, and peace.

Someone’s precious is someone else’s garbage.
Someone’s interest is someone else’s boredom.
Someone’s principle is someone else’s violation.
Someone’s contentment is someone else’s pressure.
Someone’s recipe for immunity is someone else’s cause of death.
Either you’re the “someone” or the “someone else”, it doesn’t matter because confusion will always bounce back to you, no matter how far you’ve been running away from it.

It’s about facing an empty page each day, it’s about waking up in the morning deciding to be alive, it’s about choosing which mistakes to avoid, it’s about considering what and who to ignore, it’s about crafting a self that’s truly your own, it’s about faking a smile to cure the pain of others, it’s about continuously moving forward because going back is never a choice, it’s about looking at the blue sky and having small talks with it, it’s about everything that feels small and unworthy, it’s about becoming buoyant, never being trapped between other people’s cacophonic agendas, it’s about counting your breath.
***

Buku ini merupakan sekuel The Book of Forbidden Feeling dan The Book of Invisible Questions. Tertarik men-check out-nya sebulan lalu karena diskon, judul, berwarna hijau dan sepotong kalimat pada blurb. 
Either you’re the “someone” or the “someone else”
Ha. Tidak bisa dipungkiri bahwa saya mungkin kadang kala menjadi the "someone else". Bagi yang level bodo amat-nya di atas rata-rata, tidak perlu berbusa-busa mendebat penilaian orang lain terhadap kita, hal yang di luar kendali kita. Just stay focus in your values and priorities.
"You feel anxious when you have nothing to do. You feel anxious when you haven't checked one of your long to-do lists."
Akan terasa buku ini terbilang dewasa dibanding kedua saudaranya. Pada suatu halaman diingatkan untuk stop being so hard on yourself. Bagian yang paling relatable. Sisanya, entahlah, I can't really figured it out, esp the long stories. Maybe I'll reread this book, agar lebih meresapinya :p

Buku ini masih dilengkapi dengan ilustrasi yang weirdly beautiful, dengan ciri khasnya, the cute stripe girl. Haha. Overall, dari ketiga buku, saya tetap merasa lebih berkesan membaca buku yang pertama, lebih dark somehow. Kembali ke selera masing-masing. Selamat membaca.

Jumat, 28 Desember 2018

Nanti kita cerita tentang hari ini


Judul: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Penulis: Marchella FP
Penerbit: POP
Terbit: Oktober 2018
Tebal: 200 halaman

Buku yang tentu saja saya adopsi bukan karena pengaruh betapa hype-nya di ig :p I bit late to know, entah baca postingan blog mana, sampai sekarang pun belum tergerak buat follow ig-nya. Silakan intip @nkcthi bagi yang minat.

Pertama kali baca judul buku ini seperti tagline yang menarik, covernya pun simple and cute. Setelah meminta pendapat seorang teman yang bacaannya cukup sering beririsan, saya memutuskan membelinya di promosi harbolnas Gramedi*, ditambah promo g*pay. Tidak mau rugi wkwk. Wajar sih pricey untuk ukuran buku hardcover 200 halaman full color ini.

Nkcthi berisi nasihat seorang ibu untuk anaknya di masa depan yang dikemas dalam tulisan singkat nan sederhana ditemani ilustrasi yang menarik. Cukup duduk sebentar untuk mengkhatamkan buku ini, bisa kurang dari setengah jam. Ringan, visually pleasing.
"Jangan mudah tersinggung, di bumi... bukan cuma kamu yang punya perasaan."
Kalau mau direnungi, beberapa halaman akan membuatmu berpikir ulang. Kalau mau diresapi, sebagian bisa memberi efek self improvement. I didn't expect much, sehingga tidak kecewa berlebih. Apalagi mendapatkan buku ini cukup setengah harga normal :v
"Nafas sebentar, apa sih yang dikejar?"
Mudah-mudahan bukan sekadar materi. Sudah hampir di penghujung tahun, semoga bisa senantiasa menjadi lebih bermanfaat.

Rabu, 10 Oktober 2018

The Book of Invisible Questions

Judul: The Book of Invisible Questions
Penulis: Lala Bohang
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2017
Tebal: 152 halaman

Who?
A breathing meat.

Why?
Some breathing meat lucky enough to understand their purpose of existence. But most of the meats have no idea why they exist in the universe. The meat who knows and the meat who doesn’t know experience the same pain, uncertainty, and heartbreak, but have different points of view on everything.

Where?
Under the sky. On the soil. Between the air and the sea. In the arms of people who treat you badly.

What?
Something you don’t know and something you know. If you’re lucky you’ll find the answer but other questions will come to you soon after that.

When?
Not today.
***

Buku kedua Lala Bohang yang saya baca setelah The Book of Forbidden Feelings. Lighter dibanding buku pertamanya. Berhasil saya tuntaskan dalam dua jam tanpa pikir panjang, setelah memberi sebuah keputusan cukup penting.
"Life is not that easy.
It's never easy.
It's the same for everyone." - page 15
It is a also poetry book like before, but with blue illustrations. Sebagian besar sajak diawali sebuah pertanyaan yang akan mengajakmu berpikir sejenak.
"How to accept everything just as it is?
Shut down your brain
Turn off your heart
Close your eyes
Be invisible" - page 21
If I can, I'd like to be invisible. Haha. Let's laugh at ourselves. Disappear from every awkward situation.
"What is letting go?
Imagine yourself taking off your
heavy backpack after a long day.
That's what letting go is about." - page 66
Pardon me who don't really understand the long kind of conversation or poems on this book. Maybe I will re-read it if I have a plenty of time.
"Human: a statue of memories." - page 77
"What is your strongest talent?
Self-doubt." - page 85
Terjebak dengan keraguan atas diri sendiri. Entah siapa yang berhasil menggerakkan. Entah kapan berani mengambil tanggung jawab.
"Aren't we all just compilations of all of our good and bad decisions?" - page 142

Minggu, 15 Juli 2018

Stories for Rainy Days

Judul: Stories for Rainy Days
Penulis: Naela Ali
Penerbit: POP (Kepustakaan Populer Gramedia)
Terbit: 2016
Tebal: 198 halaman

It was rainy day,
with a hot darjeeling tea,
warm striped blanket and polka dot socks.
One perfect moment to read stories for cats."

***
"That solitary moment you have at a crowded place, when nothing else matters, only you and your book. That is bliss." - page 131
Buku yang sebagian besar saya nikmati di tengah hiruk-pikuk-panasnya angkutan umum ibukota, sangat bertolak belakang dengan anjuran judul dan ilustrasi sampulnya. Tertarik membaca buku ini karena watercolor illustrations yang ditawarkan begitu aesthetic. Ketika mendapat pinjaman buku ini, tidak menyangka bahwa buku berukuran mini dan berisi kumpulan cerita pendek.

Sepertiga bab awal terasa biasa saja, tidak sampai membuat saya baper. Haha. Kisah percintaannya terlalu personal and sorry, I can't relate :p. Ditambah lagu-lagu yang asing bagi saya. Well, lagu tertentu memang bisa mengingatkan kita pada seseorang atau suatu peristiwa.
"But honestly, I am scared right now, about the future that awaits me. Really, I might seem like careless girl who doesn't care about things, but I do, I really do think much about the future and about anything in fact, as I tend to be an overthinking person.

I'm afraid of starting a new relationship. I am afraid of failure. I know I am being dramatic. But if I am going to start a new relationship, I want it to be the last, to be real." - page 89
Saya mulai meresapi bab "Letter of Hope", saat keraguan mulai menyergap. Keraguan akan seseorang, keraguan akan masa depan. Hmm melewati fase quarter life crisis tidak pernah mudah. Seiring bertambahnya usia, bertambah pula serangkaian pertimbangan akan masa depan.
"Dear Past,

I don't know why I wrote to you, I guess there are some things that are left unsaid and I'd really love to talk to you. But meeting up maybe isn't a good idea. Not that I hate to see you but maybe later on we could meet up over casual conversations. But right now it is better this way.

Firstly, I would like to thank you for all the good things you did to me. Really, maybe we don't have that many exciting things to talk about. But when I looked back several times, I found many simple things that I actually should be grateful about." - pages 161-162
Bab "A Letter to the Past" akan membuat kita mengenang kembali masa lalu. Bahwa kita telah melewati hal-hal yang tak mudah. Kita dibuat belajar banyak hal; belajar sabar, belajar menerima, belajar memberi, dan belajar melepaskan.
"I realized that life is all about letting go - letting go our own egos that we are willing to make certain amount of efforts and energy to take the risks and accept the good or bad circumstances that might happen for the one we love.

Letting go also means that sometimes, no matter how much you thought you've put efforts into it, certain things are just not meant to be.

But then again, "In the end, the love you take is equal to the love you make." If it's meant to be, things will be just great...eventually." - page 195
Ada certain things atau yang biasa dikenal sebagai takdir, tidak dapat diubah meskipun kita telah berusaha sekuat tenaga. Maka berserah dirilah kepada Yang Membolak-balikkan Hati. You did well, yes, you did well. Semoga segera mendapat kabar baik.

Selasa, 23 Januari 2018

The Book of Forbidden Feelings

Judul: The Book of Forbidden Feelings
Penulis: Lala Bohang
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2016
Tebal: 152 halaman

I wanted to say, "I would love to know your obsessions, Is it landed house, gadgets, power, domestic life, succulent plants, achievements, money, work, more likes and followers, health, validations, sex, organic food, pets, perfect selfies, children, sports, religion, relationship, minimalism, perfection, muscles, urban toys, shoes, traveling, or fame?" but nobody is prepared for that kind of question on a first date. So I said, "You look great."

***

Sudah lumayan lama mengincar buku ini. Pertama kali sentuh di Gramedia GI, kala itu dibuat tidak beranjak. Jangan mudah tertipu dengan covernya yang biasa saja. Hanya perlu waktu sebentar membaca buku ini, meresapinya yang lama. I finally bought this book during the Gramedia.com's harbolnas promotion last year.
"You’re the kind of love that
I always avoid." - page 13
It is a poetry book with the illustrations. The poems are deep and honest, but also dark and depressing. The poems use simple diction, yet complicated and meaningful.
"Mixed feeling is something you can't really explain but you know exactly how it feels. It's something interesting but you don't know exactly what the ingredients are. Pretty similar to the uneventful taste of that ugly green healthy juice." - page 16
It is a book that says a lot about what's going inside your head but you're too afraid to admit it. It will makes you contemplate.
"I want to grow up but my soul
doesn't seem to be very excited about it." - page 35
The book offers a different perspective. We as readers maybe can understand the poems better when looking at the illustrations. The illustrations are weirdly beautiful.
“Be extremely selective about which memories you want to keep.” - page 106 

Senin, 20 Februari 2017

Teman Imaji

Judul: Teman Imaji
Penulis: Mutia Prawitasari
Penerbit: CV iDS
Terbit: 2015
Tebal: xii + 388 halaman

Akhir Januari lalu ikut pre-order buku self publishing ini atas rekomendasi seorang teman yang cukup saya percaya selera bacaannya. Sudah lebih seminggu lalu buku ini mendarat di kosan, baru sempat menuntaskannya kemarin (15/02). Seharian ini hujan, sehingga tertarik menuntaskan review buku ini.
"Kejujuran itu milik kita yang paling berharga." - hlm. 70
Buku ini berkisah tentang anak kota hujan--Kica. Orang-yang-menulis. Unik. Sebagian karakternya bisa saya terima, sebagian lagi tidak habis pikir. Aneh. Namun, kalau dipikir-pikir lagi kita semua memang aneh atau bisa dibilang punya keanehan tertentu bukan? Keanehan itulah yang kemudian membuat kita menemukan teman dengan satu frekuensi aneh yang serupa.

Banyu. Mantan anak kota hujan. Sosok to good to be true bagi Kica. Seseorang yang bisa memahami apa yang tidak ia katakan dengan baik. Seseorang yang bisa mengatakan dengan baik apa yang tidak ia pahami. Seseorang yang bahkan bisa memahami apa yang tidak ia katakan. Seorang teman yang amat mengerti dirinya yang aneh. Pesan satu kayak Banyu boleh?
"There is no such to good to be true Kica. If  he's too good to be true, you can always do something to be as good as he is." - hlm. 104
Ah, Adit. Sosok yang berpotensi charming, tapi sayang langsung luntur di bab-bab menuju akhir. Kasian loh. Jadi dia begitu saja? Pesan moralnya, sebaik apa pun kita terlihat di mata orang lain, tetap diri kita sendirilah yang paling tahu bagaimana sejatinya kita. 

Bukunya sangat fiksi menurut saya, meminjam istilah Kica--to good to be true. Namun, patut diakui sarat makna. Banyak pesan moral yang diselipkan penulis, yang cukup bisa diterima, yang sayang untuk dilewatkan. Well, setiap karya akan menemukan penikmatnya. Saran ukuran hurufnya mungkin bisa sedikit diperbesar dan pakai font-family Serif agar menambah kenikmatan pembaca hard copies Mbak Uti. Hehe.
"Karena Tuhan menyiapkan yang membuka hati, Kak, bukan membuka hati yang siap." - hlm. 289
"Menemukan jodoh itu rumit Kirana... Seagama belum tentu seiman. Seiman belum tentu setujuan. Setujuan belum tentu sejalan. Sejalan belum tentu sekufu." - hlm. 315
"Kita tidak memilih. Kita tidak dipilih. Tapi kita dipilihkan. Oleh Allah. Maha Pembolak-balik dan Penjaga Hati yang sesungguhnya. Tapi... kita bisa memilih. Untuk jujur atau tidak. Dengan hati kita..." - hlm. 364
Bagian yang paling menggelitik bagi yang terserang salah satu sindrom quarter-life crisis. Entahlah. Kita memang tidak pernah benar-benar tahu hingga kita sendiri menjalaninya. I don't wish, I pray.

Lautan kering menyisakan genangan. Hujan kering menyisakan kenangan. Semoga setiap hujan yang turun senantiasa memberi manfaat bagi kita.

Salam dari pecinta udara basah setelah hujan.

Rabu, 28 Desember 2016

Menentukan Arah (2)

Judul: Menentukan Arah
Penulis: Kurniawan Gunadi & Aji Nur Afifatul Hasna
Penerbit: -
Terbit: September 2016
Tebal: 102 halaman

Pertemuan dua orang manusia dengan jalannya masing-masing. Keduanya kemudian bersepakat untuk menempuh jalan yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Jalan yang dulu dicitakannya sendiri.

Kini keduanya akan menempuh jalan yang baru, bukan jalan milik salah satu dan memaksa yang lain mengikutinya. Benar-benar jalan yang baru hingga keduanya mulai berbicara tentang hati dan apa yang dikatakannya.

Maka arah itu telah diambil, tujuan yang sama telah disepakati, jalan telah dipilih dan cara untuk menjalaninya telah diikrarkan. Bersaksikan Tuhan dan alam semesta.

***

It take me so long to write this review. Before that, lemme tell ya about the first time I met masgun. Pfft. Sangat tidak disarankan ikut acara kampus sebagai alumni. It's kinda weird not wearing the uniform huh. Untung ada certain someone yang bersedia dihasut ikut acara yang sama (re: Liliefors). Acara di kampus 64C itu berupa klinik kepenulisan, fotografi, dan desain grafis. Demi banget lah sampai rela dateng siang bolong buat liat sesi kepenulisan. Dan ya, seperti yang kalian duga, kami cuma berdua saudara-saudara yang tidak pakai PDA *berasa tua. Wkwkk. Okeskip.
"Jatuh cintalah dengan seseorang yang aman, Seseorang yang akan menjaga cintamu dengan iman." - hlm. 20
Buku ini terbilang berat. Bacalah ketika sudah memiliki demam, demam akibat sering kondangan, demam akibat sering ditanya 'kapan nikah?', atau demam sejenisnya, you decide it. Buku ini ditulis dengan dua sudut pandang penulisnya. Cukup banyak memberi pemahaman kembali mengenai apa arti pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu dari tiga perjanjian terkuat yang disebutkan dalam Al Quran. Pernikahan itu sesuatu yang sakral.
"Tidak hanya perkara niat pernikahan tapi juga ketika niat dalam menentukan pasangan. Apakah menentukan berdasar baik tidaknya pendidikan atau almamaternya, bagaimana keturunannya, cantik atau tampan, dan hal-hal yang sifatnya duniawi. Coba teliti kembali semua niat itu sebab itulah yang menjadi bekal dan pondasi awal dari semua proses yang akan dijalani.

Niat menikah tidak pernah sebercanda itu, tidak ada sedikitpun celah untuk bermain-main. Niatkan dengan niat yang terbaik, kemudian ikhtiarkan dengan ikhtiar terbaik."
Thanks for let me think again about it. Semoga Allah selalu menjadi yang pertama. Semoga setiap keputusan yang kita ambil senantiasa melibatkan Allah SWT di dalamnya. Tidak banyak orang baik sekarang. Semoga, ya, semoga aku tidak melewatkannya, di kala menghabiskan egoku, di kala menyelesaikan diriku sendiri. I'm not brave enough, I'm not confident enough, to take the risk now.
"Bahwa aku ingin diminta dengan cara baik-baik, dengan proses baik-baik, dan bersama orang baik-baik." - hlm. 33

Minggu, 03 Januari 2016

Lautan Langit


Judul : Lautan Langit
Penulis : Kurniawan Gunadi
Penerbit : CV IDS
Tebal : 208 halaman
Terbit : September 2015

Buku ini buku kedua masgun setelah Hujan Matahari. Berhasil menepati janji membaca buku ini setelah 'urusan' yang satu itu beres. Oktober-November-Desember tahun lalu benar-benar bulan yang sibuk. Yep, sibuk menata hidup pascasarjana :p

Okay, back to Lautan Langit. Ah, cover buku ini bikin kesemsem sejak pandangan pertama. Pengen ikutan preorder, tapi entah kenapa waktu itu sampai kelewat.
Bisakah kesabaran kita seluas lautan? Bisakah hati kita sejernih langit?
Baca kumpulan cerita dalam buku ini siap-siap baper terus ya. Tiap mantengin tulisan masgun di tumblr pun. Walaupun udah pernah baca tulisan yang sama di tumblr, tetep aja ada rasa yang berbeda ketika dibaca ulang dalam bentuk buku, ketika dibaca ulang di waktu yang berbeda. Mungkin emang perlu memperkaya koleksi genre buku semacam ini deh, biar kaya akan rasa dan pemahaman baik.
Ada yang diam-diam berusaha mewujudkan impianmu.
Kali ini Lautan Langit dibagi dalam tiga bagian: Pagi, Siang, Sore. Bahasanya ringan, sederhana khas masgun. Memberikan pemahaman tanpa kesan menggurui. Membuat kita kadang berhenti sebentar, berpikir, dan merefleksikannya dalam kehidupan kita. Pertanyaan-pertanyaan pun kadang sengaja dibiarkan menggantung agar kita berpikir keras mencari jawaban yang sekiranya pantas.
Apabila kamu mengetahui yang sebenarnya tentang orang yang tidak kamu beri kesempatan, apakah kamu akan berubah pikiran?
Pemahaman seseorang terhadap sesuatu tentu berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksa orang lain mempunyai pandangan yang sama dengan kita. Jadi di akhir review ala kadarnya ini, I will give you some quotes. Perkara kamu membacanya atau tidak, itu pilihanmu.

Jumat, 31 Juli 2015

Dear You: Demi Apa? Demikian Aku Mencintaimu


Judul: Dear You
Penulis: Moammar Emka
Editor: Christian Simamora
Penerbit: Gagasmedia
Tahun Terbit: 2012 (cetakan ketiga)
Tebal: 382 halaman

"Seberapa jauh aku bisa bersembunyi tanpa mengingatmu? Sepertinya aku tak mampu melakukannya."

Ah, sudah lama mengidamkan buku ini, sudah lama juga menamatkannya, tapi sama sekali tak keberatan membacanya ulang demi review ini. Sungguh, bagaimana mengatakannya ya, buku ini terbilang frontal, hati-hati terseret, apalagi sampai baper. Haha. Suka diksinya yang tak biasa, tapi sungguh mengena. Merah jambu sampai biru legam.
"Jarak terkadang lebih indah karena ada jeda dan memberi ruang rindu yang luas bagi hadir sang cinta nanti."
"Karena kata hanya perantara, tak bisa seutuhnya. Biarkan rasa yang bicara dari kedalamannya, detik ini. Masih. Rindu ini, untukmu."
"Mulailah belajar melupakanku. Jika tidak mampu, biasakanlah mencintaiku."
Buku ini berisi kumpulan prosa yang dipersembahkan untuk cinta, demi cinta, dan kepada cinta. Sejumlah cinta, rindu, gerimis, hujan, dan senja dipaparkan. Kadang ada bagian-bagian yang ringan, mudah dicerna. Namun, kadang juga ada bagian-bagian yang perlu dibaca pelan-pelan baris demi baris, perlu dieja ulang dari awal untuk memahami maknanya. Ungkapan-ungkapan yang digunakan terkadang ada yang kocak juga xD
"Galau itu sebagian dari rindu. Kalau berlangung terus menerus hubungi rumah sakit terdekat."
"Kangen itu mirip kebelet buang air besar. Makin ditahan, makin blingsatan."
"Penemuan bersejarah di hidupku itu ya kamu. Selamanya ingin kumuseumkan di hati."
Aku selalu jatuh cinta dengan pagi. | "Kalau sama aku?" | "Bentar, bentar. Aku cek isi hati dulu."
Ada banyak banget kutipan favorit dari buku ini. Entah emang karena suka, entah tersindir, entah terjleb-jleb. Haha. Udah usaha mengurangi jumlahnya tapi ternyata masih tetep banyak. Maafkeun. Kalau kalian merasa ini spoiler, jangan dibaca selanjutnya.

Sabtu, 29 November 2014

Hujan Matahari

Judul : Hujan Matahari
Penulis : Kurniawan Gunadi
Penerbit : Canting Press
Tebal : 204 halaman
Terbit : Cetakan pertama, Agustus 2014

Udah lama ngidam buku ini, semenjak liburan semester lalu. Beruntung menemukan teman yang punya. Berhubung buku ini self publishing jadi agak susah belinya, mesti order dulu. Besok (30 November 2014), sebenarnya ada acara bedah bukunya di Bogor. Lumayan bisa dijangkau sih, tapi berhubung Selasanya ada ujian dan belum menemukan teman yang bisa diculik ke sana, jadi yaudah lah. Lain kali mungkin, pas acaranya di Jakarta :)

Lagi-lagi baca kumpulan cerita dan prosa. Buku ini bisa dibilang lebih padat dibanding Ja(t)uh. Ada banyak banget pembelajaran yang bisa kita ambil, kalo kita bersedia melapangkan pemikiran. 
Hidup ini sungguh menyimpan banyak pembelajaran. Setiap orang menjadi hujan sekaligus matahari bagi orang lain. Datang ke dalam hidup seseorang untuk memberikan pembelajaran. Pergi pun meninggalkan pembelajaran.
Buku ini di bagi menjadi 3 bagian. Gerimis, Hujan, Reda. Ada banyak kisah, sebagian besar sweet. Ah, kamu harus kuat iman juga baca buku ini, nanti kamu jatuh :D Aku suka analogi-analoginya. Diksi-diksi yang digunakan. Pemahaman yang disematkan. Well, you must read it by yourself.

Beberapa cerita dan/atau prosa di dalamnya pernah dimuat di akun tumblrnya, bahkan beberapa sudah dijadikan suaracerita, kayak "Tujuan", "Bersamaku" dan "Maukah Kau Mencoba Menjadi Angin?". Beberapa tulisannya, "Perasaan Kita", "Maukah Kau Menunggu?", "Bila Tidak Ada Pertemuan", "Laki-laki dan Perempuan" dan masih banyak lagi. Kalau kamu penasaran tapi belum bisa baca bukunya bisa kepo akun tumblrnya dulu. Hahaha. Jadi semacam promosi *plak.

Bingung apa lagi yang mesti ditulis. Bagi quotes aja kali ya. Happy reading. Jangan salahkan aku kalau nanti kalian ketagihan baca tulisannya ya. Hahaha. Fyi, beberapa orang sudah menjadi korban. Mungkin kalian akan menjadi yang kesekian :p

Suatu Sore di Bawah Pohon Randu
"Kira-kira apa yang harus kami lakukan kalau kami belum siap memberikan kepastian?"
"Jangan sekali-kali memberikan harapan. Camkan itu."
Kamu Baik, Masa Lalumu Tidak
Perempuan lebih suka dengan laki-laki yang datang dan membicarakan masa depan, bukan masa lalu.
Untuk Siapa
"Ya Allah, hamba tidak tahu berjodoh dengan siapa. Hamba tidak tahu berdoa untuk siapa. Tidak satu pun nama bisa hamba sebut karena nama itu tidak pernah hamba tahu. Hamba hanya memohon, jodohkanlah hamba dengan seseorang yang selalu menyebut nama hamba dalam doanya. Siapapun dia, setidaknya hamba tahu bahwa ketika mencintaiku, dia tidak melupakan-Mu."
Hujan yang Jatuh
Ah, kamu tahu? Hujan tidak pernah tahu di mana ia jatuh. Maka beruntunglah hujan yang jatuh di tempat yang tepat. Di tempat yang sedang membutuhkan hujan. Aku adalah tempat itu dan kamu adalah hujan.
Tujuan
Aku bukan pilihan, aku tujuan
"Aku tidak ingin menjadi pilihanmu. Sekalipun kamu memilihku diantara banyak pilihan. Karena kamu telah memulainya dengan pembandingan"
Boneka
Seseorang yang peduli dengan perasaannya akan memilih maju atau menunggu, ia tidak pernah diam saja.
Surat
Kamu terlalu baik kepada banyak lawan jenismu, kepada banyak perempuan. Membuat mereka terlalu nyaman di dekatmu dan membuat mereka merasa aman untuk membuka cerita kepadamu.
Aku hanya sekedar mengingatkan, berhati-hatilah. Kamu menumbuhkan apa yang tidak mereka tanam. Perasaan aman dan nyaman itu lebih berbahaya dari perasaan cinta. Kau perlu tahu itu, teman.
Karena Apa?
"Aku tidak sedang mencari teman minum kopi atau membaca buku, tidak juga sedang mencari teman naik gunung. Aku mencari teman hidup di dunia dan akhirat. Seseorang yang bisa bersama menuju-Nya. Dan aku tidak peduli dengan selain itu."
Untuk Sementara Waktu
Untuk sementara waktu, jagalah hati kita masing-masing tetap berada pada tempatnya. Tetap berada pada perlindungannya. Sampai waktu dimana dia harus diberikan dan diterima oleh orang lain. Sampai waktu di mana kita akan menerima hal yang sama pula dari orang lain.

Kamis, 30 Oktober 2014

Ja(t)uh

Judul         : Ja(t)uh
Penulis      : Azhar Nurun Ala
Penerbit    : Azharologia
Tebal         : 164 halaman
Terbit        : April 2013

Metafora telah menjadi hobi, obat curhat paling mujarab. Lebih manjur dari rintik hujan, lebih ampuh dari sinar bulan. Apapun yang dirintis, pastikan ia tetap manis. Sudahlah, biarkan mereka berbusa mulutnya, berduri matanya, mereka tidak pernah mengerti arti romantis. Arti kerapuhan yang indah, atau ketakberdayaan yang memesona. Yang meruntuhkan langit. Yang menenggelamkan matahari di laut mati.

Ja(t)uh merupakan kumpulan cerpen, puisi, serta prosa-prosa ringan yang sebagian besar pernah dipublikasikan di blog azharologia dan ditulis selama tahun 2011-2013. Ja(t)uh berisi proses pencarian jati diri, pemaknaan terhadap cinta, serta renungan-renungan sederhana tentang kehidupan. Tanpa bermaksud menebarkan kegalauan di muka bumi apalagi menggurui, Ja(t)uh hadir terutama untuk mengajak kita memaknai kembali cinta: betapa suci dan indahnya ia.

***

Sebelumnya aku tidak begitu menyukai hal-hal berbau sastra, yang penuh dengan diksi-diksi rumit. Mungkin karena dulu aku salah memilih buku sastra yang pertama kali harusnya kubaca. Namun, belakangan ini jadi agak tergila-gila dengan sastra, jatuh dengan selera diksinya yang unik. Walaupun kadang perlu mengernyit, ternyata banyak hal yang bisa disembunyikan aksara. Berjuta perasaan.

Buku ini, terbagi dua bagian, Jatuh dan Jauh. Di bagian Jatuh, kamu akan disuguhkan berbagai tulisan, yang dengan membacanya saja kamu mungkin akan terseret jatuh, merah jambu, malu-malu atau bahkan rindu. Kadang kamu juga mungkin akan tersentil dan secara tidak langsung dapat belajar berbagai pemahaman baik. Berikut beberapa kutipan dari bagian Jatuh. Kalau kamu merasa ini spoiler, jangan dibaca :D

Selasa, 28 Oktober 2014

Dikatakan atau Tidak Dikatakan, itu Tetap Cinta.

Baru kali ini baca buku kumpulan sajak sampai tuntas, mungkin karena buku ini tipis juga kali ya. 72 halaman, 24 sajak. Anyway, suka ilustrasi doodle artnya, bener-bener memanjakan mata :3

"Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta."

Berisi berbagai sajak.
Sajak tentang memiliki, pun tentang melepaskan.
Sajak tentang pertemuan, juga tentang perpisahan.
Sajak tentang kebahagiaan, juga tentang kesedihan.
Juga sajak bergurau, bercanda dengan perasaan.

Ketika membacanya mungkin kamu akan berhenti sejenak, berpikir, kemudian tertawa atau bahkan termakjlebi :p Berikut beberapa kutipan dari sajak dalam buku tersebut.

Saat Hujan
...
Perasaan adalah perasaan
Tidak kita bagikan, dia tetap perasaan
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
...
Perasaan adalah perasaan
Hidup bersamanya bukan kemalangan
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran betapa indahnya dunia ini?

Memilikimu
...
Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati.
Selalu begitu, hingga akhir nanti.
Sajak Jangan Habiskan
...
Sungguh, jangan habiskan waktu kita
Untuk seseorang yang tidak pernah tahu
Bahwa kita menghabiskan waktu demi dia.
Sajak "Kalaupun Tidak"
...
Bersabar dan diam lebih baik.
Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya.
Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik.
Sajak Menjagamu
Akan kurawat kau dalam diam
Agar tumbuh besar penuh pemahaman
Akan kurawat kau dalam hening
Agar tumbuh tinggi penuh kesabaran
Akan kurawat kau dalam senyap
Agar tumbuh kokoh penuh keikhlasan.
...
Bukankah, atau Bukankah
...
Bukankah,
Banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
Yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
“Kau menungguku? Sejak kapan?”

Jumat, 03 Oktober 2014

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Kepada hujan, barangkali kita memang perlu mengucapkan terima kasih yang dalam. Hadirnya telah membuat apa-apa yang tak terungkap tetap rahasia. Karena ternyata, hujan tak hanya menghapus rintik rindu, tapi juga melarutkan kenangan-kenangan. Membawanya pergi entah ke mana, sebab laut tak pernah sanggup jadi muara buat segala. Jadilah kita tetap sendiri-sendiri­—aku sendiri, kamu sendiri. Dan tak perlu lagi kita bicara janji.
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Kita pernah melangkah dan berhenti dengan irama yang sama. Kita pernah menatap bulan dari sudut yang sama. Kita jua yang menjadi sebab adanya pemaknaan-pemaknaan positif tentang jarak dan keterpisahan. Kita telah mencipta banyak pembenaran-pembenaran indah, dan itu pertanda kita ragu. Tapi hujan menghapus keraguan itu—sayangnya—bersama butir-butir cinta yang ada di sana. Sayang sekali, memang. Tapi kita bahkan tak mampu memisahkan cinta dari keragu-raguan, apalagi meninggikannya—jadi lupakan saja.
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Tidak semua apa yang kita rasa perlu diungkapkan, bukan? Sebagian rasa memang membahagiakan ketika diungkapkan. Sebagiannya lagi menentramkan bila dipendam. Boleh jadi sisanya ada untuk dilupakan. Itukah yang kini kurasakan? Kau rasakan? Dalam diam kita, hujan memang terlalu banyak bicara. Tapi bagaimanapun, sampaikanlah terima kasih yang dalam padanya, sebab—sekali lagi,—hadirnya telah membuat apa-apa yang tak terungkap tetap menjadi rahasia. Barangkali inilah cara kita menghapus rindu, membiarkannya larut bersama hujan—yang tak pernah kita tahu pasti kapan ia hadir untuk melakukannya.

Puisi oleh : Sapardi Djoko Damono (1989)

Bagian paling favorit dari novelnya Azhar Nurun Ala "Tuhan Maha Romantis" :3

Jumat, 23 Mei 2014

Yang (kadang) Terlewatkan

Aku Pun Keluar dengan Wanita yang Bukan Istriku 
Terima kasih telah membuat sudut mataku mengeluarkan bulir-bulir air bening. Sebuah tulisan yang menyentuh dan sempat membuatku merenung. Kalau hanya membaca judulnya sepintas, mungkin kalian akan salah menginterpretasikan. Seperti aku, pada awalnya. Setelah membacanya, sungguh dibuat tidak menyesal, di luar ekspektasi.
Ingatlah ketika kita bertambah tua, orang tua kita juga bertambah tua. Kita tidak pernah tahu, siapa yang lebih dulu bertemu dengan Sang Pencipta.
Maka mulailah menabung kebiasaan-kebiasaan baik. Melakukan yang terbaik. Perbaiki amanah-amanah yang belum tertunaikan. 
"Setiap negeri mempunyai mata uang masing-masing | dan mata uang dari surga adalah amal shalih."
Kamu masih ingat salah satu amal yang tidak pernah putus? Doa dari anak yang sholeh/sholehah. Jadi, yuk, senantiasa berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Muaranya bukan hanya untuk dirimu sendiri, tapi secara tidak langsung untuk orang tuamu juga.
"Tidak ada yang lebih penting dari kedua orang tua, khususnya ibu, maka persembahkanlah bagi mereka waktu yang menjadi hak mereka."
Tidak ada yang lebih penting dari kedua orang tua khususnya ibu maka persembahkanlah bagi mereka waktu yang menjadi hak mereka.

Source: http://www.mirwanchoky.com/2014/05/aku-pun-keluar-dengan-wanita-yang-bukan.html
Artikel ini ditulis oleh Mirwan Choky. http://www.facebook.com/mirwanchokys

Sabtu, 10 Mei 2014

Aku Rapopo - Mario Teguh

Udah lama pengen streaming edisi yang satu ini. Tau judulnya karena salah satu dosen yang seringkali menasehati kami menyarankan menonton. Ini edisi Maret 2014 lalu. Sempet sih kemaren-kemaren udah nonton menit-menit awal, tapi males banget nunggu buffernya, download pun tambah males. Dan tadi baru selesai nonton. Asik banget deh nonton tanpa buffer. Jadi promosi mehehe *plak. Well, back to topic. Videonya emang bagus buat ditonton, seriously, terlebih buat yang susah move on, seperti aku *eh *abaikan.

#akurapopo. Nice stuff. Sempet hits kan hashtag yang satu itu. Tapi, Pak Mario Teguh memberikan sudut pandang yang berbeda bagaimana mengatakannya, bagaimana menyatakannya. Bukan mengatakan 'aku rapopo' dengan ekspresi sedih nelangsa gitu, tapi dengan tegas. Harusnya ada keikhlasan dibalik ungkapan #akurapopo itu. Bukannya malah bikin makin susah move on. Kita harus ikhlas, menyerahkan semuanya pada Tuhan, tanpa ikut campur.

"Hargailah perasaan orang lain, agar perasaan kita dijaga oleh Tuhan."
Aku punya masalah, kamu punya masalah, mereka pun punya masalah. Tapi, ambillah hikmahnya, karena masalah adalah rahmat yang belum kita mengerti kegunaannya.

Percaya dulu baru cinta atau cinta dulu baru percaya? Sebaiknya percaya dulu baru cinta. Jangan jauh-jauh mau LDR, perhatikanlah cinta yang dekat. Cinta tak perlu modem bukan? Yang terpenting cintailah orang yang menjadikan Anda lebih baik. Cinta itu sesuatu yang terjadi begitu saja, happens to you, cinta tidak memilih.

Masyarakat seringkali memutuskan berdasarkan kesan daripada kenyataan. Maka hindarilah sikap dan perbuatan yang dapat memberikan kesan buruk terhadapmu.
"Tuhan tidak akan membuang yang kamu kira baik, tanpa menyiapkan yang betul-betul baik bagimu"
Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, begitupun sebaliknya, perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik. Jodoh kita cuma satu? Tidak. Jodoh kita banyak, pilih yang terbaik. Jodoh kita ada di setiap kelas kepribadian kita. Ibaratnya ketika kepribadian kita kelas C, jodoh kita juga di kelas C. Ketika kita memperbaiki diri kemudian masuk kelas B, jodoh kita pun di kelas yang sama. Jadi, senantiasalah memperbaiki diri, agar mendapat jodoh dari kelas terbaik :)
Tuhan selalu memperhatikan kita, salah satunya dengan memberikan masalah.
Lantas, bagaimana orang yang pantas kita pertahankan? Kutipan di bawah mungkin bisa sedikit menjawabnya. Kutipan favoritku edisi hari ini.
"Jangan paksakan. Sebagian orang memang hanya untuk Anda cintai sebentar. Let go."
Baiklah, cukup sekian sharingnya. Selengkapnya mungkin kalian bisa tonton sendiri :)

Kamis, 05 September 2013

GQT

"Have you ever felt a potential love for someone?

Like, you don’t actually love them and you know you don’t, but you know you could. You realize that you could easily fall in love with them. It’s almost like the bud of a flower, ready to blossom but it’s just not quite there yet. And you like them a lot, you really do. You think about them often, but you don’t love them. You could, though. You know you could. Have you ever felt a potential love for someone?"

Great Quote Today. Hahaha. Re-write from SH.
Ah. Pernahkah? Hmm kayaknya sih pernah. Mehehe. Potential love ya. How about you? >.<

Sabtu, 22 Agustus 2009

..sPeciaL Page..

Somehow, man always faces three kind of person :

The One who always become his destiny.

The One who loved him.

The One he loves.

And somehow, man always choose just one of those.

-----

I'd like to let the sun above us
Or the cloud's moving following the wind
Or the beetle on the sunflower
Be the witness when I declare once again,

I love you

Cause only your eyes who can make the world I see as a warm place