CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 01 Mei 2023

Selamat Tinggal

Judul: Selamat Tinggal
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia
Terbit: November 2020
Tebal: 360 halaman

Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.
Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.

Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.

***

Sudah lama sekali tidak membaca novel Tere Liye. Sampai series Bumi menjadi tiga belas, belum kunjung membacanya juga haha. Ternyata terakhir membaca Pergi.

Selamat Tinggal bercerita tentang Sintong, seorang mahasiswa abadi yang mencari jejak penulis besar yang terlupakan, Sutan Pane, untuk skripsinya. Premis awalnya kontradiktif antara pronsip tokoh dan pekerjaannya sebagai penjaga toko buku bajakan.

Jadi inget dulu awal kuliah pernah berada di antara toko buku serupa di Senen. Buku bajakan yang tulisannya ada yang buram, lem kertasnya lepas-lepas, sampai pernah menjilid spiral sebuah buku .-.
"Di mana coba berkahnya ilmu yang diperoleh dari buku bajakan?" - hlm. 13
Sekarang tentu saja lebih memilih meminjam buku, termasuk novel ini, meski masih banyak buku sendiri yang belum selesai dibaca. Haha. Tetep butuh asupan bacaan fiksi dalam rangka memupuk kembali semangat membaca yang hit rock bottom. Menyedihkan sekali mengingat jumlah buku yang dibaca tahun lalu hanya hitungan jari.
"Bacalah banyak buku, agar besok lusa bukan hanya agar kau tidak mudah ditipu orang, tapi agar kau bisa mencegah penipu membohongi orang banyak"
Kembali ke sosok Sutan Pane yang mengajak pembaca untuk menulis sesuatu yang harus dibaca banyak orang, bukan yang ingin dibaca banyak orang. Menulis secara netral dan objektif. 
"Bagiku pena adalah kekuasaan. Saat tulisan kita dibaca banyak orang, mengubah banyak hal, itulah kekuasaan sebenarnya." - hlm. 136
"Tidak ada cara terbaik memahami seorang penulis selain dari keputusan-keputusan yang pernah dia buat." - hlm. 178
Love line-nya ada, tapi ya begitulah, terlalu klasik bertukar surat wkwk namanya juga penulis dan cinta pertamanya. Sungguh hiburan bagian chat Sintong dan Ucok.
"Setiap kita berharap mendapatkan sesuatu, maka bersiaplah melepaskannya. Karena di dunia ini, bahkan yang sudah jadi milik kita bisa hilang, apalagi yang belum" - hlm. 270
Beberapa bagian favorit kutipan tulisan Sutan Pane. 
"Hidup adalah kesesuaian antara perkataan, tulisan dan perbuatan. Apalah arti kehormatan seorang manusia saat tiga hal ini tidak sesuai lagi. Apalah arti martabat seorang manusia ketika tiga hal tersebut bertolak belakang." - hlm. 337
"Tidak ada yang bisa menjamin perubahan akan mudah. Boleh jadi situasi malah makin sulit. Tapi ingatlah nasihat agama, barangsiapa yang hendak berubah menjadi lebih baik, maka apa pun kemalangan yang menimpa berikutnya, semua adalah kebaikan baginya." - hlm. 349

Salah satu pesan moral dari novel ini agar kita tidak ketergantungan produk bajakan, entah itu buku, film, ebook, app, tas, sepatu. Kalau belum mampu beli produk aslinya, carilah alternatif seperti meminjam buku, berlangganan platform streaming, atau membeli produk lokal. Berusahalah, stop mencuri karya secara ilegal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar