CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 31 Juli 2017

poverty line is just a number

Garis kemiskinan sedang ramai diperbincangkan beberapa hari terakhir. Sayang, tidak semua cukup paham mengenai angka tersebut. Kita, apalagi awam, perlu berhati-hati menerjemahkan angka, apalagi angka nasional.

Garis kemiskinan itu pengeluaran per kapita, pengeluaran per orang. Tidak dibedakan daerah perkotaan atau perdesaan. Tidak dibedakan daerah sentra ekonomi atau daerah tertinggal. Tidak dibedakan pengeluaran anak-anak atau dewasa. Sehingga angka tersebut cukup wajar, pun mengingat lebar kesenjangan di negeri ini.

Garis kemiskinan dipakai untuk mengestimasi jumlah penduduk miskin. Kemudian muncul kesimpulan tahun sekian jumlah penduduk miskin bertambah atau berkurang. Lalu, orang-orang mulai banyak berspekulasi dan sedikit memberi solusi.
What you can do to END poverty?
Kita bisa (sedikit) berkontribusi dalam memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Ada tiga poverty terminator, yaitu (1) pendidikan, misal dengan ikut serta mengajar anak-anak dari keluarga kurang mampu atau menyediakan perpustakaan keliling agar meningkatkan minat baca mereka; (2) pro poor technology, misal dengan andil membangun BTS di daerah terpencil, memperbaiki jalan menuju sekolah atau puskesmas; (3) enterpreneurship, membagi semangat positif.
Do you believe zero poverty can be achieved?
Say yes guys, be positive! We can make small contribution. Learning something new for better tomorrow. Make human more productive (in education and health). Improve technology and infrastructure. Create jobs. Equality in opportunity. Keluarga miskin harus mampu menikmati pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, sanitasi, air bersih, etc.)
Can we be the first generation in human history to abolish extreme poverty?
- Yes, we can.
Bisakah kita menjadi generasi pertama dalam sejarah umat manusia yang menghapuskan kemiskinan ekstrim? Mengentaskan kemiskinan sesuatu yang berat, tetapi bisa dilakukan. Tidak hanya membutuhkan dana, tapi juga pemikiran. Perlu pembelajaran, perlu kita semua untuk melihat, meneliti, mengawasi, dan memberikan laporan. Mari gotong royong membangun Indonesia :)

Inspired by #supermentor16 End Poverty, October 17, 2016