CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 23 November 2017

Feed your tummy in Bangka

Bagi yang ingin memanjakan perut, mungkin perlu mencoba main ke Pulau Bangka, Pangkal Pinang lebih tepatnya. Namun, dengan catatan bagi yang suka makan ikan dan menimbun kolesterol ya. Wkk.

Makanan khas pertama yang perlu kamu coba setelah merapat di pulau ini: Lempah Kuning. Makanan yang menawarkan kesegaran rempah ditambah nanas. Kala itu mendung-mendung diajak ke Mang Bewok, agak pedas lempah yang disuguhkan, tapi tetap susah berhenti makannya. Haha. Dapat info di sana Iga Bakarnya juga enak, sayang belum coba, lebih memilih makanan lokal.

Next, diajak makan pempek dan aneka otak-otak. Pulau ini pecahan Sumsel, makanya pempek tak asing lagi. Otak-otaknya variatif, sausnya pun variatif, ada cuka terasi, cuka tauco, dan cuka serba pedas. Saus inilah yang katanya membedakan otak-otak khas Bangka.

Otak-otak Ase pic by @lindafaradian

Setelah menyelesaikan tugas, diberi 'reward' makan Pantiaw :D Sejenis kuetiaw yang disajikan dengan siraman bumbu kuah ikan. Gurihnya pol. Katanya kudapan ini biasa dijadikan snack rapat. Wih, untuk ukuran snack, pantiaw ini tergolong makanan berat menurut hemat saya. Karbohidrat ada, proteinnya ada.

Last day di Bangka, menjajal Mie Koba. Fyi, Koba itu nama daerah di Bangka. Mie Koba ini mirip-mirip mie ayam, perbedaannya lagi-lagi terletak pada kuahnya yang juga kuah ikan. Kalau dibandingkan dengan pantiaw, rasanya lebih manis, lihat saja perbandingan kuahnya di gambar di bawah ini :p 

Pantiaw versus Mie Koba

Hal yang menarik di pulau ini harus berhati-hati membeli makanan karena banyak Chinese, penting menanyakan apakah makanan tersebut halal. Info lain katanya kalau membeli Mie Bangka di luar Bangka, misal Jekardah, sudah bisa dipastikan ketidakhalalannya. Be aware guys.

Kocak banget tiap malam mencari martabak Bangka yang konon juga terkenal kelezatannya. Malam pertama mencari martabak asin, berhubung sudah larut malam susah cari tempat jualan yang masih buka. Malam kedua mencari martabak manis, belum terlalu malam, Martabak Acau dengan wisman (jenis margarin, bukan akronim wisatawan mancanegara ya :v) sudah habis. Jadi, sejauh terbatasnya perkulineran martabak saya, menurut saya rasanya not too stand out loh ya. Cmiiw. Lain kali, ajaklah saya ke tempat yang bisa buat saya ketagihan martabak :p

Sekian dulu culinary posting kali ini, traveling posting menyusul. Thanks for reading. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar