CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 11 September 2012

TEHATE

Makasih banget buat temenku yang udah nemenin ke dokter THT tadi malam (cc: Pumo sama Uni). Akhirnya ketemu juga sama dokternya. Makasih banyak juga buat Kak Aulia yang udah ngasih tau dimana letak dokter THT disini :D

Sebelumnya pas hari Jum'at (7/9/12) aku udah 2 kali ke apotek IMPHI, tempat dokternya praktek. Paginya ke sana nanya, trus kata apotekernya dokternya praktek malam. Dan pas malamnya lagi-lagi harus menelan kecewa saat liat tulisan yang nempel di pintu 'TIDAK PRAKTEK'. Pulangnya aku sama Pumo bawa ayam Abang Botak, daripada pulang dengan tangan hampa #ehh. Hahaha.

Ini pertama kalinya aku ke dokter selama disini. Betapa susahnya. Nyari dokternya aja susah -_- Tapi alhamdulillah udah ketemu. Gara-gara telingaku kumat lagi nih. Sebelumnya pas liburan sebulan yang lalu aku juga pernah ke Dokter THT di Banjarbaru, 2 kali malah. Udah baikan kan waktu itu, tapi ternyata pas nyampe sini kumat lagi penyakitnya -_- Kata dokternya ada jamurnya gitu -_-

Kata dokter disini beda lagi, katanya ada kuman sama bakteri gitu. Kalo jamuran itu tuh lebih susah lagi sembuhnya, bisa sampai congekan. Alhamdulillah engga. Kalo dibandingin emang beda sih penanganan dokternya, lebih oke yang disini #ehh. Istilahnya sama 'Cuci Telinga' buat bersihin kumannya. Tapi jelas banget beda kelas, alat yang digunakan tepatnya. Kalo disana disemprot trus dikeringin, nah kalo disini itu telinga rasanya kayak dikumur-kumurin gitu baru dikeringin. Persamaannya sama-sama sakit tentunya, bikin kebas, rasanya pendengaran menghilang sesaat gitu.

Pas di ruang praktek itu aku bener-bener berharap serangkaian proses yang dilakukan dokternya itu cepat berakhir. Pas dokternya menjauhkan alatnya dari telingaku pasti kentara banget mukaku berubah lega. Hahaha. Akhirnya.  Sambil nulis resep dokternya nasehatin. Jangan sampe kemasukan air, harus sering-sering dibersihin, trus dokternya kasih tau cara gunain obat-obatnya, termasuk cara 'nyuci telinga' itu.

Setelah selesai turunlah kami ke apotek. Aku ngasih resepnya kan, trus bayar. Dan saat itu kejadian konyol terjadi pas apotekernya nyebutin harga. Aku denger, cuman agak ragu kan sama pendengaranku yang baru dicuci. Jadi aku nelan malu dulu deh, minta apotekernya nyebutin harganya ulang. Widih. Ternyata aku ga salah denger. Gilak. Temen-temenku juga terkejut. Wow. Dalam hati membatin, untung bawa uang cukup  banyak. Lega. Ga malu lah setidaknya. Kamu tau kan saat-saat orang tua ga ada disamping kamu, yang bisa nambahin uang kamu kalo kurang, dan satu-satunya yang bisa kamu harapkan hanya dirimu sendiri. Betapa leganya. Inilah keempat macam obat yang membuat dompetku menipis seketika #eaaa Ada obat cuci, obat tetes, pil, sama antibiotik. Oh iya, dapet bonus pipet juga. Yaelah. Hahaha.


Setelah ku bongkar-bongkar obatnya, aku tau kenapa segitu harganya. Tertera dengan jelas HETnya emang wow. Semoga dengan perantara obat ini Allah berkenan menyembuhkan penyakitku. Aamiin. Mohon doanya yaa :) Cuma sekedar mengingatkan, bahwa hanya Allah lah yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Obat itu salah satu perantaranya dan salah satu bukti ikhtiar kita untuk sembuh :)

Minggu, 09 September 2012

Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah


Judul buku    : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Pengarang     : Tere Liye
Tahun Terbit : Januari 2012
Penerbit        : Gramedia

Satu kata yang pas buat kisah cinta di novel ini : AWESOME. Kalo disuruh milih kisah cinta favorit, mungkin aku akan menyebutkan kisah cinta spesial dari novel ini :D

Ini novel Tere Liye yang keempat yang pernah ku baca. Lagi-lagi aku dibuat tersepona sama akhir ceritanya. Mengejutkan seperti biasa. Aku setuju sama kalimat ini: Tele Liye selalu bisa mencungkil hal-hal istimewa dari kehidupan yang tidak menarik perhatian, komentar dari seorang pembaca yang bernama Belinda.

Novel ini bercerita dengan setting di Sungai Kapuas, Pontianak. Keren lah pokoknya dia menggambarkan kehidupan disana. Pas baca itu membuat kita seolah-olah tau gimana gambaran Pontianak dengan jelas seperti bintang di langit, walaupun belum pernah kesana. Hehehe. Aku juga baru tau sejarah nama Pontianak, ternyata itu nama salah satu hantu disana. Baru kali ini aku menemukan ada nama tempat yang mau dinamain sama kayak nama hantu -_- 

Ceritanya ringan, mengalir dengan mudah layaknya aliran Sungai Kapuas. Novel ini pinter banget  memainkan emosi pembacanya. Kadang bisa lucu, gemes, terharu, bikin nyesek dan bijak, apalagi nasihat-nasihat dari Pak Tua. Aku sukaaa. Banyak banget quote yang bagus, yang bisa kita ambil hikmahnya. Kamu harus baca sendiri biar dapet feelnya :D

Mungkin cuma kurang footnote aja sih. Ada beberapa kata yang menggunakan Bahasa Melayu. Tapi berhubung aku tinggal bertetangga dengan anak Kalimantan Barat, jadi udah biasa dengernya dan tau artinya juga. Buat kalian yang belum tau jangan khawatir, dengan membaca keseluruhan kalimat mungkin kalian akan dapat menyimpulkan sendiri arti dari kata itu. Ga banyak juga sih. Kata-katanya juga menurutku umum. Sekali tebak kalian juga bisa tahu artinya. Emang perlu pake bahasa daerah setempat gitu kan biar bisa menjiwai lebih dalam settingnya.

Cinta sejati bukan sekedar dari jutaan kata gombal yang terucap. Cinta adalah perbuatan. Bukan betapa seringnya mengucapkan Aku cinta kamu, Aku suka kamu atau semacamnyalah. Kisah cinta Borno dan Mei mungkin salah satunya. Kalian pasti sudah sering dengar kalimat: Kalau memang seseorang itu cinta sejati kamu, biarpun terpisah jarak ribuan kilometer pasti masih bisa bertemu. Jodoh. Takdir. Jadi, kesimpulannya jangan pernah memaksakan jalan cerita cinta yang  pastinya sudah digariskan oleh Tuhan YME. Pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat, cerita itu akan datang sendiri. Indah pada waktunya. Yap. Aku juga berharap kisahku kelak akan indah pada waktunya #eaaa. Jodoh tidak akan tertukar kan? Aku akan setia menunggu bis yang tepat #eaaa. Jadi  inget kata Bu Gaz, guru Bahasa Indonesiaku waktu SMA, perempuan itu ibarat pelabuhan yang sedang menunggu kapal yang tepat. Jadi jangan khawatir, bersabarlah, jika tidak mendapat jodoh di dunia masih ada di akhirat :D
Quotes
“Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong.”

“Cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.” 

“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gilau kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita bersarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.” 

“Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika. Perasaan adalah perasaan.”  

"Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan...."

Infinitely Yours


Judul              : Infinitely Yours
Penerbit         : Gagas Media
Tahun terbit   : 2011
Genre             : Romantic Comedy
Jumlah Hlm   : 304 hlm

Novel dari salah satu penulis favoritku, Orizuka. Baca novel ini nih berasa nonton Drama Korea. Serius. Ceritanya almost semuanya tentang Korea, settingnya, budayanya, bahasanya. Jadi sedikit lebih bisa mengenal negara yang satu itu beserta artisnya juga #ehh.

Ceritanya Rayan sama Jingga lagi tour gitu ke Korea. Rayan dan Jingga beda banget ibarat kutub magnet yang berlawanan, karenaa nasib mereka menjadi pasangan dalam tour itu. Seperti biasa, awalnya ga suka jadi suka kayak di drama-drama kebanyakan. Awalnya Rayan yang kaku merasa dunianya sudah ga aman lagi karna ada Jingga yang berisik dan menurutnya menggganggu dengan Korean freak-nya. Rayan sebenarnya benci dengan Korea, dia ke sana cuma untuk memastikan sesuatu. Mau tau sesuatu itu apa? Baca sendiri novelnya :p

Lucu. Kocak. Bikin ngakak. Perlu imajinasi yang bagus biar kalian bacanya kayak berasa nonton Drama Korea. Hahaha. Kalau kalian pada penggila Korea menurutku sih cocok baca novel ini. Ceritanya ya itu, yang kayak tadi udah ku bilang berkali-kali, drama banget. Tapi lumayanlah buat hiburan, buat ngusir sepi. Novelnya bisa ku tamatkan dalam sehari, indikasi kalo ceritanya rame. Hehehe.

Hal yang mungkin bisa dipetik. Hem, jangan segitunya juga membanggakan negeri orang. Lebih tau budaya negera lain atau bahasanya, juga temapt-tempat wisatanya dibanding negara sendiri. Agak ironis juga sih sebenernya. Emang sih negara mereka lebih maju, aku akui, negara kita masih perlu banyak belajar buat membangun negeri ini. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa setidaknya harus tau budaya Indonesia. Jangan sampai diklaim orang dulu baru deh ribut ngurusinnya. Cintai bangsa kita sendiri, Indonesia :D

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Judul Buku : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 256 halaman
Tahun Terbit : Juni 2010



"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya."

Novel Tere Liye yang ketiga yang pernah kubaca. Novel ini beda jauh dari dua novel yang sudah pernah ku baca (Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah). Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara seorang laki-laki dan perempuan yang mungkin tidak pada tempatnya. Bener-bener terhenyak membaca kisahnya ditambah ending yang ga terduga mungkin lebih tepatnya ga sesuai harapan. Aku suka gaya bahasa yang digunakan Tere Liye. Membuatnya menjadi salah satu dari deretan penulis novel favoritku hehehe.
"Kehidupan harus berlanjut ketika kau kehilangan semangat. Kehidupan ini seperti daun yang jatuh. Biarkanlah angin yang menerbangkannya." 
Novel ini berceria tentang Tania, seorang pengamen kecil yang akhirnya bisa sekolah sampai ke luar negeri berkat bantuan malaikatnya, Danar. Aku suka mengingat gimana kerasnya dia berusaha hingga menjadi orang sukses. Patut ditiru. Bagian paling nyesek itu kisah cintanya. Beda. Kisah cinta dua orang yang saling mencintai biasanya selalu dikisahkan bersatu kan? Tapi kali ini berbeda. Kamu pasti akan terkejut dengan apa yang terjadi dengan kisah cinta mereka.
"Cinta itu butuh keberanian. Semua tahu itu. Aku pun paham itu. Nyatanya, keberanian itu tak datang. Sulit untuk diungkapkan."
Well, emang bener kan kutipan diatas. Tapi, sekedar saran bahwa kalian harus tetap berani mengungkapkan cinta itu. Apapun hasilnya, meskipun harus menelan kecewa, kalian setidaknya tahu apa hasilnya dan ga menyesal nantinya. Jangan sampai deh berakhir kayak kisah Tania dan Danar. Kasiaaan. Aku aja bacanya sampe ga tega. Tapi emang begitulah hidup. Kita ga pernah tau. Tere Liye hanya menggambarkan sisi kehidupan atau realitas yang mungkin belum pernah kita sadari.
“Bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti… pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. Tak peduli dari mana penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang, Tak masalah mesti lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Karena tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Karena daun yang jatuh tak pernah membenci angin.”
Ya. Harus menerima, harus mengerti, dan harus memahami. Bagaimanapun kisah cinta yang kau jalani. Sesedih apapun, semenyakitkan apapun. Meskipun akhirnya tidak sesuai harapan. Biarkanlah kisah itu luruh layaknya daun yang tidak pernah membenci angin. Dan bersiaplah untuk pucuk baru yang akan tumbuh :D

Sabtu, 08 September 2012

TMII

Hai hai.
Aku baru pulang dari TMII nih. Walaupun badan pegal-pegal tapi tetep semangat menuliskan seuntai cerita disini buat kalian. Huehehe. Tadi siang sekitar jam 10.30 WIB aku, Uni, Risna, Pumo berangkat. Gara-gara makan dan lain-lain dulu kami baru berangkat naik angkot satu jam setelahnya -_-

Mumpung masih nganggur nih, kami yang bukan Panitia Magradika apalagi Panitia DN memutuskan jalan-jalan daripada cuma jagain Kosan Bening :D Kami sengaja nyari tempat liburan yang deket dulu dan tentunya ekonomis wkwk. Aku baru pertama kali ke TMII nih. HTM disana Rp. 9.000,- per orang.

Berhubung kami sampai ditujuan sudah masuk waktu Dzuhur, jadi kami sholat dulu di Mesjid Diponegoro. Habis itu jalan-jalan bentar sambil nyari tempat makan yang pas buat Risna dan Pumo yang udah bawa bekal. Tempat pertama yang kami masuki: Taman Bunga, aku yang merekomendasikan nih, hehe. Cocok aja buat santai. Ternyata bayar HTM lagi Rp 5.000,- Kata Pumo yang udah pernah ke TMII sebelumnya emang gitu. Tiap masuk tempat atau museum-museum gitu harus bayar tiket masuk lagi. Yaudah deh.

Lumayan lama kami menyusuri jalan setapak di sepanjang taman ini. Bagus sih tapi menurutku bunganya kurang banyak sama di TBN (padahal ke TBN aja belom haha). Banyakan patung-patungnya yang mendominasi. Kalo ga salah hitung, ada lima patung besar yang tersebar disini. 

Ini salah satu foto favorit pas di Taman Bunga xD

Ini yang paling konyol, awalnya pengen ngikutin gaya patungnya kan, tapi kok jadi kayak mau dansa ya sama uni hahaha -_-

Masih banyak sebenernya foto-foto pas di Taman Bunga, kayaknya disini deh kami paling banyak narsisme-nya, tapi ga kuat eh nge-upload semuanya -_- Yaudah, lanjut ke tempat selanjutnya. Habis dari Taman Bunga kami mampir di Keong Mas. Awalnya pengen nonton, tapi kami langsung mengkeret waktu liat durasi teaternya 3 jam dengan harga yang lumayan tinggi pula -_-, sebut saja Rp 30.000,- Daripada pulang bawa tangan hampa setidaknya kami bawa foto, menandakan jejak kami pernah singgah disana, walaupun cuma di depannya doang wkwk.

Dari kiri ke kanan : Pumo, Risna, Aku XD

Next. Sekitar jam 14.00 WIB Uni laper katanya, aku yang baik hati mau aja nemenin dia makan di CFC wkwk. Ada Risna sama Pumo juga sih, tapi mereka kan udah bawa bekal sebelumnya, jadi cuma numpang ngadem disana *ups hahaha. Lanjut. Malam sebelumnya Pumo ada nge-tweet, katanya mau naik kereta gantung atau nama kerennya gondola, aku juga pengen, pas pertama kali liat udah mupeng pengen naik. Huehehe. Jadilah itu tujuan kami selanjutnya. Harga tiket Rp 25.000,-/orang pas hari libur/weekend. Kalo hari biasa Rp 20.000,-/orang.

Satu gerbong kereta pas banget buat 4 orang. Aku suka naik ini, sebenernya ada macam-macam transportasi yang disediakan disini, kebanyakan transportasi darat. Tapi aku lebih suka liat dari atas. Bisa liat sepanjang TMII. Dari Terminal A ke Terminal B doang sih, awalnya kami ngarep sampai Terminal C. Puas deh udah keliling TMII. Tapi harapan tinggallah sekedar harapan, pas di Terminal B ternyata kami diputer balik ke Terminal A *penumpang kecewa -_-

Yang ini foto favorit dari atas gondola dengan background Istana Boneka xD

Karena muka-mukanya udah pada lecek, gajadi ku upload deh foto kami pas di gondola. Hehehe. Harus jaga imej dong ya :p Dari atas ini, subhanallah. Keren. Awesome. Ketagihan pengen lagi lagi lagiiii. Kalian bisa liat dengan jelas replika pulau-pulau Indonesia. Ada Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara sampai Papua. Keren banget deh pokoknya. Recomended naik ini xD

Setelah naik gondola, walapun kurang puas, kami tetap harus turun. Balik lagi ke Mesjid Diponogoro berhubung waktu Ashar bentar lagi. Habis sholat kami move ke tempat peminjaman sepeda. Agak-agak plin-plan juga sih milih naik yang mana. Akhirnya pilihan kami jatuh di sepeda yang ada dua kayuhannya itu loh, jadi satu sepeda buat 2 orang. Harga sewa Rp 20.000,-/jam.

Aku dapet pasangan sama Uni. Aku sengaja milih yang dibelakang, biar Uni yang mimpin. Hehehe. Kami yang belum terbiasa agak-agak susah gitu ngendalikan sepedanya. Ribet harus menyesuaikan irama mengayuh -_- Entah karena kami yang gabisa naik sepeda atau apa rasanya susaaaah banget ngaturnya. Uni ngeluh katanya mending naik sepeda sendiri deh meski Rp 15.000,-/jam. Kalo aku mah lebih milih naik motor. Cepet, praktis, ga pegel ngayuh tinggal ngegas doang, duduk juga ga sakit, empuk malah. Walaupun dengan harga sewa Rp 30.000,-/jam. Tapi bisa dibagi 2 kan. Hehe.

Another my fav pic, walaupun gajelas gambarnya itu rumah adat KalBar sama Tugu Khatulistiwanya.
 
Sepanjang jalan kami liat berbagai rumah adat khas masing-masing Provinsi di Indonesia. Disela-sela capek naik sepeda, kami mampir di anjungan. Awalnya mampir di anjungan Kaltim bentar, trus Kalsel, sayang lagi direnov total, jadi kami cuma lewat di ajungan Kalsel. Tapi jadi stalker juga bentar. Liat anggota IMSAK yang lagi latihan buat acara persembahan DN. Hehehe. Lanjut mampir ke anjungan Kalbar. Terakhir mampir di anjungan Sumatera Barat berhubung Uni asalnya dari sono. Kami bertahan paling lama di muara terakhir. Istirahat dan pastinya sambil foto-foto narsis.
 Foto-foto kami dengan sepeda sewaan di depan Rumah Gadang :D

Well, sekian ceritaku hari ini. Udah hampir lewat tengah malam. Buat kalian yang pengen keliling Indonesia tapi ga punya budget yang gede main aja ke sini. Berasa keliling Indonesia deh walaupun mini. Biar namanya mini tetep aja capek ngelilinginnya. Sampe pegel-pegel nih kaki. Sekedar saran, kalo mau keliling mending jangan naik sepeda. Serius capek bangeeeet. Apalagi untuk ukuran orang yang jarang olahraga kayak kami #ehh. Dan jangan lupa minta peta biar ga tersesat. Hehehe. Kalo rajin bisa liat peta disini sebelumnya. Okee, the last thanks to :

Rabu, 05 September 2012

2


Judul : 2
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penerbit : Grasindo
Cetakan : I, 2011
Tebal : 418 hlm

2. Judul novel tersingkat yang pernah aku baca. Ini novel kedua dari Donny Dhirgantoro. Novel pertamanya 5 cm, udah pernah aku posting sebelumnya kan ya. Secara personal aku lebih suka 5 cm x)

Novel ini bercerita tentang seseorang bernama Gusni Anisa Puspita yang berjuang mewujudkan impiannya dengan segala keterbatasan penyakitnya. Dia berjuang mewujudkan impiannya agar bisa terus hidup. Impiannya menjadi pemain bulu tangkis.Yak. Ini Bulu tangkis dan ini Indonesia. Pasti udah familier kan sama cabang olahraga yang satu itu? Cabang olahraga yang membuat nama Indonesia bersinar hingga Internasional dulu. Kalo sekarang? Jujur aku kurang tau. Hehehe.

Awalnya gimana ya bilangnya, aku kurang begitu tertarik bacanya. Butuh waktu hampir seminggu buat menyelesaikan novel ini -_- Tergolong sangat lama untuk menyelesaikan novel dengan tebal biasa-biasa aja kan. Pengantarnya terlalu banyak menurutku. Lama banget baru nyampe klimaks novelnya. Kesan pertamanya 'biasa', jadi agak-agak males gitu bacanya. Hehehe. Tapi lama-lama mulai menarik. Kadang sedikit lucu, banyakan seriusnya. Kadang-kadang aku skip bacanya pas ceritanya lagi main bulu tangkis. Habis udah ga sabar pengen liat hasil akhir pertandingannya. Hehe.

Aku mulai suka bagian endingnya. Bener-bener memotivasi biar kita ga mudah menyerah untuk mencapai mimpi. Menyadarkanku bahwa bermimpi saja tidaklah cukup, perlu kerja keras agar kita bisa meraih mimpi itu. Harus berani. Satu hal lagi, jangan pernah meremehkan kemampuan seorang manusia, karena Tuhan sedikitpun tidak pernah. Intinya, harus tetap berjuang sampai tetes darah terakhir. Sehingga mimpi tidak hanya sekedar bualan omong kosong belaka, harus ada bukti nyata yang kita tinggalkan dalam realita.

Kenapa judul novelnya 2? Setelah sampai di bagian akhir kamu akan menemukan jawabannya. Berikut aku kasih bocorannya *upss. Tapi tetep aja kalian harus baca novelnya biar dapet feelnya. Hehehe.

Karena segala sesuatu...
...diciptakan
2
kali...
Dalam dunia imajinasi dan dalam dunia nyata.

Dengan kerja keras, tinggalkan bukti di dunia nyata, bahwa impianmu, ADA. Bersama alam bawah sadarmu kamu bermimpi, bersama alam bawah sadarmu kamu berjuang. Karena manusia bisa, ia ada untuk bisa.

Percaya bahwa sesuatu yang tidak mungkin adalah mungkin, manusia bisa, membuat sesuatu yang luar biasa terjadi. Manusia meninggalkan bukti di dunia nyata atas impian dan kerjakerasnya menjadi inspirasi untuk manusia lain.

Bahwa keajaiban itu ada.
Datang di dunia imajinasi bersama pikiran, impian yang bahkan lebih hebat dari ilmu pengetahuan, cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada.
Datang di dunia nyata bersama perjuangan dan kerja keras manusia, certamen ergo sum, aku berjuang maka aku ada.

Manusia layaknya percaya ia hidup karenanya,ia ada untuk percaya bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang luar biasa untuk dirinya. Bahwa dibalik keterbatasan dan ketidaksempurnaan hidup, setiap diri ini adalah kekuatan yang tidak pernah sedikit pun diremehkan oleh Sang Pencipta.

Seperti hidup yang tidak sempurna. Kamu janji kamu tidak akan menyerah.
Cintai impianmu.
Cintai kerja kerasmu.
Cintai hidupmu dengan berani, jangan menyerah dan jangan pernah putus asa.

Well, itu tadi kutipannya. Agak-agak surprise liat catatan di halaman terakhirnya. Ternyata novel ini diangkat dari kisah nyata. Woooww.
Sekian dan terimakasih. Tetap semangat untuk terus berjuang menakhlukkan impianmu :)

Senin, 03 September 2012

SMASH!

Hai. Akhirnya aku buat postingan lagi ya disini. Selama liburan bener-bener vakum dari dunia maya. Hahaha. Tapi boong haha eh tapi ada benernya juga deng. Terserah deh kalian percaya yang mana #ehh :D

Kamu tau hari ini hari apa? Yak bener, hari ini emang hari Senin kok. Loh? Hari ini, hari yang menyebabkan aku harus kembali ke kota metropolitan ini, meninggalkan tempat tinggalku tercinta, Banjarbaru. Padahal bisa sih balik ntar-ntar aja. Lagian mulai kuliah benerannya mulai tanggal 7 Oktober. Tapi karna hari ini ada sesuatu yang penting dan ada serangkaian acara Dies Natalis selanjutnya, terpaksa aku kembali kesini. Duduk manis di kamar mungilku sambil menarikan jari-jariku di atas tuts keyboard, menuliskan seuntai cerita buat kalian :3

Well, seperti yang sudah tahu, khususnya anak STIS, pasti tau dong ya hari ini ada apa. Yap. Tadi siang, tepatnya jam 13.00WIB lewat, tepatnya di ruang 335 Ibu IIn masuk buat bagiin nilai IP anak-anak kelas 1L. Seperti biasa diawali dengan wejangan macem-macem. Semuanya pada harap-harap cemas sama  hasil semester 2nya di kampus ini. Alhamdulillah aman. Ga ada satu orang pun yang harus pulang terlebih dahulu di kelas ini :3

Itu berita baiknya. Alhamdulillah. Meskipun aku agak-agak kecewa sama nilai yang tertera di kertas atas namaku. Sayang banget ga bisa mencapai target. Tau kan gimana rasanya udah lari mengejar sesuatu tapi kenyataannya ga dapet apa yang diharapkan? Tapi aku harus tetep bisa menerima. Kenyataan emang ga selalu sesuai sama harapan kan? Harus berbesar hati menerima semuanya :)

Pukulan keras kali ini menyadarkanku. Roda itu berputar. Ga selamanya ada di atas. Kadang kala ada saatnya kita jatuh dan di saat itu kita harus siap bangkit kembali. Yeah. Semangat-semangat. Ini baru 2 semester. Insya Allah masih ada 6 semester yang menunggu di depan sana. Harus lebih sungguh-sungguh ya. Jangan kebanyakan santainya kayak semester 2 kemaren. Ingat kata Bu Iin, kalian kuliah sebenarnya itu pas di tingkat II. Gaya belajarnya harus diubah. Semangat. MAN JADDA WAJADA. You can kok :)