CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 22 Oktober 2013

JERIN Festival 2013


Guten nacht alle ! *Udah lama banget rasanya ga ngomong Jerman, jadi kangen diajarin Bu Katrin *eh :D

Mood lagi naik turun jadi mau cerita aja deh ya. Hari terakhir libur panjang kemaren (20/10/13) bukannya diisi dengan menyiapkan segala tetek-bengek kuliah malah main ke #JERINFest2013. Jerman-Indonesia Festival :D

Awalnya, tau ada festival ini dari mbak-mbak yang kami temuin di FestivalGIM, waktu ikutan Pandai Sigap mbaknya sekalian promosi gitu. Hehehe. Yang excited sih Dwi, yang kenalan duluan sama mbaknya. Trus aku seperti biasa liat-liat rundown acaranya dulu. Sebelumnya ngajakin tanggal 18 kan karna ada Sandy Sandoro, walaupun ga terlalu tau juga. Tapi Dwinya udah ada agenda lain, trus takut kemaleman juga pulangnya. Jadilah ngambil yang hari Minggu, ada Andra & The Backbone :v

Uni tiba-tiba tertarik ikutan juga, jadi kami berangkat bertiga. Hampir jam 2 siang baru berangkat, karena aku nge-lpj dulu bareng adek tingkat yang senasib jadi bendahara DN IMSAK. Ini juga nih yang bikin aku sibuk belakangan -_- Trus mereka juga baru selesai masak-masak. Nunggu tj lumayan lama, agak-agak khawatir juga sih ga sempat sampai Senayan sebelum jam mereka perform, soalnya di rundown jam 3, takut macet juga.

Tapi beruntung nasib baik masih mengelilingi kami. Jam 3an lewat udah sampai sana, grasak-grusuk nyari tempatnya dengan bermodal sok tau ngikutin baliho-baliho yang nancep di jalan, sampai deh di tujuan. Liat-liat stand yang berdiri, sekilas aja, trus mulai mampir dari stand paling ujung, stand GIZ. Liat-liat artikel kerjasama-kerjasama apa aja yang udah dilakukan Jerman-Indonesia selama ini untuk membangun Indonesia. Lumayan banyak yang menarik :D

Trus lanjut mampir ke stand yang bagi-bagi buku gratis, boleh ngambil semuanya, karena hari terakhir kali ya. Aku sih ngambil buku yang sekiranya bakal kubaca aja, yang ekonomi-ekonomi ga deh makasih, buat mereka aja. Trus ku seret mereka ke stand Photo Exibitionnya, ternyata banyak foto-foto sejarah gitu, bentar doang disana trus cuss mereka nyari tempat sholat.

Selagi nunggu mereka sholat ngerandom gitu di sana, liat-liat stand dari jauh, trus iseng-iseng motret pinjem kamera Uni. Ngeliatin yang lagi lomba makan donat, trus ikutan merapat ke panggung karna udah mulai cek sound gitu dan mereka pun balik.

Stand terunyu pfft lucu bonekanya :3

Sekitar jam 4 bandnya mulai perform. Awal-awal biasa aja karna jujur emang ga terlalu tau lagu-lagunya, apalagi lagu-lagu barunya. Cuma numpang dengerin jadinya. Tapi lagu-lagu setelahnya cukup tau, pas micnya dilempar ke penonton ikutan nyanyi. Lagu sempurna tetp jadi lagu favorit :3


 Photo by Uni

 Aku - Dwi- Uni


Sekian ceritaku, mana ceritamu? XD

Sepucuk Surat Dariku Untukmu

Pengen banget minta maaf ke seseorang karena pernah menanyakan pertanyaan itu di hari pengumuman pembagian kelas. Seandainya pertanyaan waktu itu bisa kutarik lagi. Maaf banget ya bibir ini terkadang sering khilaf :"

Kuliah semester baru udah dimulai sejak kemaren. Gimana kuliahnya setelah hibernasi panjang kawan? Mungkin bagi yang strip di pundaknya udah nambah satu bisa dengan mudah menjawab pertanyaan tersebut. Tapi mungkin tidak untuknya, pasti sangat sulit untuknya :"

Di hari pertama aku bahkan sempat tertipu dengan jawabannya, aku sempat berasumsi bahwa dia baik-baik aja, tapi sekarang tidak lagi. Dia memamg terlihat baik-baik aja dari luar, tapi dalamnya? Aku tidak tau seberapa keras dia berusaha untuk terlihat kuat.

Hari itu, saat aku tau, aku masih ga percaya dengan kabar yang ku dengar walaupun udah diverifikasi sama seorang informan yang cukup bisa dipercaya. Hmm pernah merasa gagal menjadi seorang teman? Semenjak aku tau itu berasa gagal banget menyelamatkan seorang teman berharga :" Ada beberapa versi yang kudengar tapi ga ada yang bener-bener ku percaya seutuhnya, kecuali dari dia langsung nanti kalau dia bersedia cerita :"

Kamu pasti melalui hari-hari sulit. Sedih. Sepi. Sendiri. Tapi kamu harus tau masih ada aku disini, masih ada aku yang bersedia jadi tempat curhatmu. Jangan sering-sering mengunci diri di kamar ya. Biar kami bisa selalu mengecek keadaan kamu. Kalau ada materi kuliah yang sulit jangan sungkan-sungkan nanya. Bombardir aja kamarku. Aku akan berusaha membantumu sebisaku :')

Gatau mesti nulis apa lagi. Maaf kalau ada kata-kata yang keluar dari lisanku ataupun tulisanku yang menyulitkanmu. Maaf. Kamu yang kuat ya, be strong. Semangaaat. Everything happens for reason :')

Sabtu, 19 Oktober 2013

#14 Memfosilkan Fosil

Saat kampus-kampus lain mungkin ada yang udah UTS, besok Senin kampus saya baru memulai kuliah di tahun ajaran baru ini, ya, anti mainstream. Well, beginilah nasib kuliah di sini *eh. Maaf curcol. Hehehe.

Tadi baru selesai mempacking segala materi kuliah semester-semester lalu. Menyusun kertas-kertas printout sesuai mata kuliah, mengumpulkan modul-modul sesuai semester dan menata buku-buku menyambut semester baru.

Tahun ajaran baru identik dengan buku pelajaran baru. Biasanya di sini lagi heboh-hebohnya nyari fosil - sebutan untuk buku-buku/materi kuliah dari kakak tingkat sebelumnya. Jadi, buku-buku yang ada didistribusikan turun temurun, karena referensi buku yang digunakan biasanya tidak jauh berbeda dari tahun ke tahun.

Daripada menuh-menuhin kamar saya yang mungil, saya mem-fosil-kan segala printout, modul dan buku mata kuliah yang sekiranya ga saya gunakan lagi dalam jangka waktu dekat. Coba deh dipikir-pikir. Daripada bukunya diam di tempat, ga ada yang baca, mending dikasih ke adek tingkat kan? Tentu lebih bermanfaat, apalagi kalau adeknya baca dan belajar dari situ. Jadi multilevel pahala mungkin :D

Nah, kalau misal kalian punya buku-buku yang masih layak pakai, modul ataupun printout mata kuliah mending dipinjemin ke adek tingkatnya yang satu jurusan deh. Lumayan kan mengurangi jumlah pohon yang ditebang untuk memproduksi kertas-kertas yang digunakan untuk membuat buku, modul atau printout baru? :D

NB: Tulisan ini dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika.

Jumat, 18 Oktober 2013

Snow World at Bekasi Square

Kemaren (17/09/2013) jalan bareng lagi sama mereka. Awalnya gegara nyambi liat foto temen yang udah ke Snow World di sosmed, trus temen yang kupanggil Uni, yang waktu itu lagi main-main ke kamarku ikutan liat, trus tiba-tiba semangat 45 ngajakin ke sana. Aku waktu itu pasrah aja, asal iya-iyain aja, trus nyuruh dia nyari pasukan. Eh taunya dia malah lama liburan di Bandung .-.
 
Dan akhirnya ada seorang lagi nyebut-nyebut Snow World, yang semangat ngajakin ke sana, sebut saja Risna, ceritanya mau nikung Uni yang masih di Bandung. Pfft. Aku mah idem aja ngikut mayoritas. Hahaha. Sebelum ke sana, nanya ke sana kemari dulu biar ga nyasar kayak cerita L's, karena belum ada satupun diantara kami bertiga yang udah pernah ke Bekasi Square :v

Fyi, Snow World ada di Bekasi Square sampai tanggal 27 Oktober nanti. HTMnya 50ribu, untuk anak-anak yang tingginya di bawah 140 cm HTMnya 40ribu. Akses kesana dari Otista tinggal naik angkot 26 sampai di pemberhentian terakhir dengan membayar Rp 6.000. Perjalanan kemaren kira-kira memakan waktu 1 jam. Rasanya mau mabok pas di angkot, supirnya ugal-ugalan banget nyetirnya, mana macet pulak. Sering banget ngegas trus ngerem mendadak. Muka penumpang semuanya waswas kalo kenapa-kenapa.

Setelah turun dari angkot horor tadi, disaranin naik angkot sekali lagi ke Bekasi Squarenya. Naik angkot 25 katanya, karena cukup dekat, bayar Rp2000 aja. Kalo mau jalan sebenernya kayaknya bisa sih :v Tapi berhubung kami berangkatnya siang, dimana panas terik menggantang, kami memutuskan naik angkot ajalah ya. Sekitar jam 3an akhirnya kami sampai juga di Bekasi Square, Mall yang katanya kayak istana-istana gitu. Hahaha.

#13 Lidah Mertua: Tanaman Hias Penyerap Radiasi


Kemaren pas lewat di depan deretan rumah yang jualan tanaman hias tiba-tiba kepikiran tanaman hias yang satu ini, Lidah Mertua (Sanseviera sp). Di rumah, Mama koleksi tanaman ini, rasanya punya 4 dari 6 gambar di atas. Kata Mama, tanaman ini bisa menyerap radiasi, jadilah lidah mertuanya ditaroh di dalam rumah juga, di dekat TV rasanya. Dari dulu pengen punya satu buat di kamar kosan, mau ditaroh di atas meja belajar samping laptop, tapi belum ketemu yang jenisnya pendek di sini. Kontras aja rasanya kalau naroh tanaman yang cukup gede di kamarku yang mungil. Kalau ada yang tau tempat jualan tanaman hias ini di daerah Jakarta kasih tau yaa, agak repot soalnya kalau mesti bawa dari Banjarbaru sana *curcol :D

Okee, back to topic. Menurut sumber yang saya baca, penelitian NASA pernah menyebutkan, bahan aktif pregnan glikosida yang terdapat di lidah mertua mampu menyerap 107 unsur yang terkandung dalam polusi udara. Maka, tidak salah kalau kita dianjurkan untuk meletakkan lidah mertua di dalam ruangan. Selain menyerap polusi, ternyata sansevieria memiliki manfaat lain loh, yaitu dapat mengurangi zat beracun seperti asap rokok, karbon dioksida, karbon monoksida, timbal, benzen, xilen, formaldehid, chliioroform, dan triklorotilen menjadi senyawa organik, gula, dan asam amino, karena adanya " pregnane glikosid" pada tiap daunnya. Berikut penjelasan ilmiahnya.

Dari hasil studi literatur diketahui bahwa tanaman lidah mertua (Sansevieria sp) memiliki zat aktif pregnane glikosid (Purwanto, 2006). Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Proses detoksifikasi ini mempergunakan zat aktif pregnane glikosid. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan oleh tanaman seperti asam amino, gula, dan asam organik. Setelah didetoksifikasi juga dihasilkan udara yang telah bersih.
Sansevieria sp mampu menyerap polutan derivat hidrokarbon seperti formaldehid sebanyak 0,938 mikrogram/jam, jadi untuk ruangan 100 m2 cukup ditempatkan Sansevieria laurentii dewasa berdaun 4-5 helai. Untuk ruangan dengan volume 100 m3 (panjang x lebar x tinggi = 5 x 5 x 4 m3) dapat ditempatkan Sansevieria dewasa sebanyak 5 helai sebagai penetralisir udara tercemar agar ruangan tersebut bebas polutan.

Selanjutnya, Sanseviera yang dipotong-potong trus dimasukin ke dalam kulkas ternyata dapat menghilangkan bau tak sedap. Dalam lingkungan industri, potongan tadi disebarkan di ruang produksi industri untuk mereduksi senyawa beracun yang terhirup oleh para pekerja. Selain itu, juga bisa mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi, maka baik jika tanaman ini ditaruh disamping komputer atau televisi. Nah!

Sebaiknya mulai sekarang mari kita menanam Sanseviera, baik di dalam ataupun di luar rumah, karena tanaman ini mudah beradaptasi dengan lingkungan. Dari segi perawatan, tanaman ini juga mudah dirawat dan tidak membutuhkan banyak lahan. Selain dapat mempercantik ruangan bisa mengurangi radiasi, multifungsi bukan? Bahkan banyak manfaat plus plus lainnya.

Sumber: 
http://zeromind165.blogspot.com/2012/06/manfaat-tanaman-lidah-mertua-sanseviera.html
http://ekosetyadik.blogspot.com/2010_06_01_archive.html


NB: Tulisan ini dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika.

Kamis, 17 Oktober 2013

#12 Matikan Mesin Saat Lampu Merah

"Hemat BBM, Matikan Mesin Sampai Detik 20"

Sebuah pesan yang pernah saya lihat bertengger di lampu merah daerah Yogyakarta waktu berkendaraan dengan kakak saya dulu, lebih dari 2 tahun yang lalu kalau saya tidak salah ingat. Pesan tersebut cukup ampuh, sepenglihatan saya cukup banyak pengemudi yang mematikan mesin waktu itu, termasuk kakak saya.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apakah iya mematikan mesin di lampu merah bisa menjadi salah satu cara untuk menghemat BBM?

Setelah dipikir-pikir mungkin ada benarnya. Bayangkan aja, di kota metropolitan seperti Jakarta ini ada berapa ratus lampu merah yang tiap detik menyala. Saat lampu merah menyala mungkin ada puluhan motor/mobil yang berhenti dan jika dirata-rata lampu merah di Jakarta ini kebanyakan menyala lebih dari 100 detik. Jika mesin motor/mobil dibiarkan hidup, berapa asap kendaraan yang dikeluarkan oleh kendaraan-kendaraan itu dan otomatis asapnya terkonsentrasi di titik tersebut, padahal para pengendara (terutama motor) berkumpul disitu menunggu lampu hijau menyala. Pengendara yang berada di lampu merah itu mau ga mau pasti menghisap gas buang yang dikeluarkan oleh motor/mobil yang berhenti. Betapa bahayanya gas buang atau emisi tersebut sudah pernah saya muat dalam ponting Mari Berhijrah dari Premium ke Pertamax.

Berdasarkan salah satu situs yang saya baca, katanya takut mematikan mesin mobil saat berhenti adalah mitos yang salah. Anda bisa mematikan mesin mobil kita kapan saja saat Anda menunggu. Dalam situasi dimana mesin-mesin mobil sudah modern, ancaman pemanasan global dan harga BBM tinggi, mematikan mesin mobil saat menunggu adalah pilihan yang cerdas dan ramah lingkungan. Membiarkan mesin mobil menyala adalah pemborosan. Setiap menit mesin terus menyedot bahan bakar dan tidak memanfaatkannya menjadi daya gerak. Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA, Environment Protection Agency) menyatakan, jika Anda menunggu lebih dari 15-30 detik, Anda bisa menghemat bahan bakar dan uang dengan mematikan mesin dan menyalakannya kembali saat Anda siap berkendara.
 

Menurut Bintarto, “Jika Anda berhenti lebih dari 20 detik, misalnya saat di lampu merah, perlintasan kereta api, menaikturunkan penumpang atau barang, lebih baik matikan mesin mobil. Sering mematikan mesin mobil tidak akan merusak atau menurunkan kinerja mesin.” Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan penerapan trik ini. Anda juga bisa berperan mengurangi polusi udara.
 
Nah, dampak mematikan mesin saat lampu merah menyala dan menyalakannya saat lampu merah tersisa 20 detik lagi dalam jangka panjang ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi mesin. Kenapa menyalakan kembali ketika detik ke 20? Karena 20 detik adalah waktu minimal untuk dinamo starter bisa dihidupkan kembali setelah mati.

Mungkin di Jakarta bisa mulai diterapkan juga slogan "Hemat BBM, Matikan Mesin Sampai Detik 20" tersebut. Mengingat harga BBM kini semakin mahal dan minyak mulai menjadi komoditas yang langka, ditambah polusi kendaraan bermotor yang terus merusak bumi dan penghuninya.

Jadi, tunggu apa lagi? Matikan mesin kendaraannya ya disaat-saat berhenti, terlebih berhenti dalam waktu lama. Dengan mesin berhenti tentu saja mesin tidak mengeluarkan asap kan? Otomatis tidak ada asap kendaraan yang terkonsentrasi di tempat tersebut, mengurangi emisi? Ya! Menghemat BBM, menyelamatkan lingkungan, udara jadi lebih segar, mengurangi polutan, dan tentu saja menyelamatkan para pengendara dari efek terhirupnya gas buang!
Sumber:
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/01/27/matikan-mesin-saat-lampu-merah-menyala-atau-saat-kereta-api-lewat-529082.html
http://news.detik.com/read/2012/12/17/131504/2120434/727/berhenti-lebih-dari-20-detik-matikan-mesin-mobil?9922022 
http://oto.detik.com/read/2011/01/23/200538/1667400/1214/2/mematikan-mesin-motor-kala-lampu-merah-aman-tidak-ya 
http://www.kendali.com/index.php?option=com_content&view=article&id=201:matikan-mesin-mobil&catid=83:tab-kendali-green&Itemid=120

NB: Tulisan ini dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika.

Rabu, 16 Oktober 2013

#11 Mari Berhijrah dari Premium ke Pertamax

Kepada seluruh pengguna kendaraan bermotor dimanapun Anda berada,

Menurut sebuah penelitian asap kendaraan bermotor menyumbang lebih dari 26% total emisi yang dihasilkan di Indonesia. Emisi yang dimaksud di sini, menurut wikipedia adalah emisi gas buang yang merupakan sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Emisi kendaraan bermotor ini banyak sekali menghasilkan efek negatif, dikutip dari data Bappenas, setiap kali kendaraan mengeluarkan asap, sekitar 1.000 unsur beracun yang terkandung di dalamnya turut mengotori udara. Unsur-unsur beracun yang terkandung dalam asap kendaraan ini antara lain seperti karbon monoksida, karbon dioksida, partikular, ozon, timbel, dan sulfur dioksida yang apabila terhisap dan masuk ke dalam sistem pernapasan kita secara terus menerus pada akhirnya bisa menimbulkan penyakit seperti Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bahkan kanker.

Salah satu tindakan nyata yang bisa kita lakukan untuk mengurangi emisi tersebut adalah dengan menggunakan BBM yang tepat.
Penggunaan bahan bakar yang digunakan oleh sebagian besar kendaraan yang ada di jalan adalah jenis premium yang mempunyai nilai oktan 88. Jenis BBM ini memang murah, kenapa bisa murah? Karena premium masih disubsidi oleh pemerintah. Namun, tahukah kalian bahwa tidak semua motor bisa maksimal performanya dengan menggunakan bahan bakar premium? Sebagian besar motor yang diproduksi beberapa tahun terakhir mempunyai mesin dengan tingkat kompresi tinggi yang membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi pula agar mesin dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Mesin kompresi tinggi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi (irit bahan bakar) dan menurunkan kadar emisi. Nah, dari kalimat terakhir bisa disimpulkan sementara, dengan menggunakan BBM yang memiliki nilai oktan tinggi kinerja mesin akan lebih optimal karena proses pembakaran yang terjadi dalam mesin lebih efektif dan dapat menekan tingkat emisi gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan.

Referensi pemakaian bahan bakar yang cocok untuk kendaraan dapat dilihat di link berikut. Jika dilihat sekilas dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kendaraan yang beredar di jalanan harusnya memakai bahan bakar jenis Pertamax atau Pertamax Plus. Namun jika kita tengok di SPBU ternyata masih banyak sekali kendaraan yang harusnya mengkonsumsi Pertamax/Pertamax Plus tetapi masih saja mengisi bahan bakar jenis Premium.  Hal ini tentu saja merupakan salah satu sebab kenapa udara di lingkungan kita mempunyai kadar emisi yang tinggi, Ya benar, penggunaan BBM yang tidak sesuai dengan ukuran kompresi mesin mengakibatkan pembakaran yang terjadi tidak maksimal sehingga mengakibatkan gas buang yang keluar semakin banyak dan mengandung polutan (toxic) yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan manusia bila konsentrasinya di udara melebihi ambang batas tertentu. Dari data lain juga disebut bahwa bahan bakar jenis premium masih mempunyai kadar timbal yang tinggi, dalam jangka panjang kandungan timbal dalam gas buang kendaraan akan berpengaruh pada emosi manusia yang menyerapnya. Dan bahkan bisa mengakibatkan rendahnya tingkat IQ seorang anak. Jadi, masih mau menggunakan BBM yang mengandung timbal? Yang mencemari lingkungan dan dalam jangka panjangnya bisa merugikan kesehatan kita?

Sumber:
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/01/27/matikan-mesin-saat-lampu-merah-menyala-atau-saat-kereta-api-lewat-529082.html 

NB: Tulisan ini dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika.