CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 03 Januari 2016

Lautan Langit


Judul : Lautan Langit
Penulis : Kurniawan Gunadi
Penerbit : CV IDS
Tebal : 208 halaman
Terbit : September 2015

Buku ini buku kedua masgun setelah Hujan Matahari. Berhasil menepati janji membaca buku ini setelah 'urusan' yang satu itu beres. Oktober-November-Desember tahun lalu benar-benar bulan yang sibuk. Yep, sibuk menata hidup pascasarjana :p

Okay, back to Lautan Langit. Ah, cover buku ini bikin kesemsem sejak pandangan pertama. Pengen ikutan preorder, tapi entah kenapa waktu itu sampai kelewat.
Bisakah kesabaran kita seluas lautan? Bisakah hati kita sejernih langit?
Baca kumpulan cerita dalam buku ini siap-siap baper terus ya. Tiap mantengin tulisan masgun di tumblr pun. Walaupun udah pernah baca tulisan yang sama di tumblr, tetep aja ada rasa yang berbeda ketika dibaca ulang dalam bentuk buku, ketika dibaca ulang di waktu yang berbeda. Mungkin emang perlu memperkaya koleksi genre buku semacam ini deh, biar kaya akan rasa dan pemahaman baik.
Ada yang diam-diam berusaha mewujudkan impianmu.
Kali ini Lautan Langit dibagi dalam tiga bagian: Pagi, Siang, Sore. Bahasanya ringan, sederhana khas masgun. Memberikan pemahaman tanpa kesan menggurui. Membuat kita kadang berhenti sebentar, berpikir, dan merefleksikannya dalam kehidupan kita. Pertanyaan-pertanyaan pun kadang sengaja dibiarkan menggantung agar kita berpikir keras mencari jawaban yang sekiranya pantas.
Apabila kamu mengetahui yang sebenarnya tentang orang yang tidak kamu beri kesempatan, apakah kamu akan berubah pikiran?
Pemahaman seseorang terhadap sesuatu tentu berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksa orang lain mempunyai pandangan yang sama dengan kita. Jadi di akhir review ala kadarnya ini, I will give you some quotes. Perkara kamu membacanya atau tidak, itu pilihanmu.

Minggu, 20 Desember 2015

Choose your words well

Lega rasanya Jumat lalu (18/12) berhasil lulus passing grade TKD. Alhamdulillah. Satu beban hidup (yang sempat tertunda sebulan) berhasil dituntaskan. Sejujurnya males membuat masalah lagi sih kalau pakai acara ga lulus. Sudah cukup banyak masalah yang ku buat selama magang .-.

H-2 TKD undangannya baru disebar. Berasa exclusive banget itu undangannya. Thanks a lot. Makasih udah memberikan kesempatan, walaupun cuma sekali. Ga kebayang harus mengejar-ngejar siapa lagi kalo gagal memenangkan kesempatan yang satu itu. Sempat tertekan, terlebih ketika udah dapat undangan 'eksklusif' tapi namamu ga termasuk dalam daftar undangan. Miris kan.

Beruntung H-1 undangannya diralat. Barulah bisa bener-bener serius mempersiapkan diri setelah itu. Tapi tetep sempat ketiduran malamnya. Badan ga bisa bohong emang kalo lelah, pasti nagih istirahat. Bangun-bangun panik, pake acara insomnia pula. Paginya jadi bangun kesiangan dan hampir telat ke TKP. Hidup.

Well, di sana berusaha sebisa mungkin menghidari tatapan orang-orang yang sudah duduk rapi menunggu. Menghindari percakapan yang tidak ingin ku dengar. Menghindari percakapan yang tidak bisa ku jawab.
"Loh? Dia kan..." *males nerusinnya*
"Kemaren gagalnya di mana?" *jenis pertanyaan yang entah bagaimana menjawabnya*
"Emang kemaren ke mana?" *jenis pertanyaan yang lebih sulit dijawab*
Sebulan terakhir memang sengaja menghindari topik TKD ini. Lelah mental jika harus menjawab pertanyaan sesimpel: "TKD-mu gimana?" Apalagi harus denger komentar: "Udah ga usah jadi PNS aja." Hmm mungkin ada yang benar-benar peduli, mungkin ada yang cuma nanya, mungkin ada yang cuma bercanda. Tapi ya, please, choose your words well.
"Words can inspire. Words can destroy. Choose yours well."
Entah berapa banyak pertanyaan yang ku biarkan menggantung. Entah berapa banyak pertanyaan atau komentar yang hanya ku jawab dengan senyuman. They said, people with blood type A have a black belt in fake smile. Fufufu.
"Kamu tadi ikut TKD?" | "Iya." *menjawab sependek mungkin, kemudian menjauh*
Yes, I am. Salah seorang yang mengukir sejarah: susulan TKD, bukan her TKD. It's okay, if you think as if I am remedial. Whatever. Selama itu lebih mudah diterima.

"Berarti acara yang kamu ikuti itu penting banget ya sampai berani ninggalin TKD?" | *senyum*
Penting ga pentingnya sekali lagi tergantung sudut pandang yang kamu gunakan. Thanks sudah berpikir positif bahwa ini penting.
"Kalau ga lulus TKD, ngelamar kerja di BI aja nanti." | Hahaha.
Setelah susah payah menjejalkan statistik di kepala saya pakai uang negara, rela membiarkan saya kerja di BI, pak? Haha. Gatel pengen menuliskan komentar yang satu itu. Just for fun ya. Jangan dianggap serius. Sekali lagi jangan berani meniru tindakan saya, jika kamu belum punya mentor kece anti badai. Pfft.

Minggu, 13 Desember 2015

93 Million Miles

93 million miles from the sun, people get ready get ready,
'Cause here it comes it's a light,
A beautiful light, over the horizon into our eyes
Oh, my my how beautiful, oh my beautiful mother
She told me, son in life you're gonna go far,
And if you do it right you'll love where you are
Just know, that wherever you go, you can always come home

240 thousand miles from the moon,
We've come a long way to belong here,
To share this view of the night, a glorious night,
Over the horizon is another bright sky
Oh, my my how beautiful, oh my irrefutable father,
He told me, son sometimes it may seem dark,
But the absence of the light is a necessary part.
Just know, you're never alone, you can always come back home

Oh, oh, oh
Oh, oh, oh

You can always come back

Every road is a slippery slope
There is always a hand that you can hold on to.
Looking deeper through the telescope
You can see that your home's inside of you.

Just know, that wherever you go, no you're never alone,
You will always get back home

Oh, oh, oh
Oh, oh, oh

Oh, oh, oh
Oh, oh, oh
Oh, oh, oh

93 Million miles from the sun, people get ready get ready,
'Cause here it comes it's a light, a beautiful light,
Over the horizon into our eyes

Source: metrolyrics.com

Kamis, 10 Desember 2015

Being 22, is that hard?


Makin ke sini makin pusing rasanya memikirkan masa depan. Di satu sisi harus rela menanggung segala resiko atas pilihan-pilihan di masa lalu. Ya, kuliah ikatan dinas salah satunya, membuatmu harus rela menunda rencana studi lanjutan. Mungkin 2 tahun atau 4 tahun atau 8 tahun masa kerja. Ah, semoga saja niatku melanjutkan studi belum pupus saat waktu itu tiba.

Iya sih setelah lulus ikatan dinas ga perlu repot-repot nyari kerja, tapi ya itu, tetep ada paket ga enaknya di belakang. Makanya jangan kemakan iklan ya kalian, think wisely. Pikirkan dengan bijak keputusan yang mungkin kelak akan sangat mempengaruhi kehidupanmu di masa depan, memilih pasangan hidup misalnya. Mungkin belum saatnya memusingkan perihal yang satu itu nak. Tapi ya, when the right person comes, only God knows what happen next. Kekeke. Oke skip.

Mungkin priotitas utamamu dalam waktu dekat ini memperjuangkan status calon pegawai negeri sipilmu nak. Resiko yang harus kamu tanggung setelah memutuskan pergi ke 'luar kota' di hari ketika teman-temanmu melakukan tes kemampuan dasar (salah satu persyaratan pengangkatan CPNS). Belasan resiko lainnya *sigh* dipikirin belakangan.

Fyi, label yang melekat di kelulusan ga menjamin diri ini serta merta menjadi calon pegawai negeri yang baik. If you know all the things I've done in office, maybe you'll think I'm not normal. Exactly. Haha. I don't know if it's good or bad. Well, tergantung sudut pandang mana yang ingin kamu gunakan. Yeah, beginilah caraku mengenal dunia kerja. Little bit dirty, but it's fun, you know. Kamu ga melulu harus duduk di depan meja kerja, you're not machine, you're human after all. Take a break. Mainkanlah peranmu dengan sebaik-baiknya dan bersiaplah dengan sejuta resiko yang harus kamu tanggung. Keep strong!

Selasa, 08 Desember 2015

Congrats for you

I am glad for you all, dear my best-friend, my partner, my respected senior. Selamat! Sebagai tulang rusuk kalian sudah ditemukan ;)

I wish I can come home next holiday. Pengen ikut menyaksikan momen paling bahagia kamu terutama, my dearest friend. Kami (re: tengirls) tentu perlu menghadiri acara orang pertama yang melepas status ke-single-annya, bukan? Haha. Walaupun agak kecewa ga jadi liat kamu joget di acara nikahan salah satu dari kami yang duluan :p Well, semoga ada rezekinya ya kumpul bareng di acara kamu, walaupun tanpa seragam wkwkk.

Anyway, pengen dateng ke acara kakak-yang-sering-direpotkan juga. Mengingat di kecamatan yang sama, mungkin kalau gedungnya ga jauh disempetin mampir, kalau liburan nanti jadi pulang. Ya, kalau-jadi-pulang (dalam hati ngarep banget bisa pulang *tears*).
“Saya tipe manusia yang lebih milih menabung buat bisa pulang ke rumah. Daripada menabung buat liburan travelling lalalala. Karena saya tahu, orang tua saya nggak akan hidup lebih lama daripada pantai, menara Eiffel, tembok Cina, Universal Studio, dan Disneyland. Maaf, saya memang nggak asik.” - ADP
Sekarang ini dengan status anak magang kurang pantas rasanya masih minta dibiayai orang tua. Apalagi bulan lalu (baru) habis pergi jauh dan separuh biayanya masih belum bisa mandiri. Apadaya kalau kondisi kantong belum membaik, mungkin ikut acara nyokap ke Bandung aja kali ya liburan nanti.

Next, for my famous partner yang sudah sangat go publish, haha, congrats! You have found your (right) partner (beside me). Eh? Haha. Menarik mengingat sempat terlibat di awal perjalanan kalian berdua. ONS, rite? Yogyakarta memang kota penuh kenangan. Sok yakin banget ini ceritanya berawal dari sana haha. Dear partner, tolong dikoreksi bagian ini ya kalau nanti salah satu dari kalian mungkin membaca tulisan ini pfft.

Sekali lagi selamat buat kalian semuanya. Barakallah. Jangan tanya kapan aku menyusul. Haha. Doain aja. Masih sibuk merancang masa depan yang outlier. Biarlah aku dengan jalan yang ku pilih dan kamu dengan jalan yang kamu pilih. See you on the top.

Minggu, 22 November 2015

Thanks for not asking anything

Tidak semua yang kita miliki itu harus diumumkan. Tidak semua yang kita lakukan itu harus diberitahukan. Tidak semua.
Jadilah seperti gunung es di dalam lautan, yang terlihat hanya pucuk kecilnya saja, sedangkan di bawah, di dalam laut, tersimpan erat bagian raksasanya.
Jadilah seperti lautan dalam. Hening mengagumkan. Dan dia sama sekali tidak perlu menjelaskan betapa hebat dirinya.
- Tere Liye

Walaupun ada banyak pertanyaan di benak kalian, terima kasih sudah tidak bertanya apapun, sungguh. Ada hal-hal yang terkadang tidak bisa kuceritakan. Tidak bisa kujelaskan. When the right time comes, you will know, eventually.

Kamis, 29 Oktober 2015

Paspor: Aset yang Perlu Dimiliki Mahasiswa

Semenjak baca tulisan Pasport by Rhenald Kasali dan me-reblog-nya kapan hari, jadi tertarik bikin paspor. Udah lama pengen, tapi berhubung namaku di Kartu Keluarga kurang satu huruf, belum diuber deh bikin paspornya. Karena mengurus nama yang kurang itu ga gampang prosesnya guys, minta pengantar di RT dulu lah, trus ke kelurahan, ke kecamatan, baru ke kantor catatan sipil. Dulu, sebelum Juni 2015, katanya bisa langsung jadi KK-nya dalam satu hari kerja. Coba dari dulu ya ngurusnya. Agak nyesel juga baru bolak-balik kantor capilnya bulan ini, mana perlu cepet lagi. Duh. Demi ini nih aku pulang ke Banjarbaru.

Sebelumnya berkas-berkasnya udah diurusin orang rumah. Katanya empat hari kerja baru jadi. Galaulah pulang atau ga. Galau bikin paspornya di daerah atau di Jakarta aja. Fyi, untuk buat paspor, salah satu berkas yang perlu dibawa adalah KK asli. Kata kantor imigrasi sana, bawa surat keterangan aja namamu salah, tapi bokap keukeuh nyuruh balik, nyuruh ngurusin KK-nya dulu sampai bener. Sebagai anak yang baik, daripada nganggur belum ada kejelasan kegiatan habis wisuda, jadilah nekat pulang.

Orang rumah sibuk semua, jadi ya mesti mandiri ngurusin sisa urusannya. Senin itu pertama kali ke capil lagi (setelah bikin ektp), ngerasain rasanya ditolak. Kata ibu yang jaga loket, KK-nya ga bisa diambil lebih awal dari tanggal yang tertera. Aaaa. Pulanglah dengan tangan hampa. Sampai rumah disuruh menghadap ke kepala dinasnya langsung. Deg, yang bener aja, aku mah apa atuh? Tapi, tetep nurut, siang menjelang sore 'main' ke capil lagi. Ngeliat hectic-nya pegawai di sana mondar-mandir, suasana yang beda jauh sama tadi pagi. Kalo pagi yang riewuh antrian masyarakatnya. Karena ibu kepala dinasnya sibuk, alhasil aku memutuskan besoknya aja ke sana lagi.

Pagi besoknya setelah mengumpulkan keberanian, menghadaplah ke ibu kepala dinas. Mengutarakan perihal mau ngambil KK lebih awal buat bikin paspor. Sempet ditolak awalnya, tapi ternyata bokap udah menghadap beliau juga. Alhamdulillah KK-nya udah jadi lebih awal. Makasih bah, ma, dan para pegawai capil, akhirnya adek bisa bikin paspor. Wkwkk. Jadi buat kalian yang mau berurusan, berkas apapun, pastikan dokumen kalian bener, biar ga repot ngurusinnya. Apalagi di saat-saat butuh cepet kelarnya.

Sebenernya bikin paspor ga ribet-ribet banget kok, ribetan ngurus di capil deh kayaknya. Hehe. Karena udah bisa daftar paspor online, jadi nanti tinggal isi aja formulirnya di situ. Setelah mengisi formulir, tunggu email buat konfirmasi pembayaran. Bawa berkas konfirmasinya ke Bank BNI, bilang aja mau transfer buat bikin paspor. Kalo ga salah ada batas waktu satu minggu transfermya. Biayanya 360ribu rupiah, sudah termasuk biaya administrasi bank. Setelah transfer jangan lupa konfirmasi lagi, biar bisa milih tanggal foto di kantor imigrasi sesuai keinginan. Kantor yang didatangi nantinya harus sama dengan yang sudah dipilih. Trus tinggal dateng deh ke kanim, sabar mengantri, wawancara dikit, foto, rekam sidik jari, trus 3-7 hari kemudian paspornya udah bisa diambil.

See? Gampang kan bikinnya. Saranku sih kalo lagi luang, luang waktu, luang uangnya, bikin paspor aja. Kita ga pernah tau nanti bakal kepake dalam 5 tahun. Setidaknya kalo udah punya paspor bisa jadi amunisi buat liat dunia luar. Entah buat sekedar liburan, entah ikut program exchange atau ikut acara-acara kece lainnya. Baca deh tulisan Pak Rhenald di tautan yang ku cantumkan di awal postingan. Selamat terinspirasi :D