CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 03 September 2018

hyped up

sumber: @evi.sanjaya

Never expected being there last night (02/09), joined the crowd for closing 18th asian games. Berawal ajakan dadakan temen yang pengen ke asian fest, kapan lagi katanya. Saya pun menyepakati berangkat setelah beberapa agenda saya hari itu. Keluar dari Westin, memandang langit ingin runtuh. Gerimis mulai turun dan saya pun tetap memutuskan berangkat. My friend has left from Bekasi and we've got the ticket. Terima kasih buat yang sudah mengantrikan tiket, sudah rela basah-basahan, bahkan tidak masuk festival demi menunggu kami di Gate 6 biar ga repot cari-carian :*

I can't stopped at GBK because the long queue, my bus can't entered busway. I came out from next shelter. I decided walking from there, because GBK became sea of human. It was pouring rain, I waited for a hour till drizzle in Ratu Plaza. Tidak peduli dengan informasi gate akan ditutup jam 6. Tetap magriban dan makan sambil menatap hujan yang seolah tak kunjung reda. Hampir jam 7 baru menuju GBK dan... tentu saja masih boleh masuk, bahkan tanpa dimintai tiket :v

anti-wacana partner

We wondered, mencari layar lebar wkwk. Karena hujan beberapa layar (yang kami temui) sepertinya mati. Kami pun berlabuh hingga Zona Atung. Numpang makan sambil menikmati kembang api. Lalu menghabiskan sisa acara di depan layar. Jelas berbeda feeling menonton acara di sekitar lokasi dibanding streaming di rumah. Lebih seru tentunya. Dibuat tidak menyesal melawan dinginnya angin, pun tidak menyesal terlanjur basah.

Malam itu kami pulang melalui shelter Polda. We did another silly action wkwk. Cukup kami dan beberapa orang sealiran yang tau. Tak perlu ditanya seberapa ramai shelter malam itu. Beruntung masih bisa masuk ke dalam bus menuju Harmoni tanpa menunggu terlalu lama. Malah di Harmoninya yang lama menunggu bus PGC demi dapat tempat duduk. Lumayan rihat sejenak sebelum menjalani Senin kembali :v

Sabtu, 18 Agustus 2018

Journey to the East (part one)

Satu bulan yang lalu mendapat tugas dadakan (as always) and I'm not mentally prepared. Tidak semua orang rela sepuluh hari dinas di daerah terpencil, apalagi yang sudah mengantongi rencana perjalanan sebelumnya. Namun, dengan dalih telah mengikuti pelatihan (sebelum lebaran), I've choosen. Semula saya diset di daerah perkotaan dan menggunakan CAPI. Tentu saja saya menolak. I've gone to that city dan melihat pencacahan di sana tidak mudah.

Senin sore (16/07), setelah pulang kantor mendapat pesan whatsapp dan email pemberitahuan briefing. Selasa dijadwalkan seharian briefing, tapi kenyataannya setengah hari saja yang efektif, sisanya sibuk bursa pergantian petugas dan pemesanan tiket karena Rabu (18/07) sudah harus menuju daerah tugas masing-masing.

Sungguh ini perjalanan termepet yang pernah saya dapatkan. Pulang kantor hari itu mendadak harus packing kilat. Sekitar jam sebelas malam harus menuju bandara mengejar tiket dini hari pukul 01.35. Saya terpaksa menukar kasur dengan seat super early morning flight.

Setidaknya sunrise tidak pernah mengecewakan.

Jumat, 10 Agustus 2018

troublemaker

I made many mistakes along August. Perlu mulai berhati-hati semenjak diamati. Sulit tidak menjelaskan. Sulit menjelaskan tanpa berbohong. Lebih sulit lagi untuk menghindar. Ah, let me say sorry for intentional mistakes *plak.

Tidak mudah menjelaskan hal yang sebenarnya tidak ingin dijelaskan. Tidak mudah menjelaskan hal yang tidak lazim. Can't you let me off? I don't like to answer questions that I want to avoid. So tiresome. Sould I say yes if there is an offer to move?

Sebagai penutup, I really like person who don't ask a lot yet make my path easier (thank you so much, Sir). Anyway, after bunch of questions, thanks for granted my t.w.o days leave. Semoga dimudahkan, dilancarkan dan diberi kesehatan selama Hajj :)

Minggu, 05 Agustus 2018

GWR thing


Dengan berpartisipasi acara ini sudah bisa menjawab pertanyaan "apa yang sudah dilakukan untuk Indonesia" haha. Pemecahan rekor dunia "the largest poco-coco dance" dalam rangka menyambut Asian Games, sekaligus karena poco-poco terancam diakui oleh negeri tetangga. Seperti biasa, mulai riuh akibat tetangga berulah.

Btw, I need practice twice a week for this dance, and got yelled for my outfit once. It didn't cause mental breakdown yet, pernah mengalami yang lebih parah soalnya. Tapi kok ya ada yang mohon maaf lahir batin setelah acara kelar :v


Minggu, 15 Juli 2018

Stories for Rainy Days

Judul: Stories for Rainy Days
Penulis: Naela Ali
Penerbit: POP (Kepustakaan Populer Gramedia)
Terbit: 2016
Tebal: 198 halaman

It was rainy day,
with a hot darjeeling tea,
warm striped blanket and polka dot socks.
One perfect moment to read stories for cats."

***
"That solitary moment you have at a crowded place, when nothing else matters, only you and your book. That is bliss." - page 131
Buku yang sebagian besar saya nikmati di tengah hiruk-pikuk-panasnya angkutan umum ibukota, sangat bertolak belakang dengan anjuran judul dan ilustrasi sampulnya. Tertarik membaca buku ini karena watercolor illustrations yang ditawarkan begitu aesthetic. Ketika mendapat pinjaman buku ini, tidak menyangka bahwa buku berukuran mini dan berisi kumpulan cerita pendek.

Sepertiga bab awal terasa biasa saja, tidak sampai membuat saya baper. Haha. Kisah percintaannya terlalu personal and sorry, I can't relate :p. Ditambah lagu-lagu yang asing bagi saya. Well, lagu tertentu memang bisa mengingatkan kita pada seseorang atau suatu peristiwa.
"But honestly, I am scared right now, about the future that awaits me. Really, I might seem like careless girl who doesn't care about things, but I do, I really do think much about the future and about anything in fact, as I tend to be an overthinking person.

I'm afraid of starting a new relationship. I am afraid of failure. I know I am being dramatic. But if I am going to start a new relationship, I want it to be the last, to be real." - page 89
Saya mulai meresapi bab "Letter of Hope", saat keraguan mulai menyergap. Keraguan akan seseorang, keraguan akan masa depan. Hmm melewati fase quarter life crisis tidak pernah mudah. Seiring bertambahnya usia, bertambah pula serangkaian pertimbangan akan masa depan.
"Dear Past,

I don't know why I wrote to you, I guess there are some things that are left unsaid and I'd really love to talk to you. But meeting up maybe isn't a good idea. Not that I hate to see you but maybe later on we could meet up over casual conversations. But right now it is better this way.

Firstly, I would like to thank you for all the good things you did to me. Really, maybe we don't have that many exciting things to talk about. But when I looked back several times, I found many simple things that I actually should be grateful about." - pages 161-162
Bab "A Letter to the Past" akan membuat kita mengenang kembali masa lalu. Bahwa kita telah melewati hal-hal yang tak mudah. Kita dibuat belajar banyak hal; belajar sabar, belajar menerima, belajar memberi, dan belajar melepaskan.
"I realized that life is all about letting go - letting go our own egos that we are willing to make certain amount of efforts and energy to take the risks and accept the good or bad circumstances that might happen for the one we love.

Letting go also means that sometimes, no matter how much you thought you've put efforts into it, certain things are just not meant to be.

But then again, "In the end, the love you take is equal to the love you make." If it's meant to be, things will be just great...eventually." - page 195
Ada certain things atau yang biasa dikenal sebagai takdir, tidak dapat diubah meskipun kita telah berusaha sekuat tenaga. Maka berserah dirilah kepada Yang Membolak-balikkan Hati. You did well, yes, you did well. Semoga segera mendapat kabar baik.

Senin, 25 Juni 2018

#DanauTobaBerduka

Sumber: twit  @danautoba_ind

Seminggu sudah sejak kejadian tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun. Turut berduka cita atas korban yang meninggal dan hilang dalam musibah ini. Diberitakan lebih dari dua ratus orang penumpang. Semoga menjadi pelajaran ke depannya untuk meningkatkan keselamatan penumpang, dengan tidak melebihi jumlah penumpang dari daya angkut kapal dan mengikuti arahan BMKG terkait cuaca buruk.

Danau Toba pernah menjadi bagian dari perjalanan (dadakan) saya pada November tahun lalu. Danau yang pertama kali saya nikmati keindahannya bersama Air Terjun Sipiso-piso di kala mendung pagi itu. Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua jam dari kota Medan.

Amazed dengan danau berumur puluhan ribu tahun ini

Hari berikutnya saya rela reschedule; melanjutkan perjalanan empat jam demi mendekati Danau Toba, menyeberang dari Parapat ke Tomok. Suasana menyeberang kala itu masih lekat di ingatan. Semilir angin sejuknya sungguh sulit dilupakan. 

Kini Toba berduka. Semoga segera pulih :"

Senin, 16 April 2018

Supermentor22: Resep Sukses, Life Skills dan Etos Kerja untuk Generasi Abad 21


Edisi hadir terdadakan di #supermentor22. Baru mendaftar H-3 jam acara. Semula tidak berencana mendaftar karena tempat acara terbilang jauh di kota hujan. Lalu ada penggemar Kang Emil yang tiba-tiba mengajak. Setelah mengecek link pendaftaran, ternyata tiket masih available, saya pun akhirnya memutuskan beranjak.

Perjalanan kereta stasiun Tebet-Bogor memakan waktu lebih dari satu jam. Lalu dari stasiun Bogor ke tempat acara ditempuh sekitar setengah jam, pengaruh macet dan tentu saja hujan. Sangat ramai yang hadir. Saya tidak mengira bahwa venue yang digunakan tidak seluas biasanya. Well, dapat dipastikan bagi yang baru menuju tempat acara hampir jam 7 malam—setelah sholat dan window shopping—tidak dapat kursi.

baru kali ini berdiri...

Berdiri untuk dua jam kedepan tentu tidak nyaman. Alhasil nekat lesehan di lorong bersama rombongan yang lain. Antusiasme peserta yang datang kali ini dua kali lipat kapasitas venue. Barangkali panitia perlu memberi batasan jumlah peserta yang mendaftar agar tidak ada peserta yang sudah jauh-jauh datang tidak bisa masuk.
"Semua orang punya sesuatu yang istimewa dalam dirinya." - @dinopattidjalal
Generasi muda tidak boleh dogmatic (kaku dalam berpikir). Be open minded! Dalam dunia yang penuh kompetisi, learn to love to compete. Jangan kejar harta, jabatan, kekuasaan, tapi kejarlah kepercayaan, prestasi, dan reputasi. Kompetensi lebih penting dari ijazah. Skill adalah aset yang terpenting, beberapa contoh skill: bahasa, networking, leadership, dan presentation.
sukses = persistence + grit (tidak pernah menyerah)
Bedakan hobi, job, karir, dan impact. Usahakan dalam berkarir, mempunyai impact terhadap lingkungan atau masyarakat sekitar kita. Bedakan cerdik, cerdas, dan bijak. Cerdas berarti tahu A, B, C; cerdik adalah aplikasi cerdas; sedangkan bijak tahu prioritas dan bisa melihat hingga sepuluh step kedepan. Dream? Bedakan aspirasi, ambisi dan visi. Aspirasi merupakan tujuan hidup. Ambition is the next step of aspiration. Ambition is good, bukan sesuatu yang negatif, become your best. Lalu, vision is the next step of ambition.
"Achievement is one thing, but fulfillment is what makes you happy and blessed." -
@dinopattidjalal