CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 29 Juli 2019

(not) official trip

Strolling with large group was not so bad. Tak masalah membaurkan berbagai angkatan. Terima kasih tour guide dadakan. Terima kasih PIC andalan. Budget traveling terlaksana juga awal (lima) bulan lalu dengan perombakan jadwal di sana-sini. Next, science art museum mesti diagendakan ulang ya. Haha.

Seminggu sebelum berangkat, beberapa teman baru mengurus benda hijau. Sekarang sepertinya jauh lebih mudah prosesnya, bisa mendaftar online via aplikasi dan bisa memantau progress dari aplikasi yang sama. Pun sudah dapat mengantongi benda hijau tersebut kurang dari lima hari kerja. Selagi luang, tidak ada salahnya menyempatkan diri mengurusnya (bagi yang belum punya) sebagai aset yang perlu dimiliki.
sengaja blur :p

Tidak ada kantong yang jebol sepanjang Orchard Road, paling-paling hanya kaki yang pegal berkelana. Sangat disarankan memakai alas kaki yang nyaman kemana pun, karena kebanyakan menggunakan public tranport dan berjalan cukup jauh sampai tujuan. Transportasi umum yang digunakan kadang bus, kadang mrt yang jalurnya mudah dipahami, typical developed country. You can pay using Tourist Pass (STP) or Ez-link card. I prefer the latter.

Rabu, 17 Juli 2019

Seni Tinggal di Bumi

Judul: Seni Tinggal di Bumi
Penulis: Farah Qoonita
Penerbit: Kanan Publishing
Terbit: 2018
Tebal: 178 halaman

Karena kita hidup di sepetak kerajaan-Nya, ketahui seni tinggal di sana.

Mulai dari, Seni Melangkah di Bumi, tentang bagaimana kita menorehkan setiap guratan warna-warni kuas dalam kanvas kehidupan. Tentang Hati yang Ingin Dicintai, perihal bagaimana seharusnya kita memerlakukan hati sang pengemudi diri. Tentang Perempuan, ketahui bagaimana spesialnya perempuan di mata-Nya. Manusia Langit, kenali dan pelajari lebih jauh manusia-manusia yang telah sukses mendapat medali kemenangan nan agung. Dunia Di Sekitarmu, ketahui bagaimana romantisme perjuangan pembebasan Palestina, dan perihal dunia Islam pada umumnya. Terakhir, Menapaki Keabadian, tentang bagaimana kita seharusnya bersikap pada kehidupan setelah kematian.

Selamat menorehkan karya seni paling indah di dunia untuk negeri akhiratmu.

***

Sudah sejak tahun lalu (kadang-kadang) mengintip akun teh qoon, laman dakwah yang breathtaking. Sempat tertarik beli bukunya, tapi baru tergerak dua bulan lalu mengadopsinya dan menargetkan menamatkannya dalam bulan Ramadhan.
"Do what you love? Do what Allah loves!" - hlm. 27
Diksi buku ini terbilang ringan, penulis memparafrasakan aneka cerita Sirah Nabawiyah dikaitkan keseharian dengan sederhana. Penuh hikmah. Agaknya menjembatani bagi yang belum membaca redaksi cerita sahabat nabi secara utuh.

Buku ini bisa dicerna per bab secara acak, kecuali beberapa tulisan yang berupa cerpen. Jika membacanya urut, semakin memasuki tema besar terakhir, semakin keras tamparannya. Semakin dibuat merenung, salah satunya oleh tulisan berjudul "meminta recehan dilemparkan dari langit".
"Jangan-jangan selama ini kita mengerjakan akhirat hanya untuk dunia. Jangan-jangan kita lebih merindu untuk bergelimang harta, dibanding mendapatkan rida, ampunan, dan kasih sayang-Nya." - hlm. 162
Sedikit terganggu dengan beberapa typo, terlebih body tulisan yang kurang konsisten antara Serif atau Sans-Serif. I prefer Serif tho buat buku cetak begini. Despite of anything, formating tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan teh qoon. Grab the new-catchy-cover book dan selamat terinspirasi.

Sabtu, 15 Juni 2019

BukaTalks: Questions of Life

Sebulan lalu (11/05) menghadiri acara BukaTalks sekaligus buka bersama teman sefase bertumbuh. Berawal dari ajakan yang tumben tidak dadakan, saya pun berpartisipasi karena ada penulis "Filosofi Teras" menjadi salah satu pembicaranya. Buku yang masuk wishlist, menunggu bacaan habis dulu baru pinjam. Wkwk. Okeskip.


Najelaa Shihab. Korban pendidikan yang memilih berdaya, mengambil peran untuk pendidikan Indonesia. Proses belajar mengajar cenderung masih sama dari zaman ke zaman, yang hanya mengikuti kurikulum, tanpa tau dan memikirkan relevansi terhadap tujuan hidup. Padahal sebenarnya sejak lahir anak sudah merdeka belajar dengan banyak bertanya. Namun, fitrah anak untuk selalu bertanya dan berekspresi itu dimatikan karena pola pendidikan.

Ciri-ciri orang yang merdeka belajar:
1. Punya komitmen dengan tujuan; murid jarang memiliki pemahaman yang utuh, tujuannya sebagian besar hanya nilai atau peringkat
2. Mandiri; yakin punya kendali pada apapun yang terjadi pada dirinya.
3. Berani berefleksi; murid jarang mencari feedback, padahal perlu berkolaborasi dengan orang lain.

#semuamuridsemuaguru, semua diri kita menjadi murid sekaligus guru. Mari mengambil peran untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik kedepannya.


dr. Jiemi Ardian. Psikiater yang cukup sering tweet-nya mampir timeline meskipun tidak saya follow. Bahasan self awarness menarik minat jiwa-jiwa yang terpapar vulnerability belakangan ini, termasuk saya mungkin (#eh) yang masih belajar meregulasi emosi.

Topik yang disampaikan dr. Jiemi kemarin terkesan ilmiah, namun mudah dicerna. Dibuka dengan kisah salah satu pasiennya yang kemudian dikaitkan dengan konsep definisi: sehat; mental dissorder. Berdasarkan sebuah penelitian, bahagia hanya dipengaruhi 10 persen oleh faktor-faktor/kejadian luar seperti stress, kehidupan, masalah; 50 persennya genetik/nasib yang tidak dapat diubah; sisanya 40 persen dipengaruhi respon internal kita.

Jumat, 17 Mei 2019

Follow @MerryRiana

Judul: Follow @MerryRiana
Penulis: Debbie Widjaja
Penerbit: Gramedia
Terbit: 2013
Tebal: 360 halaman

5 Reasons Why My Life is Screwed Up:

5. Setelah setahun bekerja di Everell, penampilanku yang berantakan cocok sekali untuk menjadikanku model majalah Cosmopolitan. Judul artikelnya: Tanda-Tanda Anda Bekerja Terlalu Keras.

4. Pacarku marah besar karena katanya aku berubah jadi monster menyeramkan. Dan, oh, mungkin dia selingkuh dengan Agita, pramugari cantik itu.

3. Setiap kali pembaca novelku bertanya, “Kapan novel selanjutnya terbit, Kak?”, aku cuma bisa meringis dan berkelit, “Belum sempat, masih sibuk nih.”

2. Daftar orang yang kukecewakan sudah melampaui daftar film horor Indonesia. Yang paling parah, orang yang sangat kusayangi, Papa dan Mama, justru berada di urutan teratas!

But the number 1 reason why my life is screwed up is:

1. I DON’T EVEN HAVE A LIFE ANYMORE!

Bella punya karier cemerlang yang membentang di hadapannya—tapi ada harga yang harus dibayar. Dan ketika satu per satu masalah memukulnya, barulah ia terenyak dan bertanya, “Apakah aku ada di jalan yang benar?” Lalu cahaya terang itu muncul... lewat sosok yang sangat menginspirasinya: Merry Riana. Dari Merry Riana, Bella mempelajari hal-hal berharga. Makna perjuangan, kesuksesan, dan bagaimana menjalani hidup yang utuh sesuai passion.

***

Sudah lama sekali buku ini, mungkin saya saja yang baru membacanya di 2019. Wkwk. I'm not into Merry Riana back then (sampai sekarang pun). Pernah sekali ikut semacam seminar turunannya, but I didn't get it. Sorry, I just pictured promotions everywhere. Even I didn't post anything about it in here. I also haven't watched the movie.

Kembali ke buku ini, isinya bercerita seorang Bella yang fanatik akan Miss Merry. Akan ada kutipan cuitan (twitter) Miss Merry pada setiap babnya. Penulis (sepertinya) menuliskan kisahnya sendiri, mulai dari bagaimana mengetahui Miss Merry pertama kali, lalu terinspirasi hingga bagaimana hidupnya menjadi lebih baik.

Cerita Bella ini beralur maju mundur. Baru mulai tertarik menamatkan kisahnya ketika masuk petualangan NEXT—New Enterprise Executive Training. Salah satu percakapan menarik antara sang ayah dan Bella; perumpamaan hidup seperti juggling lima bola sekaligus: pekerjaan, keluarga, kesehatan, spiritualitas, dan teman-teman. Kelimanya penting dan usahakan supaya semuanya tetap ada di udara. Bola pekerjaan terbuat dari karet, sedangkan empat bola lainnya terbuat dari kaca.
"Dalam pekerjaan atau bisnis, kalaupun kamu sekarang dipecat atau bangkrut, kamu akan menemukan kesempatan lain. Kamu bahkan bisa mendapat yang lebih baik. Bola karet itu akan selalu membal, Bel. Tapi beda dengan bola kaca. Sekali kamu kena stroke, misalnya, kamu bisa lumpuh seumur hidup. Atau sekali kamu menyakiti hati teman kamu... belum tentu kalian bisa baik lagi." - hlm. 234
Got the point? Bekerjalah secukupnya, istirahat selebihnya *eh, maksudnya penuhi hak jasmani, sirami rohani, dan tengok social life sesekali. Put family first, instead of work. Intinya balik lagi ke value masing-masing. It's your life anyway. Selanjutnya, ada kutipan puisi yang relatable.
"Rest if you must, but don't quit." - hlm. 262
"Don't give up though the pace seems slow,
You may succeed with another blow.
Success is failure turned inside out,
The silver tint of the clouds of doubt,
And you never can tell how close you are,
It may be near when it seems so far,
So stick to the fight when you're hardest hit,
It's when things seem worse,
That you must not quit." - hlm. 265
To sum up, this book share idea to live a fulfilled life. A fulfilled life adalah hidup berdasarkan passion atau panggilan hidup kita. Hanya kita yang paling mengenal dan mengetahui yang paling baik bagi diri kita sendiri. Dengarkan suara hati kita, tanpa terlalu terganggu dengan tekanan dari media atau pendapat orang lain di sekitar kita.
"Don't chase after money; rather, chase your passion and money will chase after you." - hlm. 304
Selamat #HariBukuNasional. 

Jumat, 26 April 2019

when your order expired

Dua hari lalu (24/04) memesan return ticket di aplikasi tiket(dot)com, lumayan ada potongan harga hingga 300ribu. Kala itu sudah melakukan pembayaran BRIVA. Transaksi ibanking hampir gagal akibat koneksi internet, tapi setelah logout mendapat pesan notifikasi bahwa transaksi berhasil. Namun, eticket tak kunjung diterbitkan.

Waktu pesan menumpang via aplikasi seorang kakak karena kesulitan mengganti detail pemesan pada aplikasi sendiri. Alhasil membuat dia panik. Me? Cenderung santai, hanya sedikit cemas karena seorang teman pernah mengalami kejadian serupa saat promo gledek bulan lalu. Eticketnya baru terbit H+5, status pemesanan eticket processing. Deg.

Tiket yang saya pesan untuk keberangkatan Minggu (28/04). Kalau lima hari kemudian eticket baru terbit hanguslah perjalanan saya. Status pada aplikasi pun pesanan sudah kadaluarsa. Berkali-kali menghubungi cs, via email, whatsapp, dan telepon pada hari memesan. Nihil. Tak ada respon. Sambungan telepon cs tak bersambut, disarankan mesin penjawab untuk hubungi via whatsapp.

Hari berikutnya mencoba menghubungi cs lagi via email dan whatsapp. Tetap tak kunjung mendapat balasan. I was not in a good shape that morning. Hingga tidak begitu memikirkan. Worse case-nya ya paling tinggal memesan return ticket ulang. Sorenya disarankan kakak yang direpotin buat hubungi pihak bank bahwa transaksi gagal, saldo terpotong. Setengah mengiyakan. Namun, sore itu diminta memikirkan hal lain dan malamnya reroute menonton Endgame. Terlupakanlah itu menelpon cs bank, rencana besoknya saja langsung bertemu fisik.

Kabar baik sebelum subuh Jumat (26/04) whatsapp dibalas cs tiket(dot)com; diminta mengirimkan screenshot bukti pembayaran. Beruntung belum menghubungi cs bank hari sebelumnya. Jumat pagi sekitar jam sembilan mendapat telepon tiket(dot)com bahwa transaksi pembayaran sudah diterima, tapi tiket gagal issued. Ditawarkan dua opsi apakah dibantu pemesanan tiket ulang atau refund. Setelah berpikir sejenak saya memilih opsi pertama dan cs-nya pun membantu mengecek ketersediaan jadwal penerbangan maskpai yang dipilih. 

Setelah konfirmasi detail pemesan dan jadwal diterima, diberitahukan bahwa tiket akan diproses dalam satu jam. Jika tiket yang dipesankan lebih mahal dari yang sebelumnya dipesan, kelebihannya akan ditanggung pihak mereka. Betapa leganya mendapatkan eticket kurang dari satu jam yang dijanjikan. Intinya belajar tidak tergesa-gesa dalam bertindak. Jika sendiri terasa berat, libatkan beberapa kepala untuk berpikir. YNWA.

Sabtu, 06 April 2019

Aroma Karsa

Judul: Aroma Karsa
Penulis: Dee Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka
Terbit: 2018
Tebal: 724 halaman

Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.

Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.

Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.

Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.

Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.

***

Sudah lama sekali tidak menyentuh karya Dee. Pun hanya mengecap Madre dan Perahu Kertas sekitar 6-7 tahun yang lalu. Sampai sekarang belum menguatkan diri menyelami seri Supernova-nya, khawatir tenggelam gagal paham :p

Pertama kali disuguhi buku setebal ini menciutkan selera membaca seketika. Membaca bab-bab awal pun terasa membosankan, saraf olfaktori belum tune in dengan dunia aroma. Seiring perkembangan karakter, makin lama makin dibuat candu, menagih, terlebih saat petualangan mencari Puspa Karsa dimulai; dibuat tidak beranjak.

Bagi yang suka fantasi mungkin cocok dengan buku ini, melatih imajinasi dengan kadar yang sulit ditakar, menguji kepekaan indra penciuman. Tidak habis pikir penjabaran aneka aroma yang dijejalkan. Terselip dongeng berlatar sejarah, ditambah sentuhan Bahasa Jawa kuno. Tidak sepakat romansa Jati-Suma tidak terkesan vulgar :p Haha.

Plot twist endingnya patut diacungi jempol. Sempat terkena efek samping; dibuat penasaran dengan Gunung Lawu, apakah benar mistis dan menyimpan sejarah yang tak tertulis dimana pun. Tulisan Dee terkesan apik dan kaya akan riset. Menarik dengan diksi yang tidak lazim.
"Badanmu ringan. Pikiranmu yang berat." - hlm. 624

Senin, 18 Maret 2019

obscure

Beberapa hal terkadang tidak perlu repot dijelaskan dalam situasi tertentu. Terlepas dari benar atau tidak konteks percakapan. Boleh kalau tidak sepakat. Tidak menjawab pertanyaan saat berada di lift yang padat. Tidak menjawab pertanyaan random saat di lorong. Meskipun yang tanya bapak-bapak yang terhormat *ditoyor. Mohon maaf atas ketidakacuhan yang disegaja, membiarkan pertanyaan menggantung di udara, kadang sengaja tidak meralat asumsi jawaban. NB: I use sneakers for other particularly reason anyway. Hobi olahraga (lari) baru belakangan, iya, lari dari kenyataan :p  

Mungkin hanya sebagian kecil populasi tersisa yang masih minta izin terlebih dulu sebelum memberikan nomor orang lain dan saya memilih menjadi salah satunya. Privacy. Tidak banyak yang menyadari. Bukan bermaksud sombong, minimal kasih heads up lah, tidak sembarang kasih. Nanti repot lagi kalau ada yang tersinggung jika pesan tidak segera dibalas atau kalau di grup hanya menjadi silent reader. Lebih mudah matikan saja paket datanya, but I didn't. Ya mudah-mudahan cukup paham sedang hectic atau ada yang lebih urgent. I'll be back if needed. I rarely pick up unknown number calls. Maklum textrovert :p

Pernah suatu ketika membeli sepatu bersama teman yang heran karena mencari sepatu yang seminimal mungkin tampak mereknya. Lalu kapan hari dia kemudian berseloroh barang-barangmu terlihat murah. I take it as compliment. Haha. Membeli barang 'mahal' untuk pembuktian ke orang lain tidak menjadi tujuan saya. Misal, pernah ada yang dikomentari warna tasnya lusuh. Tidak perlu tersinggung. Iya, gantungan monyetnya kok yang mahal. Haha. Tidak perlu tersinggung pun ketika beberapa barang ditanya original atau tidak. Hargai justifikasi masing-masing orang. Pasti ada alasan yang cukup reasonable dibalik hasrat kebendaannya :p

Kalau ditanya worth it atau tidak mengeluarkan sedemikian jumlah rupiahnya, kembali pada preferensi masing-masing. Seringnya ada harga, ada kualitas. Kadang ada juga kok yang murah dan berkualitas. Pintar-pintar kita sebagai pembeli. Ketika si bulky dianggap flagship S, tidak perlu buang energi meralat, senyumin aja. Pun harus merelakan jika temannya (benar) berpindah tangan. Predecessor yang sudah menemani hampir lima tahun. Mudah-mudahan diganti yang lebih baik.